Bupati Brebes Angkat Adnan Jadi Anak Asuh, Paramitha Tanggung Biaya Sekolah dan Pondok Pesantren

Bupati Brebes menanggung biaya sekolah bocah yang viral di media sosial karena mengayuh sepeda ratusan kilometer untuk bertemu Dedi Mulyadi

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUN JATENG/ISTIMEWA
BERI PERLENGKAPAN SEKOLAH: Kepala Dindikpora Brebes, Carida (kanan), menyerahkan perlengkapan sekolah berupa sepeda, sepatu, dan tas dari Bupati Brebes kepada Adnan. (DOK. DINDIKPORA BREBES) 

TRIBUNBEKASI.COM, BREBES - Adnan Prasetyo (15), bocah berusia 15 tahun asal Bumiayu, Kabupaten Brebes, kini bisa tersenyum lepas setelah bisa melanjutkan pendidikan SMP yang sempat terputus.

Bocah sebatang kara itu kini menjadi anak asuh Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma. 

Semua kebutuhannya ditanggung oleh Bupati Brebes

Kisah Adnan viral di media sosial saat berusaha bertemu Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau dikenal KDM (Kang Dedi Mulyadi).

Dia mengayuh sepeda ratusan kilometer dari Bumiayu ke Subang, Jawa Barat, untuk meminta bantuan dari Dedi Mulyadi.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Brebes, Carida bercerita, Bupati Paramitha tahu sendiri tentang Adnan dari media sosial Tiktok. 

Setelah itu, bupati langsung memerintahkan semua OPD mencari tahu keberadaannya.

"Saat itu saya menemukan titik terang, Adnan ada di Polres Subang. Saya mendampingi bupati langsung ke Subang," ujarnya kepada tribunjateng.com melalui telepon, Rabu (11/6/2025) malam.

Dalam perjalanan ke Brebes, Bupati Paramitha lalu mengajak Adnan untuk makan di Rest Area 130 Tol Cipali.

Di sana Adnan makan begitu lahap meskipun sebelumnya sudah makan di Polres Subang. 

Saat itu, bupati menanyakan alasan Adnan ingin bertemu KDM. 

Jawabannya karena dia ngefans dengan KDM yang suka bagi-bagi bantuan. 

"Dia ngefans sama KDM karena sering melihat di handphone temannya.

Pikirannya karena saya butuh pasti nanti KDM membantu," kata Carida. 

Carida mengatakan, Bupati Paramitha malam itu menanyakan keinginan dari Adnan.

Adnan menjawab sebenarnya dia masih menginginkan melanjutkan sekolah hingga jenjang SMA. 

Dari situlah, kemudian Bupati Paramitha mengangkat Adnan menjadi anak asuh, artinya segala kebutuhan ditanggung termasuk pembiayaan.

Bupati Paramitha juga membeli segala perlengkapan Adnan, seperti sepeda, sepatu, dan tas.

"Waktu di rest area ditanya, kamu sebenarnya inginnya apa. Karena gak punya uang dijawab ingin kerja.

Ditanya lagi kalau kamu sekolah gimana, jawabnya kan gak ada biaya. Biayanya dari ibu semua, gratis kok, sekolah gratis," katanya menirukan percakapan Bupati Brebes

Carida mengatakan, Adnan rencana akan didaftarkan di SMP negeri di pusat perkotaan Kabupaten Brebes

Termasuk didaftarkan di pondok pesantren yang dekat dengan sekolah tersebut, Pondok Pesantren Assalafiyah Saditan.

Sementara saat ini untuk ketenangan Adnan, dia berada di guest house milik Bupati Brebes

Dia akan mendapatkan penanganan psikis dari PPA, DP3KB dan Dinsos.

"Kebetulan ada salah satu pondok pesantren dekat sekolah formal. Sehingga nanti kesehariannya Adnan tidak sendiri," jelasnya. 

Sebatang Kara

Carida mengatakan, Adnan merupakan bocah sebatang kara asal Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes

Ayahnya meninggal dunia saat dia masih bayi, sedangkan ibunya saat dia kelas 6 SD.

Setelah itu dia ikut kakek neneknya, tetapi kemudian juga meninggal dunia.

Kemudian ikut paman dari kakeknya, tetapi juga meninggal dunia.

"Jadi rumahnya sekarang kosong hanya Adnan sendiri. Dia anak tunggal," katanya. 

Menurut Carida, Adnan mulanya sekolah di SMPN 2 Bumiayu. 

Masih kelas 7 lalu pindah ke SMP Bustanul Ulum Bumiayu sampai kelas 8.

Setelah kakek dan neneknya meninggal dunia, dia keluar mungkin karena kebingungan dengan biaya. 

"Saat keluar itu, dia pernah jadi pengamen atau minta-minta di jalan atau lampu merah," ungkapnya. 

Carida mengatakan, masyarakat Desa Kalierang juga sempat peduli dengan membawa Adnan ke Pantu Asuhan Muhammadiyah Children Center (MCC) Bumiayu. 

Tetapi baru satu minggu dia keluar dan pergi.

Menurut Carida, Pemerintah Kabupaten Brebes peduli terhadap kondisi anak seperti Adnan. 

Dia berharap, nantinya Adnan bisa menyesuaikan diri di lingkungan pondok pesantren dan tetap sekolah formal. 

"Dia juga kan ingin sekolah sampai SMA. Jadi kami tetap akan melakukan upaya pendampingan dan mudah-mudahan ada perubahan perilaku untuk memiliki komitmen belajar sampai sukses," harapnya. (fba)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved