Ledakan di SMAN 72 Jakut

DPRD DKI Desak Pecat Kepala Sekolah SMAN 72, Diduga Lalai Tangani Kasus Bully

Legislator DKI Jakarta mendesak Disdik segera ungkap rantai perundungan di SMAN 72 Jakarta Utara pasca tragedi ledakan yang melukai puluhan siswa.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Mohamad Yusuf
Istimewa
DESAK PECAT – Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Chicha Koeswoyo, saat rapat kerja bersama eksekutif di Gedung DPRD DKI Jakarta. Ia mendesak Disdik mencopot Kepala SMAN 72 jika terbukti lalai tangani kasus perundungan yang picu ledakan. 

Ringkasan Berita:
  • DPRD DKI Jakarta desak Dinas Pendidikan bertindak cepat tangani kasus ledakan di SMAN 72 yang diduga akibat perundungan.
  • Chicha Koeswoyo minta kepala sekolah dicopot jika terbukti ada kelalaian dalam menangani kasus bullying.
  • Pemprov DKI Jakarta pastikan korban mendapat pendampingan medis dan psikologis hingga pulih sepenuhnya.

 
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Anggota DPRD DKI Jakarta, Chicha Koeswoyo, mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta segera bertindak cepat menanggapi kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara yang diduga dipicu tindakan perundungan, Jumat (7/11/2025) lalu.

Chicha menegaskan, penanganan tak boleh berhenti pada korban semata. Ia meminta dilakukan investigasi menyeluruh untuk mengurai akar persoalan perundungan di sekolah tersebut.

“Untuk kasus ini saya meminta Dinas Pendidikan untuk segera mengambil langkah cepat, bukan hanya penanganan untuk para korban, namun segera lakukan investigasi untuk mengurai rantai pembullyan di sekolah tersebut,” kata Chicha, Senin (10/11/2025).

Baca juga: Gerebek Kampung Bahari, BNN Diserang Warga Pakai Panah, Sajam, Kembang Api, hingga Senpi

Baca juga: Bikin Geger Warga, Pria di Setiabudi Bergelantungan di Kabel Listrik Ternyata hanya Minta Ini

Baca juga: Tangis Haru Uya Kuya Usai MKD Putuskan Dirinya Kembali Aktif Jadi Anggota DPR: Tak Langgar Etik

Bendahara Fraksi PDIP itu juga menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak ragu menjatuhkan sanksi tegas kepada pihak sekolah apabila terbukti ada kelalaian yang berujung pada tragedi tersebut.

“Kalau perlu ambil langkah tegas dengan mencopot kepala sekolah bila kasus pembullyan ini menjadi latar belakang pemboman,” tegasnya.

Menurutnya, selain penegakan disiplin, Dinas Kesehatan dan Dinas PPAPP DKI Jakarta juga harus memastikan seluruh korban dan siswa terdampak mendapatkan pendampingan psikologis agar bisa pulih dari trauma.

“Kepada Dinas Kesehatan saya juga meminta agar penanganan korban ini dilakukan secara tuntas, hingga masa pemulihan trauma bagi para korban, khususnya siswa SMAN 72,” ucap Chicha.

Ia berharap peristiwa memilukan di SMAN 72 Jakarta menjadi titik balik bagi dunia pendidikan untuk lebih serius menegakkan budaya sekolah yang aman dan bebas kekerasan.

“Tragedi ini semestinya membuka mata kita semua bahwa bullying bukan persoalan kecil. Ketika dibiarkan, dampaknya bisa sangat fatal,” pungkasnya.

Sebelumnya, puluhan siswa SMAN 72 Kelapa Gading menjadi korban ledakan saat melaksanakan salat Jumat (7/11/2025). Polisi mengungkap terduga pelaku adalah siswa yang diduga kerap dirundung dan membawa tujuh bahan peledak ke sekolah.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Bhudi Hermanto menyebut pihaknya sudah mendirikan posko pelayanan di RS Yarsi dan RS Islam Jakarta, Cempaka Putih, guna memastikan korban mendapat penanganan terbaik.

"Posko ini juga mendata dan mengetahui kondisi korban. Selain itu posko juga menyiapkan trauma healing bagi korban dan keluarga korban," ujar Bhudi, Sabtu (8/11/2025).

Hingga kini, Pemprov DKI Jakarta memastikan 30 korban masih dirawat di sejumlah rumah sakit, antara lain 14 di RS Islam Jakarta, 15 di RS Yarsi, dan satu di RS Pertamina Jaya.

Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menambahkan pihaknya menurunkan mobil SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) untuk memberikan dukungan psikis bagi siswa, guru, serta keluarga terdampak.

“Kami akan menyiapkan dukungan psikolog untuk mendampingi anak-anak selama pembelajaran jarak jauh dan proses pemulihan di sekolah,” ujar Iin, Minggu (9/11/2025).

Selain itu, Dinas Kesehatan juga menurunkan tenaga medis untuk pendampingan klinis, serta berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Kementerian PPPA dalam memastikan pemulihan korban berjalan menyeluruh.

Baca berita Tribunbekasi lainnya di TribunBekasi.com dan di Google News  

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved