Keracunan Makanan
Korban Keracunan Makanan MBG di Kota Bogor Bertambah Jadi 171 Orang, Tersebar di 6 Sekolah
pihaknya menyelidiki epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama dengan Puskesmas terkait dugaan keracunan makanan dari konsumsi MBG.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BOGOR --- Dinas Kesehatan Kota Bogor terus melakukan penyelidikan terhadap dugaan keracunan makanan dari konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor pada Rabu (7/5/2025).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno, MARS, mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama dengan Puskesmas terkait dugaan keracunan makanan dari konsumsi MBG.
"Kami telah berkooordinasi dengan rumah sakit tentang pengambilan sampel dari muntahan pasien yang dirawat inap," kata Retno di Bogor mengenai kasus dugaan keracunan makanan konsumsi MBG, Kamis (8/5/2025).
Dinkes Kota Bogor juga telah berkoordinasi dengan Labkesda untuk pemeriksaan sampel muntahan pasien, sampel air minum isi ulang sebanyak 2 liter, sampel usap tray 1 buah, sampel usap wadah makanan 1 buah dan sampel usap dubur penjamah makanan sebanyak 2 orang.
"Kami terus berkoordinasi dengan sekolah jika terdapat penambahan kasus serta melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit se-Kota Bogor tentang pelaporan penambahan kasus dan penanganan pasien dengan baik," jelas Retno.
Hingga saat ini, total korban dugaan keracunan MBG menjadi 171 orang.
Baca juga: Santap Makan Bergizi Gratis. Puluhan Siswa di Bogor Diduga Keracunan, Begini Penjelasan Wali Kota
Dengan rincian 22 orang menjalani rawat inap, 29 orang menjalani rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan.
"Korban baru yang terdata hari ini sebanyak 135 orang. Pasien yang masuk rawat inap hari ini 17 orang, sehingga jumlah total yang dirawat inap sebanyak 22 orang," jelas Retno.
Korban rawat inap menjalani pengobatan di RS Hermina (7 orang), RS Azra (4 orang), RS Islam (6 orang), RS EMC (1 orang), RS Graha Medika (2 orang), dan RS Salak (2 orang).
Sementara berdasarkan sekolah, korban berasal dari enam sekolah yang telah melaporkan kejadian, yaitu TK Bina Insani (18 orang), SD Bina Insani (2 orang), SMP Bina Insani (82 orang), SDN Kukupu 3 (9 orang), SDN Kedung Jaya 1 (16 orang), dan SDN Kedung Jaya 2 (43 orang).
"Dinas Kesehatan tengah melakukan investigasi epidemiologis untuk mencari sumber kejadian, serta berkoordinasi dengan pihak sekolah dan instansi terkait dalam upaya penanganan, pengambilan sampel, dan edukasi kepada masyarakat," papar Retno.
Untuk rencana tindak lanjut, Dinas Kesehatan Kota Bogor akan memantau kasus keracunan sampai tidak ditemukan kembali.
"Kami melakukan pengobatan dan rujukan ke RS sesuai indikasi, pemeriksaan sampel muntahan dari rawat Inap di Rumah Sakit dan pengambilan sampel dari dapur MBG," imbuhnya.
Retno menuturkan pengujian berbagai sampel yang telah didapatkan dilakukan secara mikrobiologi di Labkesda Kota Bogor.
Pengujian membutuhkan waktu empat hari meliputi 4 tahap yaitu Pra pengayaan, Pengayaan Selektif, Plating Out dan Konfirmasi.
"Kami terus berkoordinasi dengan sekolah-sekolah yang terpapar jika ada penambahan kasus dan koordinasi dengan Rumah Sakit untuk penanganan pasien dengan baik," tandas Retno.
(Sumber : TribunnewsDepok.com, Hironimus Rama/Ron)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Diduga-keracunan-makanan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.