Berita Bekasi

Belum Setahun 6 Kali Kebanjiran, Puluhan Warga Artera Hills 2 Geruduk Kantor Pengembang

Warga membentangkan spanduk dan kertas karton yang bertuliskan keluh kesah mereka terkait banjir yang sering terjadi,

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
DEMO BANJIR --- Puluhan warga Perumahan Artera Hills 2 di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi menggeruduk kantor pengembangnya di Kota Bekasi pada Sabtu (19/7/2025). 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Puluhan warga Perumahan Artera Hills 2 korban banjir di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi menggeruduk kantor pengembangnya di Kota Bekasi pada Sabtu (19/7/2025).

Kedatangannya jauh-jauh untuk melakukan aksi unjuk rasa di kantor pengembang karena tempat tinggal mereka mengalami banjir enam kali, padahal belum satu tahun dihuni.

Warga membentangkan spanduk dan kertas karton yang bertuliskan keluh kesah mereka terkait banjir yang sering terjadi, meminta agar pemerintah segera turun tangan, termasuk Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

"Sebenarnya upaya pertemuan dengan developer kita dari perwakilan Paguyuban sering namun jawabannya selalu tidak pasti. Jadi seakan-akan semuanya itu bisa diatasi padahal tidak maksimal. Faktanya apa? Banjir sudah terjadi 6 kali, sampai akhirnya demo," kata Ketua Paguyuban Warga Perumahan Artera Hills 2, Gervirio Ezra Lolowang kepada awak media pada Sabtu (19/7/2025).

Baca juga: Banjir 1 Meter Melanda 23 Desa di Kabupaten Bekasi, Ribuan Jiwa Mengungsi, Evakasi Masih Berlangsung

Adapun aksi demo ini warga bertemu dengan manajer legal pihak pengembang. Dalam pertemuan itu, pengembang mengaku akan bertanggungjawab dan akan menggandeng dinas terkait.

Akan tetapi, ia menilai upaya mitigasi yang dilakukan oleh pihak pengembang tidak mampu mencegah banjir. Bahkan, banjir kali ini berdampak pada warga sebanyak 274 Kepala Keluarga (KK) atau lebih luas.

Total warga alami banjir sebanyak enam kali, padahal warga belum satu tahun menempati perumahan yang terbilang masih baru ini.

Dari jumlah enam kali itu, tiga kali banjir dengan ketinggian 1 hingga 3 meter atau hingga seatap rumah.

“Yang jelas warga sudah tidak percaya, walaupun tadi developer akan tetap bertanggung jawab. Kalau warga ingin buyback atau relokasi," katanya.

Sementara itu, Manager Legal PT Prisma, Ratna Damayanti, mengatakan hasil mediasi dengan warga bahwa pihaknya akan melaksanakan rapat bersama dengan DPRD Kabupaten Bekasi.

Rapat itu akan mengundang sejumlah instansi terkait guna membahas mitigasi dan penanganan banjir yang akan dilakukan oleh pengembang.

"Kami tunggu undangannya, tapi yang pasti kami sebetulnya ada upaya ya untuk memperbaiki daerah perumahan tersebut dan menghindari banjir di kemudian hari," jelasnya.

Ia mengungkapkan, ada sejumlah faktor penyebab banjir beberapa waktu lalu. Mulai dari faktor cuaca dan kiriman air di wilayah Bogor.

Kemudian, upaya pekerjaan lapangan yang masih terus dilakukan pengembang terhambat cuaca dan juga perizinan dari instansi terkait.

"Karena mungkin cuaca ya, karena kan kita engga mungkin melakukan pekerjaan lapangan secara terus menerus ya, dan juga kendala perizinan karena kami tidak bisa langsung mengerjakan semuanya secara langsung karena harus menunggu izin-izin dari dinas atau instansi terkait," beber dia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved