Berita Daerah
Dilanda Banjir Selama 13 Jam, Kawasan Perumahan Taman Cibodas Berantakan, Penuh Lumpur dan Sampah
Selokan dan gorong-gorong di kawasan itu juga terlihat dipenuhi oleh sampah dan lumpur, yang menimbulkan bau tidak sedap.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- Lumpur dan sampah berserakan di Kawasan Perumahan Taman Cibodas, Kota Tangerang, usai dilanda banjir selama 13 jam.
Melalui pantauan Wartakotalive.com, lumpur-lumpur berwarna hitam sisa banjir tersebut menggenangi jalan di Jalan Raya Taman Cibodas.
Selain itu, puluhan sampah juga terlihat berserakan di jalan yang terbuat dari conblock tersebut.
Sampah yang berserakan itu mulai dari sampah plastik, sterofom, kardus, daun-daun, batang pohon, peti kayu tempat menampung sayur-sayuran, hingga sampah kulit telur.
Baca juga: Akibat Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Wilayah Kota Tangerang Dikepung Banjir dan Pohon Tumbang
Baca juga: Ditinggal Mudik, 77 Rumah di Perumahan Rooswood Garden Ciputat Terendam Banjir Sedada Orang Dewasa
Sampah dan lumpur itu terlihat berantakan, hingga mengganggu warga sekitar yang melintas.
Selain merendam area jalan, banjir yang terdiri dari lumpur dan sampah tersebut juga terlihat memasuki area tempat tinggal dan tempat usaha warga sekitar.
Terlihat puluhan warga membuang sisa-sisa banjir serta membersihkan sisa lumpur tebal dan sampah yang terbawa ke dalam rumahnya.
Selokan dan gorong-gorong di kawasan itu juga terlihat dipenuhi oleh sampah dan lumpur, yang menimbulkan bau tidak sedap.
BERITA VIDEO : KOTA TANGERANG DIKEPUNG BANJIR DAN POHON TUMBANG
Dewi, salah seorang warga sekitar mengatakan, banjir melanda kawasan tersebut sejak pukul 03.00 WIB dinihari.
Banjir yang membawa sampah dan lumpur itu disebabkan oleh aliran Kali Sabi yang meluap, sejak diguyur hujan dengan intensitas tinggi sejak tadi malam.
"Banjir sudah ada dari semalam pukul 03.00 WIB dinihari dan baru surut sore ini pukul 13.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB," ujar Dewi saat diwawancarai Wartakotalive.com, Rabu (11/5/2022).
"Banjir yang datang kesini itu kiriman dari aliran Kali Sabi, makanya kotor, hitam, berlumpur dan banyak sampah," imbuhnya.
Dewi menuturkan, banjir kerap kali melanda wilayahnya itu saat hujan deras turun atau saat musim hujan tiba.
Baca juga: Terkena Banjir Berhari-hari, Warga Sukatani Minta Drainase Jalan Raya Tambelang Dibenahi
Namun demikian, selama banjir melanda area tempat tinggal warga tersebut, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang tidak pernah terlihat membersihkan sampah bekas banjir.
Menurutnya, sampah tersebut hanya dibersihkan oleh warga sekitar.
"Tahun ini aja atau lima bulan terakhir, disini banjir sudah sampai 4 kali, dan semuanya itu sama, air banjirnya kotor dan jorok," tuturnya.
"Gimana enggak jorok, orang sampah di bawah gorong-gorong ini aja enggak pernah dibersihin petugas, paling yang di jalan ini doang dibersihin warga," terangnya.
BERITA VIDEO : INTENSITAS HUJAN TINGGI, TANGERANG DIKEPUNG BANJIR
Akibatnya, banjir yang membawa kotoran tersebut terbawa arus hingga ke dalam rumah atau ke tempat usaha para warga.
Menurutnya, banjir kali ini masuk ke dalam tempat usaha atau tolo pakaian miliknya hingga setinggi 20 cm.
Beruntung, Dewi telah belajar dari pengelaman sebelumnya, dan telah mengantisipasi banjir merendam dagangannya, dengan meletakan di tempat tinggi.
"Kalau di jalan ini tinggi banjir tadi malem, soalnya di toko saya banjir itu masuk sampai setinggi betis orang dewasa atau 20 cm," ungkapnya.
"Alhamdulillah belajar dari pengalaman, baju-baju dagangan di toko saya sudah disimpan ke tempat tinggi, mengantisipasi takut terjadi banjir," jelasnya.
Dewi pum mengharap, agar Pemerintah Kota Tangerang dapat segera menyelesaikan persoalan banjir yang telah terjadi berulang kali itu.
Sebab ia menilai, banjir tersebut amat merepotkan masyarakat, karna harus membutuhkan waktu lama untuk membersihkannya.
"Kalau bisa minta tolong sama Pemkot Tangerang, supaya masalah banjir ini bisa cepat diselesaikan, karena sudah bertahun-tahun banjir terulang terus" ucapnya.
"Minimal mbok ya dibersihin lah saluran air atau gorong-gorongnya ini, supaya kalau banjir, enggak kotor, jorok dan bau lagi yang masuk ke rumah," kata Dewi.
(Laporan Wartawan TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro/M28)