Seorang Pengasuh Pondok Pesantren Merudapaksa Santrinya, Berikut Ini Kronologis Lengkapnya

Seorang pengasuh pondok pesantren merudapaksa santri membuat heboh warga setempat di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan.

Editor: Panji Baskhara
Kompas.com
Foto Ilustrasi: Seorang pengasuh pondok pesantren merudapaksa santri membuat heboh warga setempat di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan. 

TRIBUNBEKASI.COM - Seorang pengasuh pondok pesantren merudapaksa santri membuat heboh warga setempat.

Terungkap kronologi kasus pengasuh pondok pesantren terbukti melakukan rudapaksa terhadap santrinya sendiri.

Diketahui, kasus rudapaksa dilakukan seorang pengasuh terhadap santrinya terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan.

Moh Syukur (50), guru sekaligus pengasuh ponpes tega merudapaksa seorang santrinya yang usia 19 tahun, hingga kemudian hamil dan melahirkan.

Baca juga: Kementerian Agama akan Cabut Ijop Pesantren di OKU, yang Pemiliknya Merudapaksa Santriwatinya

Baca juga: Sang Istri Membiarkan Herry Wirawan Merudapaksa Belasan Santriwati, Kejati: Ini Kejahatan Luar Biasa

Baca juga: Tukang Becak Temukan Wanita Korban Rudapaksa di Kuburan, Kondisinya Tanpa Busana: Saya Kira Hantu

Dikutip dari KompasTV, pemerkosaan itu terjadi pada April 2021.

"Malam hari itu, tersangka MS masuk ke dalam kamar korban dan kemudian terjadilah tindak pidana perkosaan tersebut," ujar Kapolres Oku Selatan, AKBP Indra Arya Yudha, dikutip dari Kompas TV, pada Minggu (2/1/2021).

Atas perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun.

“Untuk sejauh ini, korban baru satu orang, tapi kita akan kembangkan lagi,” jelas Kapolres.

Kronologi Kejadian

Dikutip dari KompasTV, rudapaksa itu terjadi pekan pertama Ramadan atau pada April 2021.

Saat aksi bejat itu terjadi, para santri tengah pulang ke rumah masing-masing.

Korban tidak pulang karena desa tempat tinggalnya relatif jauh dari pesantren.

Berdasarkan laporan dari kepolisian, rudapaksa terjadi saat tempat kejadian sepi karena santri sudah pulang ke rumah masing-masing.

Saat terjadinya rudapaksa, korban berusaha melakukan perlawanan. 

Namun, korban tetap kalah. 

“Karena kondisi saat itu sepi karena semua santri pulang. Tidak ada yang mengetahui perbuatan pelaku."

"Korban sempat melawan, namun kalah tenaga,” papar Kapolres OKU Selatan, Jumat (31/12/2021) sebagaimana dilansir Kompas.com.

Usai melakukan rudapaksa, korban kemudian keluar dari asrama

Korban Melahirkan

Setelah dirudapaksa pada April 2021, korban mengaku tidak mengalami menstruasi pada Juni 2021. 

Korban ternyata hamil. 

Setelah itu, korban melahirkan secara prematur pada 21 Desember 2021. 

Kelahiran itu terjadi di kamar mandi asrama pesantren.

Menurut keterangan polisi, warga melapor ke pihak berwajib karena curiga korban melahirkan padahal belum menikah.

“Karena curiga korban belum menikah, akhirnya terkuak pelaku adalah guru di sana (pesantren). Sehingga kasus ini dilaporkan dan pelaku kita tangkap,” kata Kapolres.

Bayi yang dilahirkan saat ini dirawat di rumah sakit.

Sang ibu juga dalam keadaan sehat.

“Bayinya berusia 7 hari, kondisinya sehat,” kata Kapolres.

(Tribunnews.com/Daryono/KompasTV)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Kronologi Pengasuh Ponpes Rudapaksa Santri di OKU Selatan, Dilakukan saat Santri Lain Pulang"

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved