Mahasiswa UI Dibunuh Senior

Profil Korban Pembunuhan Mahasiswa UI: Ingin Melanjutkan Sekolah ke Rusia Hingga Raih Gelar Doktor

Dalam kasus pembunuhan mahasiswa UI ini, korban mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastra Rusia memiliki cita-cita tinggi.

|
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Muchtar Fathoni (kiri) dan Faiz Rsmanjani (kanan) keluarga dari Muhammad Naufal Zidan, mahasiswa UI yang jadi korban pembunuhan oleh kakak kelasnya, saat konferensi pers di Mapolres Metro Depok, Sabtu (5/8/2023). 

Alta mengaku berusaha menyelesaikan masalah ini dengan berbagai cara, termasuk cara terakhir yang merugikan banyak orang.

"Saya sudah hopeless (tidak ada harapan). Saya sudah tidak menemukan jalan terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri hingga peristiwa pembunuhan terjadi," paparnya.

Dia menegaskan tidak mempunyai masalah pribadi atau dendam dengan korban.

"Karena saya sudah putus asa. Itu rencana (membunuh dan merampok-Red) muncul saat saya menngantari korban pulang ke kosnya di hari Rabu (2/8/2023)," ucapnya.

Alta mendapatkan inspirasi untuk membunuh korban setelah menonton film Narcos, sebuah film tentang perang gengster Narkoba di Meksiko tahun 1980-an.

"Saya tusuk berkali-kali karena korban melawan. Saya sudah berusaha memberi kesempatan kepada korban untuk  melawan dan membunuh saya juga biar kami berdua mati," ungkap mahasiswa Jurusan Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya UI ini.

Setelah membunuh korban, Alta pulang ke kos dengan membawa barang-barang korban berupa iPhone dan Macbook.

Namun setelah pembunuhan itu, Alta mengaku batinnya tidak tenang. Dia  merasa dikejar bayang-bayang korban.

"Saya percaya mimpi adalah pratanda. Beberapa waktu lalu saya mimpi ditangkap. Setelah kejadian, saya mimpi dibunuh korban dan disaksikan banyak orang," ungkapnya.

Dengan kondisi batin seperti ini, Alta pun tinggal ke kos dan menunggu ditangkap polisi.

"Saya mengikuti prosedur dengan kooperatif. Saya akan menjalankan hukuman dan menerima konsekuensinya," tutur Alta.

Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan mengakui pelaku belajar membunuh dari Youtube.

"Pengakuan pelaku, sempat belajar cara membunuh yang cepat dari Youtube. Di Youtube, dia lihat jantung yang menjadi sasaran pertama," tandas Nirwan.

(Sumber : Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com, Hironimus Rama/Ron)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News


 
 

Sumber: Tribun depok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved