Pantang Pakai Nama Bunga untuk Armadanya, Pengusaha Bus dari Jatim Ini Bagikan Kisah Suksesnya

Bus Harapan Jaya dari Tulungagung, Jatim, menjadi salah satu bus favorit bismania. Pemiliknya mengaku pantang menghindari nama bunga untuk usahanya

|
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
SURYA.co.id/David Yohannes
MINIATUR BUS - Direktur Utama PO Harapan Jaya, Sugio Utomo memegang miniatur Bus Harapan Jaya berlogo 8 ekor kuda, saat ditemui di kantornya di Jalan Mayor Sujadi Tulungagung, Jawa Timur. Sebelum menjadi PO terkemuka, Harapan Jaya dirintis dari 2 bus Angkatan Laut yang dikaryakan. 

TRIBUNBEKASI.COM, TULUNGAGUNG - Bus Harapan Jaya yang bermarkas di Tulungagung, Jawa Timur, merupakan salah satu bus favorit para bismania.

Konsisten menggunakan warna putih dengan livery sederhana berwarna oranye dan kuning, Harapan Jaya kerap menghadirkan model terbaru hingga mengundang minat para penggemar bus untuk mencobanya.

Mulai mengaspal di tahun 70-an, Harapan Jaya menjadi salah satu merek bus yang mampu melewati tantangan zaman, bahkan terus berkembang dan berinovasi. Sementara sejumlah pesaingnya perlahan-lahan menyusut, bagaikan bunga yang layu.

Armada Harapan Jaya, di bawah naungan PT Harapan Jaya Prima, termasuk perusahaan bus yang setia pada rute lamanya yakni Tulungagung-Surabaya serta Tulungagung-Jakarta (dan sekitarnya). 

Saat beberapa perusahaan bus Jawa Timur menyerbu Jawa Tengah dengan rute ke Cilacap, Bobotsari, dan Ajibarang, Harapan Jaya bergeming dan fokus ke rute yang sudah dijalaninya selama bertahun-tahun. 

Baca juga: LRT Jabodebek Buka Kerja Sama Komersial, Dukung Transportasi Publik Nyaman dan Terintegrasi

Perusahaan bus Harapan Jaya dirintis dari tahun 1972 menggunakan bus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang dikaryakan sebagai bus umum.

Direktur Utama PT Harapan Jaya Prima, Sugio Utomo menjelaskan, saat itu moda transportasi umum masih sangat terbatas. Hal ini membuat sejumlah  bus milik TNI dikaryakan sebagai bus umum dan Sugio Utomo berserta keluarganya mendapat kesempatan untuk mengoperasikannya.

“Saya bersama kakak ipar menjajaki peluang bisnis ini. Kami operasikan dua bus trayek Tulungagung-Surabaya,” papar Sugio di kantornya di Tulungagung, Sabtu (19/7/2025).

Dari penjajakan tersebut, Sugio menilai bisa transportasi darat mempunyai peluang yang cerah.

Sekitar tahun 1973, ada bantuan bus dari pemerintah Australia untuk meningkatkan layanan transportasi di Indonesia.

Baca juga: Supercar Seharga Rp 22 Miliar Kecelakaan di Tol Jombang, Pemiliknya Bos Bitcoin Surabaya

Sugio kemudian membeli satu bus dari Australia itu untuk dioperasikan pada trayek Tulungagung-Surabaya.

“Kami ambil satu untuk dioperasikan. Sampai sekarang bangkainya masih ada,” ungkapnya.

Karena usahanya semakin berkembang, antara tahun 1974-1975, Sugio bergerilya mencari bus bekas. Pilihannya jatuh pada bus Tirta Jaya dari Sukabumi, Jawa Barat.

Bus Tirta Jaya ini dioperasikan di Tulungagung tanpa diubah namanya.

Di tahun 1976, Sugio membeli tiga sasis bus lalu dikirim ke karoseri untuk dibuatkan bodinya. Sugio memilih nama Harapan Jaya untuk dituliskan di bodi bus.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved