Taruna STIP Tewas

Kemenhub Hilangkan Tanda Kepangkatan dan Sebutan Senior Junior di STIP Jakarta Usai Tewasnya Putu

Kemenhub juga akan menerapkan penangguhan sementara penerimaan taruna STIP dan mengoptimalkan penerimaan taruna di sekolah pelayaran lainnya.

|
Editor: Ichwan Chasani
Kompas.com/David Oliver Purba
Ilustrasi - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Amarulloh Adityas Putra, kakak kandung taruna STIP yang tewas Amirulloh Adityas Putra, Minggu (16/7/2017). Amirulloh Adityas tewas akibat kekerasan senior terhadap junior di kampus STIP, Jakarta. 

Diberitakan sebelumnya, aksi kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta Utara (Jakut) merenggut nyawa.

Akibat tindak kekerasan yang dilakukan seniornya bernama Tegar Rafi Sanjaya, seorang mahasiswa tingkat I STIP berinisial PSA meninggal dunia.

Kasus kekerasan yang mencoreng dunia pendidikan ini terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) pada Jumat (3/5/2024) sore.

Tegar merupakan mahasiswa STIP tingkat 2 yang merasa kesal melihat juniornya mengenakan kaos olahraga.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan melalui keterangan tertulis yang diterima wartawan, mengatakan saat itu korban bersama empat temannya turun ke lantai dan bertemu dengan pelaku yang merupakan mahasiswa tingkat 2.

Baca juga: Tren Penurunan Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Terhenti, Ahad Ini Tetap Rp 1.313.000 Per Gram

Baca juga: Baru Satu Pekan Bebas Bui, Maling Spesialis Pecah Kaca Mobil Pakai Busi Kembali Diringkus Polisi

"Kemudian T ini nanya siapa yang nyuruh pakai baju olahraga ke gedung pendidikan lantai 3 masuk ke kelas kelas," terangnya, Sabtu 4 Mei 2024.

Selanjutnya, kata Gidion, korban bersama teman-temannya diajak ke kamar mandi lantai 2 dan lima orang mahasiswa tingkat I itu disuruh baris.

Barisan pertama diisi oleh korban, kedua Angga, ketiga Dicky, keempat Jeremy dan kelima Reski.

Kemudian korban di pukul dengan tangan mengepal oleh Tegar sebanyak 5 kali kearah ulu hati hingga lemas dan terjatuh.

"Setelah memukul teman-teman korban disuruh pergi meninggalkan lokasi, ada seniornya melihat korban di kamar mandi dan langsung dibawa ke klinik," terangnya.

BERITA VIDEO : INGIN SEKOLAH JADI TEMPAT TERNYAMAN, RIDWAN KAMIL LUNCURKAN APLIKASI ANTI BULLYING

Saat dibawa ke klinik nyawa korban sudah tidak bisa tertolong lagi alias meninggal dunia. 

Sebelumnya, Seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara meninggal dunia diduga dianiaya oleh seniornya beberapa waktu lalu.

Paman korban, Nyoman Budi Arto mengatakan, pihak keluarga mendapatkan kabar siswa berinisial P itu meninggal dari pihak kampus, Kamis (2/5/2024) pagi.

Ia mengaku belum mendapatkan tanggapan dari pihak tempat keponakannya mengenyam pendidikan.

"Belum, saya baru tiba di Jakarta, hari ini saya mau minta pertanggung jawaban kampus. Sama saya tuntut pelaku, anak saya sehat banget, dipukulin sampai pingsan di toilet," tegasnya, Sabtu (4/5/2024).

Baca juga: Pemprov Jabar Kembangkan Muara Tawar Bekasi Jadi Lokasi Konservasi dan Wisata

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 6 Mei 2024 Besok

Keluarga tuntut pertanggungjawaban pihak kampus

Seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara meninggal dunia diduga dianiaya oleh seniornya beberapa waktu lalu.
Paman korban, Nyoman Budi Arto mengatakan, pihak keluarga mendapatkan kabar siswa berinisial P itu meninggal dari pihak kampus, Kamis pagi, 2 Mei 2024.
Ia mengaku belum mendapatkan tanggapan dari pihak tempat keponakannya mengenyam pendidikan.
"Belum, saya baru tiba di Jakarta, hari ini saya mau minta pertanggung jawaban kampus. Sama saya tuntut pelaku, anak saya sehat banget, dipukulin sampai pingsan di toilet," tegasnya, Sabtu (4/5/2024).
Budi mengaku, pihaknya sudah mencocokan keterangan dari teman keponakan dengan berita acara polisi.
Ia juga belum mengetahui alasan para senior STIP itu memukuli keponakannya sampai berujung maut.
"Katanya kemarin saya tonton di YouTube enggak ada budaya gitu (senioritas), kalau ada budaya gitu, dibubarkan sekolahnya. Itu saya tonton di YouTube mankanya anak saya disekolahin disitu saya berani bilang enggak terjadi apa-apa," tegasnya.
Ia meminta pertanggung jawaban pihak STIP atas insiden meninggalnya P yang baru tingkat pertama sekolah di sana.
Ia berharap ada hukuman berat yany setimpal dengan perbuatan hingga merenggut nyawa keponakannya.

Baca juga: Jadwal SIM Keliling Karawang Senin 6 Mei 2024 Besok di Mall Cikampek Hingga Pukul 15.00

Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Senin 6 Mei 2024 Besok, di Mitra 10 Harapan Indah, Cek Syaratnya

Sejauh ini, Budi masih mendapatkan informasi pelaku penganiayaan baru 1 orang dan ada lima saksi yang diperiksa.
"Korban anak pertama dari tiga bersaudara," imbuhnya. (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan; Wartakotalive.com/Miftahul Munir)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved