Wawancara Eksklusif

Pramudi Transjakarta Gagalkan Aksi Bunuh Diri: Waktu Dia Menangis, Langsung Teringat Anak Saya

Saya ajak mengobrol tapi tangisannya yang lebih kencang. Tidak ada omongan, dia hanya menangis. Mungkin dia ada masalah.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Dedy
Warta Kota
Khaerun, pramudi Transjakarta yang berhasil menyelamatkan seorang wanita yang ingin bunuh diri. 

Saya ngomongnya pelan-pelan, saya bilang, "Jangan ke situ dek, bahaya". Waktu detik-detik terakhir itu memang sempat saya bohogin. "Dek itu penumpang memperhatikan kamu loh, emang kamu tidak malu?". Saat itu dia menoleh ke posisi yang saya tunjuk. Di situlah saya raih dia dan membawanya ke tempat aman. Dan dua orang penumpang bus ikut membantu.

Apa yang bapak rasakan seusai aksi tersebut?

Setelah bisa membantu dengan selamat ya, saya bersyukur sekali karena waktu itu 50:50, bahaya itu. Bisa jadi pas saya angkat, dia lari dan jatuh, saya bisa terkena sanksi, bisa dicemooh semua orang. Tapi pada kejadian jujur saya tidak berpikiran aneh-aneh. Pokoknya saya harus berusaha menyelamatkan, apa pun jadinya nanti, pokoknya saya berusaha menyelamatkan.

Apa itu karena naluri bapak sebagai seorang ayah?

Ya, dia itu seumuran anak saya juga ya. Bisa dibilang begitu, apalagi waktu itu dia menangis, air matanya banyak. Spontan seperti melihat anak saya sendiri. Saya punya dua anak.

Seusai kejadian, apa ada komunikasi lagi dengan perempuan yang bapak tolong?

Saya ajak mengobrol tapi tangisannya yang lebih kencang. Tidak ada omongan, dia hanya menangis. Mungkin dia ada masalah.

Saya tidak mau tahu banyak, yang penting selamat. Sampai sekarang pun saya tidak tahu namanya, yang penting dia selamat, saya sudah bersyukur.

Apa bapak tahu video aksi tersebut kemudian viral?

Saya tahunya malah di hari kedua, sore. Tadinya saya anggap aman-aman saja, tiba-tiba ada WhatsApp yang masuk dari teman, yang menanyakan apakah sosok itu saya. Saya sempat berpikir lama sebelum mengatakan iya.

Akhirnya ramai diberitakan. Saat viral, keluarga pertama kali ketakutan. Mereka takut saya terkena masalah di kepolisian. Setelah saya dapat berita ada aksi heroik sopir Transjakarta, lalu saya tunjukin ke mereka. Saya pahlawan nih katanya (berita). Saya senyum-senyum saja.

Aksi bapak ini juga diapresiasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Apa yang bapak pikirkan saat itu?

Saat diundang gubernur, saya awalnya tidak percaya. Kemarin hari, Jumat (28/1) sekitar pukul 14.00 WIB, ada telepon dari ajudan Pak Gubernur yang meminta saya untuk menghadap. Saya tidak percaya. Tidak mungkin pikir saya.

Tiba-tiba ada telepon dari kantor, baru saya percaya. Di sana (kantor Gubernur) saya disambut. Pak Anies mengapresiasi dan berterima kasih. Saya diberi topi yang ada bintang tiganya. Kata beliau itu topi kebanggaan, topi pahlawan.

Saya tidak menyangka ketemu pak Anies, bisa mengobrol dekat seperti itu. Dari perusahaan, saya mendapatkan cendera mata berupa sertifikat dan emas . Ya Alhamdulillah.

Apa makna aksi ini untuk bapak pribadi?

Saya percaya memiliki sikap peduli kepada sesama memang sebuah keharusan. Sebagai manusia memang wajib seperti itu. Tidak perlu mendapat imbalan yang penting ikhlas, rezeki itu sudah ada yang mengatur. 

(Sumber : Warta Kota/raf/eko)

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved