Perang Iran Israel
AS Minta Teheran Menyerah, Presiden Masoud Pezeshkian Tegaskan Iran Tidak Bisa Didikte Negara Lain
Presiden Iran menegaskan pendiriannya sebagai negara yang tidak bisa didikte oleh negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS).
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNBEKASI.COM -- Iran menegaskan pendiriannya sebagai negara yang tidak bisa didikte oleh negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS).
Seperti diberitakan, AS dilaporkan telah menyerang fasilitas nuklir Iran. Seakan dirinya penguasa dunia, Presiden AS Donald Trump juga minta Iran menyerah.
Namun Iran punya pendirian kuat. Iran yang saat ini dipimpin Presiden Masoud Pezeshkian tak mau tunduk pada Amerika Serikat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan hak Iran untuk menjalankan program nuklir untuk kepentingan sipil tidak dapat dirampas oleh perang ataupun ancaman.
"Iran selalu menyampaikan bahwa mereka siap memberikan jaminan dan membangun kepercayaan dalam kegiatan nuklir damai mereka dalam kerangka hukum internasional," kata Pezeshkian kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui pembicaraan via telepon seperti dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA.
"Hak-hak yang diberikan kepada negara dan bangsa oleh hukum internasional tidak dapat dirampas dari mereka oleh ancaman atau perang," kata Pezeshkian.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, militer AS tidak akan membuat serangan lanjuta terhadap Iran yang sifatnya direncanakan setelah berhasil mengebom 3 situs pengayaan nuklir Iran di Forwod, Natanz dan Isfahan, Minggu, 22 Juni 2025.
Trump berharap Iran bersedia diajak berunding dan menghentikan serangan militernya terhadap Israel.
Trump pertama kali mengumumkan serangan AS terhadap 3 situs nuklir Iran di media sosialnya, Minggu (22/6/2025) pagi WIB.
Pabrik pengayaan nuklir Iran di Fordow merupakan lokasi pengembangan nuklir Iran yang paling utama dan sangat dilindungi. Lokasinya jauh berada di kedalaman tanah di bawah pegunungan.
Lokasi lain yang diserang adalah di Natanz dan Isfahan dan menandai keterlibatan langsung AS dalam perang Iran-Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji "keputusan berani" oleh Trump, dengan mengatakan bahwa hal itu akan "mengubah sejarah".
Saat berpidato di depan rakyatnya beberapa jam setelah serangan ke Iran, Trump mengatakan bahwa Iran sekarang harus berdamai atau "kami akan menyerang" target lain di Iran.
Mengomentari operasi tersebut, ia mengatakan bahwa tiga lokasi Iran telah "dihancurkan".
Seperti yang dilakukan George W Bush di Irak, jika Israel menghancurkan Iran, maka Israel akan bertanggung jawab atas kekacauan yang mungkin terjadi.
"Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir," katanya.
Benjamin Netanyahu mengatakan Donald Trump dan AS telah bertindak dengan kekuatan setelah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
| Pengamat Nilai Gencatan Senjata Israel-Iran Hanya Sementara, Yakin Perang Akan Berkobar Lagi |
|
|---|
| Klaim Sepihak AS: Sukses Serang Fasilitas Nuklir Iran, Trump Bandingkan dengan Hiroshima Nagasaki |
|
|---|
| Trump Tegas Sebut Iran Sudah Tidak Punya Senjata Nuklir Lagi: Kami Meledakannya, Sudah Hancur Total! |
|
|---|
| Hizbullah Ucapkan Selamat Kepada Iran karena Raih Kemenangan Jalur Langit atas Israel |
|
|---|
| Komandan Garda Revolusi Iran yang Dikabarkan Tewas dalam Serangan Israel, Muncul di Depan Publik |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Presiden-Iran-Masoud-Pezeshkian.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.