Advertorial

BPBD Jabar Gelar Simulasi Gempa Bumi Ingatkan Warga Bandung Barat Bahaya Bermukim di Sesar Lembang

Dalam simulasi gempa bumi tersebut, BPBD Jawa Barat juga turut melibatkan tim gabungan dari Damkar, BMKG, PVBMG, PMI, Basarnas, hingga relawan.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat, Dani Ramdan, mengatakan kegiatan simulasi gempa bumi di sesar Lembang, menjadi momentum aktivasi, renacana kontijensi, hingga melatih kesiapsiagaan personel, Rabu (31/5/2023)  

Suasana simulasi cukup mencekam, ketika petugas berhasil menyelamatkan enam orang warga yang berperan sebagai korban gempa bumi.

Mereka terlihat diboyong petugas, sambil memakai perban di sekujur tubuhnya. Situasi ini dibuat nyata, seakan gempa bumi sesar Lembang, benar-benar terjadi pada saat itu.

Selama hampir tiga jam, para petugas dari masing-masing regu, melakukan simulasi penyelamatan gempa bumi di empat titik lokasi tersebut.

Petugas BPBD serta tim gabungan pun terlihat kembali ke lapangan sepakbola Universitas Advent Indonesia, setelah selesai melakukan simulasi.

Diketahui, dalam simulasi ini, BPBD Jawa Barat, menentukan kegiatan tanggap bencana selam tujuh hari, paska terjadinya gempa sesar Lembang.

Simulasi pun dinyatakan selesai, setelah BPBD Jawa Barat beserta tim gabungan melaksanakan apel penutupan.

Di samping itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat, Dani Ramdan mengatakan meski kegiatan simulasi di sesar Lembang ini sudah dilakukan setiap tahunnya.

Akan tetapi, simulasi gempa bumi ini dirasa perlu untuk dilakukan secara berkala, guna mengaktivasi sistem peringatan dini, renacana kontijensi, serta kesiapsiagaan personel.

"Sesuai dengan rencana kontijensi, kita akan uji coba skenario terjadinya gempa di area sesar Lembang ini, dengan skala magnitudo tertentu yang menimbulkan dampak cukup luas," kata Dani saat diwawancarai, Rabu (31/5/2023).

Selain itu, Dani menuturkan dengan adanya simulasi ini, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran warga terkait bahaya yang ada di sekitarnya.

Setelah warga mengetahui potensi bencana yang ada di sekitarnya sambung Dani. Maka, hal itu dapat mengurangi resikonya.

"Dalam simulasi ini, artinya siap untuk selamat, sehingga ketika ada bencana masyarakat sudah tahu harus melakukan apa, kalau menyelamatkan diri evakuasinya ke mana, titik kumpul di mana dan sebagainya," ujarnya.

(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nurma Hadi/m41/*)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

 


 
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved