Berita Politik

Dua Pengamat Politik Ini Prediksi Alasan Jokowi Masuk Golkar, Bahkan Disebut bisa Jadi Ketua Partai

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, peluang Presiden Jokowi pindah ke Golkar sangat besar.

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
Tribunnews.com
Jokowi bersama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto --- Isu tentang berpindahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Golkar mulai ramai diperbincangkan masyarakat. Sejumlah pengamat politik pun turut mengomentari dan memberikan pandangan terkait kemungkinan Presiden Jokowi pindah haluan ke Partai Golkar. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Isu tentang berpindahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Golkar mulai ramai diperbincangkan masyarakat.

Sejumlah pengamat politik pun turut mengomentari dan memberikan pandangan terkait kemungkinan Presiden Jokowi pindah haluan ke Partai Golkar.

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, peluang Presiden Jokowi pindah ke Golkar sangat besar.

Sebab, kata Adi, dari sejumlah parpol pendukung Jokowi saat ini, Golkar yang paling memungkinkan menjadi kendaraan barunya.

BERITA VIDEO : UTANG PEMERINTAH TEMBUS RP 6.625 TRILIUN, MENKO AIRLANGGA HARTANTO: MASIH WAJAR

“Golkar partai besar tempat paling nyaman untuk berlindung di kemudian hari setelah Jokowi tak lagi jadi Presiden,” kata Adi.

Sebabnya, pertama, Golkar merupakan partai politik tua dengan massa pendukung besar.

Pada Pemilu 2019 lalu, partai berlambangan pohon beringin itu mengantongi 17.229.789 suara nasional, terbanyak ketiga setelah PDIP dan Partai Gerindra.

Baca juga: Gibran Rakabuming Diduetkan dengan Prabowo Subianto, Airlangga Hartanto: Cocok Pakai Kuning

Kedua, Golkar tak memiliki figur sentral. Dengan situasi tersebut, Jokowi bisa menjadi tokoh besar di partai.

Berbeda dengan Partai Gerindra, misalnya, sulit buat Jokowi bergabung lantaran partai berlambang garuda itu memiliki Prabowo Subianto, sang ketua umum, sebagai figur sentral.

“Kalau di Golkar, aura Jokowi masih terlihat kuat meski sudah tak lagi jadi Presiden karena di Golkar sejauh ini tak ada figur sentral,” ujar dia.

Jadi kendaraan politik

Sementara Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, mengatakan, berpindahnya Presiden Jokowi ke Partai Golkar bukan tanpa alasan.

Salah satunya, Golkar berpotensi menjadi kendaraan politik bagi Jokowi maupun Gibran di masa mendatang.

Namun, bagaimana akhirnya, menurut Ujang, ada dua skenario yang bisa terjadi.

Halaman
12
Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved