Berita Bencana
Kampung Mujiah Karawang Jadi Langganan Banjir, Warga Minta Pemda Berikan Solusi Konkret
Herman (42), Ketua RT 001, RW 002 Desa Mekarmulya, menyampaikan, lokasi Kampung Mujiah dikelilingi Sungai Cibeet.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Kampung Mujiah yang terletak di Desa Mukarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat menjadi salah satu titik yang dilanda banjir di Kabupaten Karawang pada Senin (5/12/2022).
Wilayah itu juga menjadi langganan banjir, bahkan dalam satu tahun bisa terkena banjir beberapakali. Banjir terjadi karena luapan Sungai Cibeet.
Herman (42), Ketua RT 001, RW 002 Desa Mekarmulya, menyampaikan, lokasi Kampung Mujiah dikelilingi Sungai Cibeet.
Karenanya, hampir setiap tahun banjir menyapa kampungnya.
Jika hujan turun terus menerus di hulu Sungai Cibeet, seperti Bogor dan Cianjur, banjir sudah pasti menyapa.
BERITA VIDEO: POLISI EVAKUASI LANSIA SAKIT DAN BAYI SAAT BANJIR DI PURI NIRWANA RESIDENCE
"Ini hampir setiap tahun banjir, malah kadang satu tahun bisa terjadi beberapakali. Kalau mulai kapan banjirnya engga hapal, tapi makin parah 3 tahun terakhir ini," katanya, pada Senin (5/12/2022).
Pada Februari 2021 misalnya, di Kampung Mujiah, banjir sampai setinggi ventilasi rumah. Saat itu warga mengungsi di Kantor Desa Mekarmulya.
Untuk hari ini banjir setinggi 10 CM hingga 120 CM. Akan tetapi, sekarang ini sudah mulai surut.
Baca juga: SIM Keliling Karawang Selasa 6 Desember 2022 di Parkiran Mega Mall, Simak Detail Persyaratannya
Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi Selasa, 6 Desember 2022, di Dua Lokasi Satpas, Simak Syaratnya
Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi Selasa 6 Desember 2022 di Polsek Bantargebang, Cek Syarat dan Waktunya
"Jelang subuh mulu naik airnya, sampai siang. Mudah-mudahan terus surut engga naik lagi," kata Herman.
Herman berharap ada tindakan konkret dari pemerintah daerah terkait banjir ini. Dia yakin, persoalan banjir ini bisa diatasi jika serius dalam menanganinya.
Sementara Sekretaris Desa Mekarmulya, Yusup Tonjiri menyebut tahun lalu banjir hampir mengepung seluruh desa.
Desa Mekarmulya sendiri berbatasan dengan Kabupaten Bekasi. Batasnya Sungai Cibeet. Apalagi desa di sekitar lokasi juga terdampak banjir.
"Makanya kalau banjir ini terisolasi. Jadi kalau ngasih bantuan juga susah, karena akses," kata dia.
Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: Besok Terakhir, PT Jgemilang Jaya Berkarya Buka Lowongan Operator Produksi
Baca juga: Penyaluran BLT BBM Tahap 2 di Makassar Capai 60 Persen, BSU Selesai 10 Hari Lagi
Dia menambahkan, hari ini banjir merendam 73 rumah di Kampung Munjiah, Leuwisisir, dan Karangsae.
Rinciannya di RT 001 RW 001 Kampung Mujiah sebanyak 171 orang dari 55 keluarga terdampak. Adapun di RT 004 RW 002 Kampung Leuwisisir sejumlah 26 dari 18 keluarga yang terdampak. Kemudian RT 006 RW 003 Kampung Karangsae sebanyak 42 warga dari 14 keluarga terdampak banjir.
"Jika ditotal ada 239 orang dari 87 keluarga terdampak. Beberapa di antaranya balita dan lansia," kata dia.
Dikatakan warga masih bertahan di rumah masing-masing. Namun pihaknya telah bersiap jika banjir meninggi.
Yusup berharap ada solusi konkret untuk banjir di Desa Mekarmulya, agar warga tak lagi kebanjiran.
Baca juga: Astaga! Siswi SMA di Bekasi Melahirkan saat Ujian, Bayinya Dibuang di Samping Sekolah
Baca juga: Tiga Sungai Meluap Bersamaan, Ratusan Rumah di Karawang Terendam Banjir
Baca juga: Berkali-kali Cabuli Siswi, Pedagang Keliling di Karawang Dibekuk Polisi
"Jangan dibiarkan ini jadi langganan dan dianggap biasa. Tapi harus dipikirkan langkah konkret, cari solusinya," katanya.
Banjir terjadi di titik wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat akibat luapan air sungai pada Senin (5/12/2022).
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Yasin Nasrudin, menjelaskan, akibat air kirimian yang meluap dari sungai Cibeet, Citarum dan Cidawolong menyebabkan tiga desa di Karawang terendam banjir.
Tiga desa itu yakni Desa Karangligar dan Mekarmulya Kecamatan Telukjambe Barat, serta Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat.
"Hujan deras diwilayah hulu dan di beberapa wilayah kabupaten Karawang sehingga Meluapnya sungai Citarum, dan Cibeet, serta sungai Cidawolong," kata Yasin pada Senin (5/12/2022).
Baca juga: Citarum Meluap, Ratusan Murid SD di Bekasi Kebanjiran saat Ujian Akhir
Baca juga: Gara-gara Terlilit Hutang, Kurir di Karawang Nekat Merampok Tempat Kerjanya Sendiri
Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: BTPN Syariah Buka Lowongan Tenaga Community Officer untuk Perempuan
Dikatakan Yasin, akibat luapan aliran sungai menyebabkan 232 rumah warga terendam banjir, sejak Minggu, 4 Desember 2022 hingga Senin, 5 Desember 2022, dengan ketinggian air 10 - 120 CM.
Sebanyak 458 warga mengungsi ke mesjid, rumah tetangga dan sudaranya yang tidak terdampak banjir.
"Saat ini Satgas BPBD sudah melakukan assesment ke lokasi kejadian bersama Aparat Desa, Muspika, Babinsa AD, Binmaspol," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di dekat aliran ketiga sungai itu agar tetap waspada.
Sebab, curah hujan masih tinggi di daerah hulu sungai.
"Hati-hati jangan sampai lengah, amankan berkas penting dan keselamatan keluarga jika dirasa ketinggian air semakin tinggi. Petugas kami terus standby di lokasi," katanya.
Baca juga: Laksdya TNI Amarullah Oktavian, Rektor Universitas Pertahanan Disebut-sebut Cocok Jabat Sebagai KSAL
Baca juga: Warga Sofie Residence Karawang Diancam Penjara 10 Tahun dan Denda Miliaran karena Merusak Lingkungan
Tiga Desa Terendam Banjir
Sebelumnya diberitakan, bencana banjir merendam tiga wilayah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat akibat luapan air dari tiga sungai berbeda, pada Senin (5/12/2022).
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Yasin Nasrudin, menjelaskan, akibat air kirimian yang meluap dari sungai Cibeet, Citarum dan Cidawolong menyebabkan tiga desa di Karawang terendam banjir.
Tiga desa itu yakni Desa Karangligar dan Mekarmulya Kecamatan Telukjambe Barat, serta Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat.
"Hujan deras diwilayah hulu dan di beberapa wilayah kabupaten Karawang sehingga Meluapnya sungai Citarum, dan Cibeet, serta sungai Cidawolong," kata Yasin Nasrudin pada Senin (5/12/2022).
Dikatakan Yasin Nasrudin, akibat luapan aliran sungai menyebabkan 232 rumah warga terendam banjir, sejak Minggu, 4 Desember 2022 hingga Senin, 5 Desember 2022, dengan ketinggian air 10 - 120 CM.
BERITA VIDEO: PERUMAHAN PONDOK GEDE PERMAI TERENDAM, BANYAK RUMAH PENUH LUMPUR, AKTIVITAS WARGA TERGANGGU
Sebanyak 458 warga mengungsi ke mesjid, rumah tetangga dan sudaranya yang tidak terdampak banjir.
"Saat ini Satgas BPBD sudah melakukan assesment ke lokasi kejadian bersama Aparat Desa, Muspika, Babinsa AD, Binmaspol," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di dekat aliran ketiga sungai itu agar tetap waspada.
Baca juga: Berkali-kali Cabuli Siswi, Pedagang Keliling di Karawang Dibekuk Polisi
Baca juga: Pemuda Tewas Ditusuk saat Nongkrong di Danau, Pelaku Ditangkap, Polisi Masih Enggan Jelaskan
Sebab, curah hujan masih tinggi di daerah hulu sungai.
"Hati-hati jangan sampai lengah, amankan berkas penting dan keselamatan keluarga jika dirasa ketinggian air semakin tinggi. Petugas kami terus standby di lokasi," katanya.
Rendam Sekolah
Sebelumnya diberitakan, ratusan murid di SDN Bojongsari 04, Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupatanen Bekasi, terpaksa harus melaksanakan ujian penilaian akhir semester (PAS) di halaman rumah warga akibat sekolahnya terendam banjir, Senin (5/12/2022).
Irma Kartika (42) seorang guru SDN Bojongsari 04 menjelaskan banjir yang disebabkan luapan air Sungai Citarum merendam sekolah setinggi satu meter.
Terdapat 288 siswa yang tetap melaksanakan ujian pagi hari tadi.
Baca juga: Citarum Meluap, Ratusan Murid SD di Bekasi Kebanjiran saat Ujian Akhir
Baca juga: Kawanan Tawon Madu di Cibubur Mengamuk, Enam Orang Terluka, Satu Orang Paling Parah Dibawa ke RS
"Iya kerendam banjir ini air dari Cibeet dan Citarum, air masuk dari jam 03.00 WIB subuh sampai sekarang air masih terus naik. Alhamdulillah anak-anak masih bisa melaksanakan PAS walaupun dengan kondisi urgent ya, kita dijalanan ini sama di rumah saya tadi," ucap Irma Kartika di lokasi.
Menurut Irma, sekolah tempatnya mengajar seringkali terendam banjir saat aliran Sungai Cibeet dan Citarum meluap hingga merendam seluruh ruangan.
"Memang iya, kalau disebut langganan ya emang langganan karena kita kan tempatnya itu di dataran bantaran Kali Cibeet dan Citarum," katanya.
Saat ini pemerintah daerah setempat masih mengerjakan pembangunan gedung SDN Bojongsari 04. Irma berharap bangunan sekolah yang baru nantinya bisa mengurangi dampak banjir.
"Alhamdulillah sih sebenarnya sudah dibangun ruang kelas baru yang tingkat, cuma memang masih proses pembangunan. Mudah-mudahan ke depannya sudah tidak lagi terganggu banjir," harapnya.
Baca juga: Gara-gara Terlilit Hutang, Kurir di Karawang Nekat Merampok Tempat Kerjanya Sendiri
Baca juga: Menyusul Liga 1 Kembali Dilanjutkan, Askot Kota Bekasi Harapakan Liga 3 Juga Segera Bergulir
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan meninjau langsung kondisi SDN Bojongsari 04 yang terendam banjir. Dia mengapresiasi para guru yang tetap melaksanakan PAS meski kondisi sekolah terendam banjir.
"Untuk Ibu guru dan Bapak guru saya memberikan penghargaan ya meskipun dalam kondisi sekolahnya terendam tetap menyelenggarakan layanan pendidikan, khususnya memang hari ini hari pertama pelaksanaan ujian, meskipun kondisinya darurat seperti ini," ungkapnya.
Untuk pelaksanaan PAS di hari berikutnya, lanjut Dani, Pemerintah Kabupaten Bekasi akan memberikan bantuan berupa tenda darurat jika sekolah tersebut masih terendam banjir.
"Nanti mungkin akan ditambahkan tenda darurat untuk siswa belajar, selama sekolahnya masih terendam banjir," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Muchlis mengatakan permukiman warga yang terdampak terdapat di dua titik, yakni di dusun 1 dan dusun 2. Dari hasil assement sementara, sedikitnya 95 Kepala Keluarga (KK) dengan total 365 jiwa terdampak.
Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: BTPN Syariah Buka Lowongan Tenaga Community Officer untuk Perempuan
Baca juga: Minta Keringanan Tuntutan, Pengacara Bharada E Bawa Surat Rekomendasi LPSK ke Jaksa Penuntut Umum
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan di wilayah terdampak guna penanganan lebih lanjut, termasuk mendata dan memberikan bantuan logistic bagi warga terdampak," tuturnya.