Berita Nasional
Polri Tangkap 19 Orang Pengoplos BBM Solar Subsidi, Dialihkan ke Industri
Diharapkan dari penangkapan itu, distribusi BBM subsidi bisa diberikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM — Polri menangkap sebanyak 19 tersangka yang menyalahgunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar bersubsidi.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengakui adanya peningkatan kebutuhan solar bersubsidi akhir-akhir ini, sementara kebutuhan terhadap solar industri mengalami penurunan.
Fenomena itu terjadi karena kenaikan trend komoditas khususnya di perkebunan dan pertambangan.
Sementara saat ini Indonesia terdampak perang Ukraina dan Rusia yang mengakibatkan berkurangnya stok minyak dan gas.
Hal ini kata Kapolri juga berdampak ke seluruh negara selain Indonesia, sehingga sebagian jenis BBM harganya dinaikan.
Baca juga: Keciduk Tawuran Sarung Puluhan Remaja di Kota Bekasi Diminta Sungkem Orang Tua
Namun untuk bahan bakar jenis solar harganya tetap karena disubsidi dan diperuntukkan bagi masyarakat kecil. Karena itu terjadi disparitas harga yang cukup jauh yakni Rp12.500.
"Terjadi disparitas tinggi antara solar subsidi dan solar industri, gapnya Rp12.500. Jadi hal inilah yang di lapangan disalahgunakan oleh kelompok masyarakat tertentu," jelas Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (8/4/2022).
Menurutnya, disparitas harga ini dimanfaatkan oleh spekulan untuk mengambil kebutuhan solar industri dari SPBU subsidi.
Hal ini menambah beban bagi pemerintah dan ini akan menimbulkan masalah ketersediaan BBM subsidi di masyarakat.
Sebab, di satu sisi BBM subsidi yang diperuntukan hanya untuk masyarakat seperti untuk transportasi umum, dan UMKM justru beralih untuk BBM industri.
Baca juga: Harga Gas Elpiji Non Subsidi Naik, Pemilik Pangkalan Gas Ini Yakini Warga Bakalan Beralih ke Subsidi
Dari fenomena tersebut Polri, melakukan penyelidikan dan menangkap 19 tersangka pengoplos BBM subsidi.
"Kami sudah tangkap 19 tersangka di enam wilayah," jelas Listyo.
Diharapkan dari penangkapan itu, distribusi BBM subsidi bisa diberikan ke masyarakat yang membutuhkan. Sementara kebutuhan industri akan disediakan untuk kouta industri.