Pemerintahan Prabowo Gibran

Jelang Aksi 20 Oktober Peringati Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Aktivis: Waspadai Penyusup!

Aktivis pemerhati pergerakan mahasiswa Jakarta, Ade Anto, mengimbau peserta aksi untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi. 

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Tribunnews.com/Reza Deni
DEMO DI DPR --- Massa demonstran bertahan di Jalan Gatot Subroto depan gerbang Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Sabtu (30/8/2025) malam, meski petugas kepolisian mengeluarkan tembakan gas air mata oleh polisi. Jelang aksi unjuk rasa memperingati satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (pemerintahan Prabowo-Gibran) pada 20 Oktober 2025, sejumlah elemen masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk turun ke jalan.  

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Jelang aksi unjuk rasa memperingati satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (pemerintahan Prabowo-Gibran) pada 20 Oktober 2025, sejumlah elemen masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk turun ke jalan. 

Aksi turun ke jalan memperingati satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran itu rencananya akan melibatkan mahasiswa, buruh, serta kelompok masyarakat sipil di berbagai daerah.

Namun, kekhawatiran muncul terkait potensi penyusupan kelompok anarko, yang dikenal kerap memicu tindakan destruktif dalam sejumlah aksi massa.

Kekhawatiran ini berangkat dari insiden sebelumnya. Pada 25 dan 28 Agustus 2025, demonstrasi di depan Gedung DPR RI sempat diwarnai kericuhan usai diduga dimanfaatkan kelompok anarko.

Baca juga: Terungkap, Peserta Aksi Anarkis Diduga Terima Bayaran Rp 200 Ribu, Polisi Selidiki Penyokong Dana

Dalam kejadian tersebut, sejumlah fasilitas publik mengalami kerusakan.

Aktivis pemerhati pergerakan mahasiswa Jakarta, Ade Anto, mengimbau peserta aksi untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi. 

Ia menegaskan, demonstrasi merupakan hak warga negara yang dijamin konstitusi, namun pelaksanaannya tetap harus mematuhi aturan hukum yang berlaku.

“Pemerintah memberi ruang untuk menyampaikan pendapat di muka umum, tapi jangan sampai aksi damai berubah menjadi kerusuhan karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil harus waspada terhadap potensi penyusupan, terutama dari kelompok anarko,” ujar Ade Anto di Jakarta, dikutip Selasa (14/10/2025).

Ade menjelaskan, aksi pada 20 Oktober mendatang bertujuan mengevaluasi kinerja satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran, termasuk di bidang ekonomi, kebijakan publik, serta kinerja lembaga negara seperti DPR, TNI, dan Polri. Karena itu, ia berharap aksi tetap berlangsung damai dan tidak tercoreng oleh tindakan kekerasan.

“Jangan sampai tujuan mulia untuk menyampaikan aspirasi rakyat gagal hanya karena ada pihak yang memprovokasi dan membuat kericuhan,” tegasnya.

Kelompok anarko atau anarko-sindikalis diketahui menganut ideologi anarkisme, yaitu penolakan terhadap sistem otoritas seperti negara dan kapitalisme. 

Di Indonesia, kelompok ini kerap kali muncul dalam demonstrasi besar dan sering dikaitkan dengan tindakan kekerasan serta perusakan fasilitas umum.

Ciri-ciri kelompok anarko umumnya mudah dikenali, seperti berpakaian serba hitam, menutup wajah, dan membawa simbol perlawanan. 

Dalam beberapa aksi, mereka diketahui memprovokasi massa dengan membakar ban, melempari petugas, hingga merusak properti publik.

Lebih lanjut, Ade Anto berharap aksi 20 Oktober mendatang dapat berlangsung aman, tertib, dan kondusif.

Sumber: Wartakota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved