Keracunan MBG

Anak-Anak di Jakarta Keracunan Makan Bergizi Gratis, Dinkes Ungkap Penyebab Sebenarnya

Puluhan siswa di Jakarta keracunan usai makan program MBG. Dinkes DKI sebut penyebab utama berasal dari bakteri, bukan bahan kimia.

Dok. Pemprov DKI Jakarta
PENYEBAB KERACUNAN MBG - Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati. Puluhan siswa di Jakarta keracunan usai makan program MBG. Dinkes DKI sebut penyebab utama berasal dari bakteri, bukan bahan kimia. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Aroma lauk pauk masih tercium di ruang kelas SDN 01 Gedong, Jakarta Timur, Senin siang itu.

Namun suasana mendadak berubah tegang. Beberapa siswa tampak pucat dan mengeluh pusing, sebagian bahkan muntah usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru saja dibagikan.

Dalam hitungan menit, kepanikan pun merebak. Guru dan petugas sekolah segera membawa para siswa ke Puskesmas terdekat. Lima anak harus dilarikan ke RSUD Pasar Rebo untuk mendapatkan perawatan intensif.

Kejadian di SDN 01 Gedong itu menambah daftar panjang kasus keracunan program MBG di DKI Jakarta. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI mencatat, sudah ada 10 lokasi sekolah yang melaporkan insiden serupa.

Baca juga: Akhirnya, Polisi Tangkap “Bjorka”, Si Hacker Pencuri dan Jual Data Nasabah Bank

Baca juga: Aksi Nikita Mirzani Joget Caesar dan Ketawa Ketiwi saat Sidang Kasus Pemerasan

Baca juga: Dinkes Bekasi Tegaskan MBG Tidak Wajib, Orang Tua dan Murid Boleh Menolak

Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengungkapkan, hasil uji laboratorium menunjukkan penyebab utama keracunan adalah bakteri yang mengontaminasi makanan.

“Beberapa kejadian sebelumnya sudah keluar hasil lab, tapi yang terakhir belum,” kata Ani saat ditemui di Balai Kota, Senin (6/10/2025).

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, kata Ani, tidak ditemukan kandungan bahan kimia berbahaya pada makanan MBG.

“Secara umum penyebabnya adalah bakteri. Kimia tidak ada ya, semuanya bakteri,” ujarnya tegas.

Meski belum ada korban jiwa, kasus ini membuat orang tua resah. Program yang sejatinya dibuat untuk menambah gizi anak sekolah justru menimbulkan kekhawatiran baru.

Pelanggaran SOP

Penyelidikan lebih lanjut dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta. Hasilnya, ditemukan adanya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak menjalankan prosedur operasi standar (SOP) distribusi makanan.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok mengatakan, pihaknya telah memantau proses kerja ratusan SPPG di Ibu Kota.

“Kami sudah mengecek mulai dari bahan baku masuk dapur sampai makanan didistribusikan ke sekolah-sekolah,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).

Dari pemantauan itu, sebagian SPPG kedapatan tidak mematuhi ketentuan dari Badan Gizi Nasional (BGN).

“Sebenarnya SOP sudah jelas, tapi saat monitoring kami menemukan pelaksanaannya kurang baik,” kata Hasudungan.

 

Sumber: Wartakota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved