Universitas Indonesia

Terungkap Film Tahun 1990-an Utamakan Unsur Erotis, Ini Penjelasan Dosen FIB UI Sang Kurator Pameran

Dosen Study Rusia FIB, Dr. Hendra mengungkap fakta sejarah tentang perkembangan film bioskop di Jakarta.

Editor: Dodi Hasanuddin
Humas dan KIP UI
Terungkap Film Tahun 1990-an Utamakan Unsur Erotis, Ini Penjelasan Dosen FIB UI Sang Kurator Pameran 

Asisten Kurator Dr. Hendra, Jajang Nurjaman S.Hum., M.A. menyebutkan bahwa ciri khas dari pameran sejarah adalah dapat diidentifikasi melalui keberadaan timeline yang kronologis. 

Periodisasi dalam pameran ini didasarkan pada peristiwa politik yang terjadi pada masa Hindia Belanda, masa Pendudukan Jepang, dan masa Republik Indonesia.

Baca juga: Strategi dan Kebijakan Universitas Indonesia Mantapkan Diri Menjadi Entrepreneurial University

Masing-masing periode memiliki keunikan tersendiri.

Saat pertama kali hadir di tengah masyarakat dalam bentuk bioskop keliling, pada umumnya film-film yang ditampilkan berasal dari Barat sebab ketika itu Bumi Putera belum memiliki kemampuan untuk memproduksi film sendiri. Begitu masuk ke zaman Jepang, film diarahkan untuk propaganda.

"Kondisi itu akhirnya berangsur-angsur pulih setelah Indonesia merdeka, sehingga film kembali pada fungsi awalnya, yaitu sebagai hiburan,” ujar Jajang.

Dalam konteks genre, lanjutnya, hingga tahun 1990-an, film bergenre horor merupakan yang paling populer di Jakarta.

Jajang menyinggung bahwa pada masa itu, terjadi penurunan performa perfilman yang ditayangkan di Jakarta.

Film-film tahun 1990-an lebih mengutamakan unsur erotis dibandingkan unsur grafis yang memberi kenyamanan bagi penonton.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari situasi politik yang ada.

“Pemerintah pada masa itu melarang pembicaraan yang mendalam terkait politik, sehingga masyarakat dibiarkan untuk menonton film seperti itu sebagai bentuk pengalihan isu yang
paling efektif,” kata Jajang.

Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Museum Jakarta, Esti Utami, S.S menyatakan bahwa Pameran Jejak Memori Gempita Layar Perak Jakarta” penting diadakan.

Hal ini sebagai langkah dan inovasi dari Museum Sejarah Jakarta untuk menghadirkan sejarah dalam nuansa yang lebih menyenangkan.

Kurasi Perfilman Pertama

Pameran ini merupakan kurasi perfilman pertama yang diselenggarakan oleh Museum Sejarah Jakarta.

Pameran itu digelar bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved