Berita Karawang

Kisah Haji Endang Pemilik Jembatan Perahu di Desa Anggadita Karawang yang Hasilkan Uang Puluhan Juta

Haji Endang menceritakan, pembuatan jembatan ini berawal dari permintaan seorang tokoh Dusun Rumambe kepadanya pada 2010 lalu.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Haji Endang pemilik jembatan ponton dengan sandaran dari perahu besi di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, jembatan itu melintasi Sungai Citarum. 

Berjalannya waktu, dibangunlah penyeberangan yang menghubungkan Desa Anggadita Kecamatan Klari dan Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel.

Baca juga: Warga Berharap Jembatan Kali Jambe Cepat Rampung dan Bisa Segera Digunakan

Awalnya jembatan itu dibangun berbahan kayu, akan tetapi pada 2017 jembatan itu dibangun dengan besi dan sandaran perahu besi. Total ada 11 penyangga perahu besi.

Kehadiran jembatan itu sangat dirasakan manfaatkan bagi warga setempat. 

Haji Endang menegaskan, pembangunan jembatan itu bukan karena untuk bisnis akan tetapi menolong warga.

Bahkan bukan warga setempat saja, akan tetapi juga bagi pekerja atau buruh pabrik.

Jembatan penghubung Desa Anggadita Kecamatan Klari dan Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat viral di media sosial.
Jembatan penghubung Desa Anggadita Kecamatan Klari dan Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat viral di media sosial. (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam)

"Awalnya tidak ada kepikiran untuk berbisnis, niatnya menolong masyarakat. Terbukti banyak masyarakat tertolong kan, tapi kan membutuhkan perawatan, baik perahu, jalan, penerangan, hingga upah yang kerja," kata dia.

Dikatakannya, modal membangun jembatan ini juga cukuo besar mencapai Rp 10 miliar. Saat ini dirinya juga masih memiliki hutang ke bank yang harus dilunasi karena meminjam uang untuk pembangunan jembatan tersebut.

"Modalnya kan bertahap, awal itu Rp 5 miliar tapi kalau ditotal sampai Rp 10 miliar," ucapnya.

Endang menilai, sejak jembatan penyeberangan itu dibangun, ekonomi di sekitarnya pun turut tumbuh. Banyak warga berjualan di pinggir jalan.

Sebab, banyak sekali kendaraan yang melintasi jalan kampung tersebut.

"Kita bisa bedakan dulu sama sekarang. Sepanjang jalan banyak warga yang jualan," kata dia.

Selain itu, Endang juga merekrut 40 warga sebagai pekerjanya. Usianya pun tak dibatasi, mereka digaji dari hasil uang pengendara yang melintas.

"Gajinya macem- macem. Ada yang UMK ada yang tidak. Ada beberapa indikatornya. Misalnya lama kerja dan rajin tidaknya," tandasnya. 
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved