Pilgub Jakarta

Kesulitan Cari Teman Koalisi untuk Pilkada Jakarta 2024, PKS Was-was, Pasangan AMAN Tidak Diminati?

Dia optimis, sebelum pendaftaran paslon pada 27-29 Agustus mendatang, PKS sudah mendapatkan teman koalisi untuk memenuhi syarat kursi tersebut

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
Istimewa
Anies Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta mengaku kesulitan untuk mencari teman koalisi dalam menghadapi Pilkada Jakarta 2024. Saat ini baru PKS yang memberikan surat keputusan (SK) dukungan kepada Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) untuk bertarung dalam Pilkada 2024 dan belum ada teman koalisi yang ikut mengusungnya. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta mengaku kesulitan untuk mencari teman koalisi dalam menghadapi Pilkada Jakarta 2024.

Saat ini baru PKS yang memberikan surat keputusan (SK) dukungan kepada Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) untuk bertarung dalam Pilkada 2024 dan belum ada teman koalisi yang ikut mengusungnya.

"Kesulitan kami hari ini adalah mendapatkan teman koalisi," ujar Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin di DPRD DKI Jakarta, pada Rabu (7/8/2024).

Khoirudin mengatakan, meski PKS menjadi pemenang Pileg pada 14 Februari 2024 lalu, namun perolehan kursi belum mencukupi untuk mengusung sendirian.

BERITA VIDEO ; PKS TAK GOYANG, PILKADA JAKARTA TETAP USUNG ANIES-SOHIBUL IMAN

Berdasarkan aturan yang berlaku, syarat minimal mengajukan paslon dari partai politik adalah 22 kursi, sedangkan PKS hanya memperoleh 18 kursi.

Selain itu, Anies sendiri bukan kader partai tapi perorangan yang diusung PKS menjadi Gubernur lagi.

Dia optimis, sebelum pendaftaran paslon pada 27-29 Agustus mendatang, PKS sudah mendapatkan teman koalisi untuk memenuhi syarat kursi tersebut di DPRD DKI Jakarta.

"Jadi sampai hari ini, PKS satu-satunya partai yang memberikan SK dukungan kepada Pak Anies dan Sohibul Iman, yang lain belum ada. Tapi kalau seandainya seperti itu terus dan tidak ada kepastian, kami rugi, kami nggak ada waktu lagi untuk bisa komunikasi dengan partai lain, gitu ya," kata Khoirudin.

Dia berharap, pasangan AMAN memiliki tenggat waktu yang pas untuk mendapatkan teman koalisi.

Jika menjelang pendaftaran paslon tidak mendapatkan teman koalisi maka nasib pasangan AMAN bakal terkatung-katung.

Baca juga: Terbentuknya KIM Plus Disebut-sebut untuk Jegal Anies Baswedan di Pilkada Jakarta? Ini Respon PKB

"Kalau tidak, akan terkatung-katung ketidakpastian, kalau sudah ada tenggat waktu, kami akan bisa melakukan langkah-langkah plan B dan C. Kalau partai kan nggak boleh tidak mendukung, tidak boleh tidak mengusung, jadi harus, kalau nggak nanti kena sanksi," jelasnya.

Hingga kini, lanjut dia, DPW PKS terus menjajaki komunikasi dengan parpol mantan koalisi di Pilpres, yaitu PKB dan Partai NasDem. Bahkan PKS juga menjajaki komunikasi dengan PSI, Golkar dan PDIP.

Namun dari penjajakan itu, kata dia, para parpol tersebut saling mengajukan nama kandidat sebagai Bacawagub Jakarta.

Padahal kursi Bacawagub Jakarta, ucap dia, merupakan hak PKS karena meraih kursi terbanyak hingga 18 orang di DPRD DKI Jakarta.

"Kami kan pemenang, kami kan harus minimal dapat Wakil, kalau Gubernur nggak dapat, wakilnya harus dapat. Kalau nggak, apa kata dunia? Apa kata masyarakat? percuma dong berpartai menang (Pileg Jakarta), Gubernur nggak dapat, wakil nggak dapat," tuturnya.

"Sebagai pertanggungjawaban kami ke masyarakat, PKS menang, minimal (kursi) Wakil Gubernur, kan Pak Anies tidak ber-KTA PKS. Ya Wakilnya harus dari PKS. Kalau Pak Anies dari partai lain, beliau bersedia maka akan ada tambahan partai baru untuk koalisi dengan PKS," lanjutnya.

Khoirudin menegaskan, PKS tetap bersikeras untuk mempertahankan pasangan AMAN di Jakarta. Apalagi publik mengetahui, bahwa PKS memenangi Pileg 2024, dan akan mendapatkan kursi Ketua DPRD DKI Jakarta.

"Kami bertahan untuk tetap mengusung Sohibul Iman, karena kami menang. Sekali lagi, kami nggak bisa (yang lain). Ini harga diri. Simbol politik kami ada di Gubernur atau Wakil Gubernur. Kalau nggak ada dua-duanya, apa kata dunia? Apa kata pengamat?," katanya.

"Nggak ada gantinya, tetap Sohibul Iman, harus jatah PKS, gitu. Yang paling mungkin Pak Anies pakai jaket partai lain sehingga terjadilah dua partai koalisi, cukup syarat untuk mendaftar, itu," pungkasnya.

(Sumber : Wartakotalive.com, Fitriyandi Al Fajri/faf)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

 

 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved