Pilkada DKI

Pengamat Politik UIN Sebut Nasdem Bakal Rumit Jagokan Anies-Sahroni di Pilkada DKI, Ini Penyebabnya

Dia menyebut, partai yang dinahkodai Surya Paloh tidak bisa mengusung Anies-Sahroni sendirian karena tak cukup kursi di legislatif. 

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
tangkapan layar Youtube KompasTV
Nama Anies Baswedan terus mencuat untuk diusung menjadi calon gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Partai NasDem mengambil ancang-ancang untuk menduetkan Anies Baswedan- Ahmad Sahroni dalam pemilihan gubernur. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Pengamat Politik dari Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno,  turut menanggapi isu duet Anies Baswedan--Ahmad Sahroni (Anies-Sahroni).

Menurutnya, sulitnya terwujud keinginan tersebut jika tidak ada partai politik lainnya yang setuju untuk mendukung duet Anies-Sahroni.

“Kuncinya ada partai lain yang siap gabung dukung. Kalau tak ada, duet (Anies-Sahroni) ini tidak bakal terjadi,” ucap Adi kepada wartawan dikutip, Senin (6/5/2024).

Dia menyebut, partai yang dinahkodai Surya Paloh tidak bisa mengusung Anies-Sahroni sendirian karena tak cukup kursi di legislatif. 

BERITA VIDEO : JENAKANYA AHMAD SAHRONI DAN RIDWAN KAMIL 'PERANG DINING' KODE BEREBUT DKI 1

Seperti diketahui Nasdem tengah mengkaji peluang untuk menduetkan Anies Baswedan dan Ahmad Sahroni sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.

Diketahui, Partai Nasdem memperoleh 11 kursi di DPRD  Jakarta pada Pileg 2024, sementara syarat partai mengusung calon gubernur adalah sebanyak 22 kursi.

Menurut Adi, akan terjadi kerumitan jika Nasdem benar-benar ingin menjagokan Anies-Sahroni. Kerumitan itu tidak lain tentang ada atau tidaknya partai yang berkenan bergabung.

Baca juga: Kabar Ridwan Kamil Maju Pilkada DKI Makin Berhembus Kencang, Ini Pernyataan Airlangga Hartanto

Menurut Adi, meski Nasdem, PKS, dan PKB berkoalisi di Pilpres 2024, namun tidak semudah itu terjadi kesepakatan untuk mendukung calon gubernur dan wakil gubernur dari satu partai saja.

“PKS dan PKB belum tentu mau. PKS atau PKB mungkin akan menyorongkan kader internal mereka juga untuk bisa maju," imbuhnya.

Selain itu, PKS dan PKB juga akan mempertanyakan mengenai keuntungan apa yang akan diperoleh keduanya jika melanggengkan keinginan Nasdem mengusung Anies-Sahroni.

"Kalau PKB dan PKS dukung duet tersebut, dua partai itu dapat apa? Politik itu soal untung rugi," ucap dia.

Adi mengatakan, jika memang tidak ada partai yang mau bergabung, Partai Nasdem harus memilih antara Anies atau Sahroni untuk dijagokan di Pilkada  Jakarta 2024. 

"Jika tak ada partai yang mau gabung, tentu Nasdem mesti milih antara Anies atau Syahroni yang harus dimajukan," jelas dia.

BERITA VIDEO : ANIES BASWEDAN TAK INGIN PIKIRKAN PILGUB DKI JAKARTA DULU, INGIN JEDA USAI KALAH PILPRES

Halaman
12
Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved