Warga Malaysia Mengaku Diperas Polisi Indonesia di Ajang DWP, Pelaku Manipulasi Hasil Tes Narkoba 

Sejumlah warga Malaysia mengaku menjadi korban pemerasan yang dilakukan polisi Indonesia di ajang DWP

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Dok. Ismaya Live
Panggung Garuda Land di Djakarta Warehouse Project (DWP) 2022. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Sejumlah warga negara Malaysia mengaku menjadi korban pemerasan yang dilakukan polisi Indonesia.

Mereka adalah warga Malaysia yang mendatangi festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024. 

Alhasil, Djakarta Warehouse Project (DWP) yang digelar pada 13-15 Desember 2024 menjadi sorotan publik. 

Hal ini dipicu oleh pengakuan sejumlah warga Malaysia yang menjadi korban pemalakan oleh oknum polisi.

Pihak penyelenggara DWP, Ismaya Live, mengeluarkan pernyataan resminya.

Pihak DWP menyesalkan kejadian tersebut. “Kepada keluarga besar DWP kami yang luar biasa. Kami mendengar kekhawatiran Anda dan sangat menyesalkan tantangan dan frustrasi yang Anda alami,” tulis pihak DWP melalui pernyataan resminya di Instagram yang dikutip Kompas.com, Kamis (19/12/2024).

Pihak DWP menjelaskan bahwa insiden yang menimpa sebagian besar warga Malaysia berada di luar kendali mereka.

Meski demikian, mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dan pemerintah guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

“Keselamatan, kesejahteraan, dan pengalaman Anda adalah - dan akan selalu akan selalu menjadi prioritas utama kami,” tulis pihak DWP.

“Kami secara aktif bekerja sama dengan pihak berwenang dan badan pemerintah untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang terjadi dan untuk memastikan langkah-langkah konkret diterapkan untuk mencegah insiden semacam itu terjadi lagi di masa depan,” lanjut pihak DWP.

Mereka juga memastikan bahwa langkah-langkah konkret akan diterapkan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan memastikan semua pengunjung aman saat ada di Indonesia.

DWP mengapresiasi dukungan, semangat, dan kepercayaan yang diberikan oleh para pengunjung, serta berharap dapat menyambut mereka kembali tahun depan.

“Kami berharap dapat menyambut Anda kembali tahun depan di negara kita tercinta, Indonesia, dan menciptakan lebih banyak lagi momen tak terlupakan yang tak terlupakan bersama-sama. Terima kasih telah berdiri bersama kami. Dari Indonesia untuk Dunia, dengan sepenuh hati. Djakarta Warehouse Project,” demikian pernyataan DWP.

Sebagai informasi, media sosial Malaysia dipenuhi dengan keluhan dari pengunjung yang mengaku menjadi tindakan polisi Indonesia yang gegabah.

Ada sekitar lebih dari 400 warga Malaysia melaporkan bahwa mereka dipaksa membayar sejumlah uang dengan total RM 9 juta (Rp 32 miliar).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved