Diplomat Muda Tewas

Kriminolog UI Sarankan Polisi Cek Ponsel dan Periksa Kerabat Dalam Kasus Tewasnya Diplomat Kemenlu

Polda Metro Jaya janji dalam seminggu akan mengungkap penyebab kematian diplomat muda Kemenlu, apakah diduga dibunuh atau dugaan bunuh diri. 

Editor: Dedy
Tribun Jogja/ Neti Istimewa Rukmana
PEMAKAMAN DIPLOMAT KEMENLU --- Keluarga Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, mengikuti prosesi pemakaman almarhum Arya Daru di Pemakaman Sunthen, Jomblangan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/7/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. 

TRIBUNBEKASI.COM --- Tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bernama Arya Daru Pangayunan (39) dengan wajah dilakban di indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, masih teka-teki apa yang menjadi penyebab kematiannya.

Pihak Polda Metro Jaya janji dalam seminggu akan mengungkap penyebab kematian diplomat muda Kemenlu, apakah diduga dibunuh atau dugaan bunuh diri. 

Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, pun mengatakan, penyidik kepolisian sekiranya perlu mendalami ponsel milik Arya Daru Pangayunan, diplomat muda yang tewas. 

Sebab menurut Haniva, barang bukti ponsel milik korban bisa menjadi informasi yang sangat penting untuk mengembangkan penyelidikan.

Baca juga: Terekam CCTV, Begini Gerak-gerik ADP, Diplomat Muda Kemenlu, Sebelum Ditemukan Tewas di Kamar Kos

"Ponsel itu kan (benda) yang paling dekat jaraknya (dengan Arya Daru Pangayunan)," katanya. 

Haniva menambahkan, ponsel bisa menjadi kunci untuk mengungkap penyebab kematian.

Selain itu, Haniva meminta polisi memeriksa kerabat Arya Daru terdekat yang ditemukan tewas di kamar kosnya.

Menurut Haniva, kerabat terdekat merupakan pihak yang terakhir berkomunikasi dengan Arya Daru sebelum ia ditemukan meninggal dunia.

"Karena dalam setiap kali ada kejahatan atau pembunuhan, orang yang pertama kali wajib dicurigai adalah orang terdekat," ujar Haniva.

Haniva menilai, kerabat terdekat dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi atau masalah yang dihadapi ADP sebelum meninggal.

Informasi ini juga dinilai krusial untuk membangun kronologi maupun mengidentifikasi penyebab kematian.

"Sehingga dari sini bisa diketahui sebenarnya, beberapa hari terakhir atau beberapa bulan terakhir ini (aktivitas ADP)," ungkapnya.

Haniva mengingatkan jika ponselnya tidak bisa dibuka atau data di dalamnya sudah terhapus, perlu dicurigai kemungkinan adanya intervensi pihak lain. 

"Kita harus curiga, apakah di ponselnya ternyata sudah terhapus semua? Berarti kalau sudah terhapus semua, berarti ya semakin meyakinkan kalau ada pihak lain," kata Haniva seperti dikutip dari Kompas.com pada Jumat (11/7/2025). 

"Dan kalau hal itu terjadi, ini bisa merupakan rekayasa," lanjut dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved