Pilgub Jakarta

Gerindra Tegaskan Masih Dukung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta, Tunggu Parpol Lain untuk Koalisi

Penegasan tentang dukungan Gerindra untuk pencalonan Ridwan Kamil itu disampaikan Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. 

Editor: Ichwan Chasani
Wartakotalive.com/Alfian Firmansyah
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, ditemui di sela-sela kegiatan Harlah PKB, di kantor DPW PKB Jakarta, Pulo Gadung Jakarta Timur, Minggu, 21 Juli 2024. 

Kendati demikian, Ahok menyatakan PDIP tak bisa mengusung sendiri calon gubernur-wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Kuasa Hukum Terdakwa Keberatan Adanya Dugaan Pelaku Lain di Kasus Ibu Gugat Anak Kandung di Karawang

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 22 Juli 2024 Besok

Sebab, perolehan kursi PDIP di Jakarta hasil Pemilu legislatif 2024 hanya 15 kursi, sehingga harus bekerja sama dengan partai lain.

"Saya sulit maju Jakarta lagi, ini secara teori karena partai pendukung saya itu kemungkinan enggak dapat kerja sama untuk memajukan," ujarnya.

Nama Ahok memang belakangan dipertimbangkan PDIP untuk kembali diusung di Pilkada Jakarta 2024.

Namun, hingga kini partai berlambang banteng moncong putih itu belum memutuskannya.

Di sisi lain, saat ini Calon Gubernur Jakarta petahana Anies Baswedan sudah memastikan diri bakal maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengawali sebagai parpol yang telah memberikan dukungan untuk Anies Baswedan maju ke Pilgub Jakarta 2024.

Baca juga: Jadwal SIM Keliling Karawang Senin 22 Juli 2024 Besok di Pospol Dawuan Hingga Pukul 14.00

Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Senin 22 Juli 2024 Besok, di Mitra 10 Harapan Indah, Cek Syaratnya

Respon Anies Baswedan

Pertarungan antara Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta pada 2017 berpeluang akan terulang kembali.

Adapun isu itu mencuat lagi setelah Ahok dalam salah satu wawancara eksklusif dengan televisi nasional memberikan pernyataan jika pertarungannya dengan Anies Baswedan akan lebih menarik, karena untuk mengukur sampai mana bangsa Indonesia naik level menuju Bhinneka Tunggal Ika.

Anies Baswedan yang merupakan mantan Gubernur Jakarta ini pun angkat bicara soal kemungkinan dirinya kembali berhadapan dengan Ahok di Pilgub Jakarta 2024.

Anies Baswedan menyebut Pilkada Jakarta 2024 bukan tentang siapa yang berada dalam panggung pertarungan, melainkan untuk kepentingan warga Jakarta.

Hal tersebut disampaikan suami Fery Farhati itu usai mendapatkan dukungan maju Pilkada DKI Jakarta dari Ormas Kebangkitan Jawa dan Pengacara (Bang Japar) di Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

"Proses Pilkada ini adalah tentang warga Jakarta. Bukan tentang siapa yang berada di panggung. Ini yang harus jadi perhatian kami," jelas Anies.

Baca juga: Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Tol MBZ Arah Cikampek

Baca juga: Pengamat Imbau PDIP Harus Majukan Ahok di Pilkada Jakarta, Lawan Setimpal Anies Baswedan 

Tak hanya itu, Anies juga menyoroti perekonomian masyarakat di Jakarta. Dia melihat masyarakat Jakarta tertekan.

"Kami merasakan warung-warung, ojek, kemudian pedagang kaki lima, toko-toko semua sedang membutuhkan perhatian soal kebijakan perekonomian di sini. Itu yang jadi fokus. Jadi pilkada ini harus pilkada tentang rakyat, bukan pilkada tentang siapa yang berada di panggung saja," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Pengamat Politik Citra Institute Efriza mengatakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lawan kuat Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, karena nama kader PDIP tersebut berada pada peringkat kedua dalam survei elektabilitas terbaru yang dirilis Litbang Kompas.

"Jika melihat survei elektabilitas semestinya PDIP berani mengajukan Ahok, apalagi jelas bahwa PDIP masih suara kedua di Jakarta, juga sebelumnya PDIP adalah oposisi dari Anies. Ahok juga diyakini lawan tanding setimpal Anies karena representasi suara masyarakat yang tak suka Anies dan mengakui rekam jejak berhasil Ahok memimpin Jakarta menggantikan Jokowi," ucap Efriza kepada Wartakotalive.com, Jumat (19/7/2024).

Efriza mengatakan apabila berkaca dari masa lalu PDIP bisa meraih koalisi, memungkinkan didukung banyak partai jika berani memajukan Ahok, hanya sekarang PDIP terkesan ingin bersama Anies mengalahkan Jokowi dan keluarga saja.

"Bukan semangat jiwa petarungnya yang bisa menunjukkan keberanian sebagai organisasi partai politik menghadirkan tiga pasangan calon dan menjadi lawan setimpal dari Anies," ucapnya.

Efriza menyebut jika duel Anies dan Ahok terjadi, maka kemungkinan Ahok akan didukung banyak partai.

"Kemungkinan Ahok meraih dukungan dari banyak partai masih tinggi juga peluang menangnya memang juga masih tinggi sekitar peluangnya masih 50:50 persen, jika faktanya juga 30 persen masyarakat belum menentukan pilihan," ungkapnya.

Menurut Efriza, PDIP harus berani mengajukan calon penantang Anies agar masyarakat Jakarta yang plural, heterogen, bisa memperoleh keterwakilan dari calon seperti Ahok. 

"Sebab, pasangan Anies dan Sohibul Iman tidak membuat situasi Jakarta Aman seperti akronim AMAN karena pasangan ini satu warna dari basis Islam kanan dan isu identitas yang pernah dimainkan Anies dan PKS di Jakarta kala melawan Ahok masih menjadi memori kelam Pilkada Jakarta," jelasnya.

Seharusnya, kata Efriza, partai berlogo banteng itu berani memberikan kesempatan kedua pada Ahok untuk maju di Jakarta kembali, karena Ahok sudah tidak amat tempramen.

"Dia (Ahok) juga sudah mengakui sudah lebih dewasa dalam pengelolaan kecerdasan emosional dan pengalamannya sudah tinggi dalam sepak terjang di politik," ucapnya. (Wartakotalive.com/Alfian Firmansyah/Yolanda Putri Dewanti; Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved