Berita Kriminal

Ingin Gabung Geng Pertemanan, Siswi SD di Depok Ini Dibully dan Dianiaya Dulu Oleh Kawanan Siswi SMP

Bullying dan penganiayaan itu dilakukan sebagai tradisi bagi seseorang yang ingin bergabung masuk dalam sebuah geng pertemanan. 

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Dedy
LADBIBLE via Kompas.com
Ilustrasi Bullying dan Penganiayaan --- Aksi bullying dan penganiayaan yang dialami siswi SD sebagai syarat untuk bergabung dalam sebuah geng pertemanan mencuat di Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. 

TRIBUNBEKASI.COM, KOTA BEKASI --- Aksi bullying dan penganiayaan mencuat di Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Bullying dan penganiayaan itu dilakukan sebagai tradisi bagi seseorang yang ingin bergabung masuk dalam sebuah geng pertemanan. 

Korban siswi SD ini mengalami bullying dan penganiayaan oleh sejumlah siswi SMP di pekarangan samping Situ Asih Pulo, Jalan Pitara, Gang Damai, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Ketua RT 06/RW 07 Rangkapan Jaya, Kuswanto menjelaskan, aksi bullying tersebut bermula saat korban hendak bergabung dengan geng pertemanan para pelaku.

BERITA VIDEO : INGIN SEKOLAH JADI TEMPAT TERNYAMAN, RIDWAN KAMIL LUNCURKAN APLIKASI ANTI TAWURAN

Kemudian, korban diajak ke tempat kejadian perkara (TKP) oleh para pelaku dan dianiaya.

“Korban diajak ke tempat tersebut (TKP), mungkin kalau kita bicara anak sekolahan sekarang itu kayak adik-kakakan,” kata Kuswanto, Rabu (5/6/2024).

“Jadi misalkan kayak kalau mau ikut saya (geng pertemanan), kamu harus ibaratnya terima tantangan dulu gitu,” sambungnya.

Baca juga: Menolak Damai, Kakek Korban Dugaan Bullying di TK Swasta di Serpong Minta Hukum Tetap Berjalan

Usai kejadian tersebut, keluarga korban langsung melakukan visum dan membuat laporan ke Polres Metro Depok.

Kuswanto menambahkan, pihak kepolisian dari Babinkamtibmas Polsek Pademangan didampingi penerus RT setempat sudah mendatangi kediaman korban.

Korban dipukuli bergantian 

Sebelumnya, dalam video yang diterima TribunnewsDepok.com, korban di-bully di sebuah perkebunan yang dikelilingi pepohonan dan ilalang.

Nampak korban tersungkur di atas tanah dan dihujani pukulan bertubi-tubi dari para pelaku.

Sadisnya, pelaku melakukan penganiayaan terhadap korban secara bergantian sambil memvideokannya.

Korban sempat merengek-rengek kesakitan, namun para pelaku tidak menghiraukannya dan terus melancarkan serangan.

BERITA VIDEO : ANAK KEMBAR YANG DIEJEK KARENA JADI PEMULUNG DIBERI RUMAH OLEH PRABOWO SUBIANTO

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Depok, Iptu Nurhayati membenarkan peristiwa perundungan tersebut.

“Iya baru kemarin kejadiannya, itu korbannya kelas 6 SD,” kata Nurhayati, Selasa (4/6/2025).

Nurhayati menambahkan, korban perundungan sudah membuat laporan ke Polres Metro Depok pada Selasa siang.

Atas kejadian tersebut, korban yang diketahui berumur 12 tahun itu mengalami luka pada bagian punggung dan kepala.

Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait aksi bullying tersebut.

“Karena dendam, pelaku intinya enggak suka sama korban, tapi konteksnya masih dalam penyelidikan,” pungkasnya.

Korban ternyata anak yatim

Terkuak sosok AU (12), siswi SD yang menjadi korban perundungan (bullying) dan penganiayaan di wilayah Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Ketua RT 06/RW 07 Rangkapan Jaya, Kuswanto menjelaskan, AU merupakan seorang anak yatim yang tinggal bersama neneknya.

Kesehariannya, AU bersekolah dan membantu sang nenek berjualan lauk matang.

“Saya juga sedih karena AU itu anak yatim, saya sampai enggak tega juga dengan berita ini,” Kuswanto saat ditemui di lokasi, Rabu (5/6/2024).

Ketua RT 06/RW 07 Rangkapan Jaya, Kuswanto menunjukkan lokasi terjadinya aksi bullying di Jalan Pitara, Pancoran Mas, Kota Depok. (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy)
Ketua RT 06/RW 07 Rangkapan Jaya, Kuswanto menunjukkan lokasi terjadinya aksi bullying di Jalan Pitara, Pancoran Mas, Kota Depok. (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy) (TribunnewsDepok.com)

Untuk sekadar biaya sekolah, AU harus menanti bantuan dari rumah yatim masjid di lingkungan tempat tinggalnya.

“Setiap hari saya lihat berangkat sekolah, saya kadang boncengin karena kebetulan enggak ada yang nganterin,” ungkapnya.

“Anaknya baik, makanya terus terang saja ikut sedih,” sambungnya.

(Sumber : Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy/m32)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

 

Sumber: Tribun depok
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved