Info Pemilu

Survei PRC di Jawa Timur, Elektabilitas Capres Ganjar Pranowo Masih yang Tertinggi: 40,4 Persen

Politika Research and Consulting (PRC) sebut elektabilitas Ganjar Pranowo unggul dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Editor: Panji Baskhara
jatengprov.go.id
Politika Research and Consulting (PRC) sebut elektabilitas Ganjar Pranowo unggul dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Foto: Ganjar Pranowo 

TRIBUNBEKASI.COM - Politika Research and Consulting (PRC) merilis hasil survei elektabilitas tiga bakal calon presiden di Jawa Timur.

Menurut hasil survei, Ganjar Pranowo berhasil unggul dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Dalam survei, responden diberikan pertanyaan, "Jika pemilihan presiden diadakan hari ini, siapa capres yang akan bapak dan ibu pilih dari 3 nama berikut?"

Direktur Eksekutif PRC, Rio Prayogo, menyebut bahwa survei sebelumnya juga telah dilakukan pada bulan April.

Baca juga: Ubah Cara Berpikir Birokrat, Ganjar Pranowo Mengaku Siap Maksimalkan Digitalisasi Ke Level Nasional

Baca juga: Pengamat Politik Ini Sebut Prabowo dan Ganjar Bakal Pertimbangkan Nama Cawapres Pesaing Cak Imin

Baca juga: Jadi Presiden Pilihan Buruh Indonesia, Loyalis Serukan Dukungan untuk Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Namun, sebagai perbandingan, survei kembali dilakukan setelah Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) melakukan deklarasi.

Berdasarkan hasil survei, elektabilitas Ganjar Pranowo mendominasi dengan angka 40,4 persen.

Rio menekankan bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo telah stabil.

"Trend elektabilitas capres tiga nama yang ditemukan dalam survei di Jawa Timur, dari April Ganjar Pranowo masih stabil di angka 40 persen, nyaris tidak berubah," ujar Rio, Minggu (18/9/2023).

Di urutan kedua, terdapat Prabowo Subianto dengan elektabilitas sebesar 32,3 persen.

Rio mencatat bahwa elektabilitas Prabowo mengalami penurunan sebesar 8,2 persen.

Sementara itu, Anies Baswedan berada di posisi akhir dengan elektabilitas mencapai 18,3 persen.

Rio menambahkan bahwa meskipun berada di posisi akhir, terdapat peningkatan signifikan terhadap elektabilitas Anies.

"Sementara Anies Baswedan yang di bulan April berada di angka 14,0 persen, kini meningkat jadi 18,3 persen. Dalam waktu seminggu saja terjadi kenaikan sebesar 4,3 persen," tuturnya.

Metode survei dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face), dengan margin of error sebesar 2,7 persen.

Proses wawancara berlangsung pada tanggal 7-12 September 2023, dengan total 1.200 responden yang berhasil diwawancara.

Responden memiliki usia minimal 17 tahun atau telah memiliki KTP, tersebar secara proporsional di 38 Kabupaten-kota, dan dipilih secara acak di 120 desa atau kelurahan.

Ubah Cara Berpikir Birokrat

acapres Ganjar Pranowo ungkap betapa pentingnya digitalisasi di dalam mengubah paradigma birokrasi di pemerintahan.

Menurutnya, langkah ini akan membawa pengalaman luar biasa dalam pelayanan publik.

Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo saat berbicara pada acara Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia dengan tema 'Ganjar Jawab Tantangan Masa Depan Indonesia' di The Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2023).

"Digitalisasi kemudian bisa memudahkan dan membikin ini pengalaman luar biasa, apa yang luar biasa?"

"Mengubah cara berpikir para birokrat. Dari mereka yang dulu melayani biasa-biasa saja, sekarang luar biasa," kata Ganjar Pranowo.

Ganjar juga membagikan pengalaman pribadinya ketika menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah (Jateng).

Pada masa itu, ia mengeluarkan kebijakan bahwa setiap keluhan masyarakat harus mendapatkan respons dalam waktu 1 x 24 jam.

"Saya kasih aturan 1 x 24 jam harus direspons, dijawab aja, kalau 1 x 24 enggak kamu respons kamu masuk dashboard saya," ucap dia.

Lebih lanjut, Ganjar Pranowo sebut jika hal itu terjadi sampai tiga kali, ia tidak segan untuk menghubungi kepala dinas terkait dengan pertanyaan, "'Bu, Pak, apa sudah bosan jadi kepala dinas?'".

Ganjar Pranowo menegaskan, kebijakan tersebut telah berhasil menghilangkan jarak antara masyarakat dan kepala dinas.

Hal ini karena keluhan yang disampaikan bisa langsung direspons oleh pihak terkait.

"Akhirnya kemudian tidak ada lagi jarak antara kepala dinas dan dengan rakyat karena dia mendapatkan respons secara langsung," tandasnya.

Elektabilitas Ganjar Masih Unggul

Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei elektabilitas tiga pasangan bacapres dan bacawapres di Pilpres 2024.

Hasilnya, Ganjar Pranowo yang disimulasikan bersama Ridwan Kamil unggul dari pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Dimana Anies-Muhaimin diketahui sudah resmi mendeklarasikan sebagai pasangan bakal capres-cawapres di Pilpres 2024.

Sedangkan pasangan Prabowo Subianto yang disimulasikan berduet dengan Erick Thohir berada di posisi kedua.

"Anies-Muhaimin mendapatkan dukungan 16,5 persen, Prabowo-Erick 31,7 persen, dan Ganjar-Ridwan Kamil 35,4 persen."

"Masih ada 16,4 persen yang belum jawab" kata pendiri SMRC Saiful Mujani dalam keterangan resminya, pada Jumat (15/9/2023).

Saiful memaparkan survei terbaru SMRC dilakukan melalui telepon pada 5-8 September 2023.

Survei telepon dilakukan pada warga yang memiliki telepon. Mereka merepresentasikan 80 persen pemilih.

Lebih lanjut, Saiful berkata responden yang terlibat juga merupakan warga yang memiliki akses ke media online, dan yang punya akses pada internet dan memiliki telepon.

"Karena itu, survei telepon cukup bisa menggambarkan sikap dan sentimen pemilih terhadap deklarasi pasangan Anies-Muhaimin atau yang dikenal sebagai pasangan Amin" ujarnya.

Saiful akui, simulasi SMRC hanya untuk melihat bagaimana reaksi publik pada pasangan Anies-Muhaimin setelah dideklarasikan.

Sedangkan Ganjar Pranowo diketahui belum memutuskan akan berpasangan dengan siapa, tapi dari berita yang beredar, salah satu yang potensial adalah Ridwan Kamil.

"Ridwan sendiri sudah bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno-Putri. Sementara untuk Prabowo Subianto, salah satu tokoh yang potensial menjadi pasangannya adalah Erick Thohir" ujar Saiful.

Sementara Erick Thohir didukung sebagai wakil presiden oleh Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang sekarang dukung Prabowo Subianto.

Erick Thohir dinilai sudah melakukan sosialisasi sejak jauh hari untuk menjadi calon wakil presiden.

"Tentu saja pasangan Ganjar maupun Prabowo bisa berubah, tapi setidaknya pasangan Anies-Muhaimin kemungkinan relatif stabil" ujarnya.

Saiful mengatakan bahwa pihaknya belum pernah membuat simulasi Anies berpasangan dengan Muhaimin.

Karena itu tidak bisa dibandingkan apakah sentimen pemilih ketika survei dilakukan itu positif atau negatif pada deklarasi Anies-Muhaimin.

"Namun dalam survei individual di mana Anies berhadapan dengan Ganjar dan Prabowo, suara Anies sekitar 20an persen."

"Artinya, ketika Anies berpasangan dengan Muhaimin, data ini menunjukkan suara Anies belum mengalami kenaikan" ujar Saiful.

Di sisi lain, Saiful menyatakan selama ini Anies Baswedan didukung oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat yang jika dijumlahkan, suaranya kurang lebih sekitar 20an persen.

Hal itu ama dengan perolehan suara Anies Baswedan dalam simulasi tiga nama.

Karena itu, menurut Saiful, jika suara Anies-Muhaimin sekarang sekitar 16 persen, ini mungkin mencerminkan kekuatan dua partai, bisa PKB dengan Nasdem atau Nasdem dengan PKS.

Saiful menyebut bahwa angka dukungan sekitar 16 persen logis karena kemungkinan mencerminkan dua kekuatan politik.

Jika hal tersebut terjadi, menurut Saiful, artinya Anies Baswedan tidak atau kurang memiliki pemilih independen.

Hal itu karena pendukungnya hanya berasal dari partai-partai yang mengusungnya.

Padahal partai-partai memberi dukungan karena berharap mendapatkan efek ekor jas dari Anies Baswedan.

Namun dilihat dari data sementara tersebut, Anies Baswedan belum memberikan efek ekor jas karena suara pendukungnya masih merupakan suara partai.

"Kalau menurun, saya tidak bisa bilang begitu. Tapi setidak-tidaknya (data ini menunjukkan) tidak meningkat. Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin."

"Harapan bahwa suara pasangan ini akan meningkat paska deklarasi belum terjadi. Kalau kita berpikir positif, mungkin karena mesin politiknya belum panas dan pemilih butuh waktu untuk antri masuk ke kotak Anies-Muhaimin" kata Saiful.

Ada yang Halangi Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Siapa?

Upaya PDI Perjuangan (PDIP) merangkul mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjadi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo, tidaklah berjalan mulus.

Kabarnya, Ridwan Kamil ditawari berbagai hal oleh bakal capres lain agar tidak menjadi cawapres Ganjar Pranowo.

"Yang saya dengar Pak RK (Ridwan Kamil--red) sudah ditawari berbagai hal oleh calon lain agar tidak berpasangan dengan Mas Ganjar," kata Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus seperti dikutip dari Tribunnews.com Jumat (15/9/2023).

Lalu siapa capres yang dimaksud menghalang-halangi Ridwan Kamil untuk menjadi cawapres Ganjar?

Ketika ditanya soal itu, Deddy enggan mengungkapkan siapa bakal capres tersebut.

"Monggo, silakan dicek kebenarannya," ujar Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Ganjar ini.

PDIP menyebut ada bakal Capres yang menghalang-halangi Ridwan Kamil untuk menjadi Cawapres Ganjar Pranowo.

Deddy mengatakan ada bakal Capres yang membujuk Ridwan Kamil agar tak menjadi bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo.

Kabarnya, Ridwan Kamil ditawari berbagai hal oleh Capres lain tersebut agar tidak dengan Ganjar Pranowo.

Diketahui sebelumnya nama Ridwan Kamil masuk dalam kandidat cawapres pendamping Ganjar.

Bahkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri disebut sudah menawarkan Ridwan Kamil.

"Pak Ridwan Kamil mengatakan pada ketua umum kami dia dipanggil, diundang oleh Ibu Megawati. Nah, kemudian ditawari menjadi (bakal) wapres itu yang kemudian menjadi merebak isu baru kan," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Prabowo makan cilok bareng Ridwan Kamil

Momen Ridwan Kamil ajak Prabowo Subianto makan cilok diunggah Ketua Umum Partai Gerindra tersebut pada Kamis (14/9/2023).

Dalam instagram Prabowo Subianto, terlihat mantan Gubernur Jawa Barat itu menyambangi rumah Prabowo Subianto di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Prabowo pun menunjukan cilok yang diberikan Ridwan Kamil sebagai oleh-oleh. Keduanya kemudian menikmati cilok bersama.

Pakai bahasa sunda, Prabowo Subianto pun berterima kasih kepada Ridwan Kamil atas oleh-oleh ciloknya.

Prabowo Subianto mengaku menyukai sekali cilok yang diberikan oleh Ridwan Kamil.

“Tuang sareng Kang Emil, hatur nuhun kanggo oleh-oleh cilokna. Raos pisan. (Makan bareng Kang Emil, Makasih atas oleh-oleh ciloknya, enak banget)” kata Prabowo.

Diketahui selain masuk bursa Cawapres Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil juga masuk bursa Cawapres Prabowo Subianto.

Namun, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade akui, pertemuan itu hanya sekadar makan malam dan silaturahmi.

Sebab Ridwan Kamil saat ini berstatus sebagai kader Golkar yang merupakan koalisi Indonesia Maju.

"Jadi pertemuan itu makan malam di Kertanegara. Lalu, Kang Emil datang, bawa oleh-oleh cilok untuk Pak Prabowo."

"Kedua, pertemuan itu kan makan malam antara Pak Prabowo dengan Kang Emil, yang merupakan kader Golkar bahkan bagian dari Koalisi Indonesia Maju," kata Andre.

Andre menjelaskan, Prabowo dan Ridwan Kamil memiliki sejarah yang panjang di dunia politik Tanah Air.

Pun Prabowo Subianto sudah mengenal dekat Ridwan Kamil sejak maju menjadi Wali Kota Bandung.

"Pak Prabowo dan Kang Emil ini kan punya sejarah panjang. Pertama kali Kang Emil maju wali kota Bandung kan didukung Partai Gerindra."jelasnya.

(TribunBekasi.com/Wartakotalive.com/DES/Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved