Pantang Pakai Nama Bunga untuk Armadanya, Pengusaha Bus dari Jatim Ini Bagikan Kisah Suksesnya

Bus Harapan Jaya dari Tulungagung, Jatim, menjadi salah satu bus favorit bismania. Pemiliknya mengaku pantang menghindari nama bunga untuk usahanya

|
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
SURYA.co.id/David Yohannes
MINIATUR BUS - Direktur Utama PO Harapan Jaya, Sugio Utomo memegang miniatur Bus Harapan Jaya berlogo 8 ekor kuda, saat ditemui di kantornya di Jalan Mayor Sujadi Tulungagung, Jawa Timur. Sebelum menjadi PO terkemuka, Harapan Jaya dirintis dari 2 bus Angkatan Laut yang dikaryakan. 

Menurutnya, nama Harapan berarti sikap yang tidak mendahului kehendak Tuhan.

“Harapan itu terus berkembang tapi tidak ndisiki kerso (tidak mendahului kehendak). Karena berupa harapan, jadi tidak pernah jaya, tapi terus menyala,” ujarnya.

Sugio memilih logo 8 ekor kuda, sesuai filosofi Tiongkok yang menyatakan kedatangan kuda merupakan suatu keberhasilan.

Selain itu, kuda adalah binatang yang tidak pernah berjalan mundur. Saat makan rumput, kuda berjalan maju dan tidak akan kembali.

“Kuda kalau makan akan jalan terus, tidak memutar balik. Itu filosofinya,” papar Sugio.

Pada tahun 70-an, banyak perusahaan bus yang menggunakan nama bunga. Namun Sugio tak mau ikut-ikutan. 

Secara filosofi, Sugio menghindari nama bunga karena bunga bisa mekar lalu layu.

Usahanya terus berkembang, armada Harapan Jaya juga membesar. 

Beberapa pengusaha Tulungagung pun mengikuti jejak Sugio. Di tahun 1980-an, ada 8 sampai 11 perusahaan bus di Tulungagung. Hal ini menjadikan Tulungagung sebagai daerah dengan perusahaan bus terbanyak.

Perusahaan otobus (PO) di Tulungagung pada masa itu, selain Harapan Jaya, antara lain adalah Swadaya, Rejeki, Jaya Mulya, Gemilang, Sehat, dan Sri Lestari.

Kemudian muncul di gelombang kedua, seperti Putra Jaya, Surya Indah, dan Setia Jaya.

“Saat itu semua PO berkembang. Tapi seiring waktu, banyak yang tidak meneruskan usahanya,” tutur Sugio.

Periode 1990 ke 2000  satu per satu perusahaan bus di Tulungagung bertumbangan. Mereka kemudian meminta Sugito untuk mengambil alih unit maupun trayeknya.

Karena kompetitor menyusut, PO Harapan Jaya semakin menguat.

Namanya seolah menjadi penguasa trayek Tulungagung-Surabaya. Pada tahap berikutnya, Harapan Jaya mengembangkan trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved