Demo Mahasiswa
Seorang Pengeroyok Aktivis Ade Armando Ternyata Tidak Tinggal di Klender, Alamat KTP Cuma Menumpang
Sementara itu terkait dengan pemilik rumah yang sekarang, masih mempunyai hubungan kerabat dikarenakan saudara dari almarhum ayahnya.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- Seorang terduga pelaku pengeroyokan aktivis Ade Armando berinisial DUH ternyata tidak pernah tinggal di Jalan Kampung Tanah 80, RT 007 RW 09 Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Ketua RT 007 RW 09 Kelurahan Klender Supono menceritakan bahwa yang bersangkutan tidak pernah menempati rumah dengan alamat yang belakangan beredar luas.
“Alamatnya benar di sini tapi nggak pernah ada tinggal di sini,” ungkap Supono, di lokasi, Senin (11/4/2022).
Menurut Supono, yang bersangkutan sama sekali tidak pernah tinggal di wilayahnya.
Baca juga: Polda Metro Tangkap Beberapa Orang Terduga Pelaku Pengeroyokan Ade Armando
Baca juga: Bukan Hanya Bonyok Dihajar Massa, Ade Armando Nyaris Ditelanjangi
Pasalnya DUH sekarang ini diketahui tinggal di sekitaran Bekasi, Jawa Barat bersama keluarganya.
“Semenjak ibunya meninggal, keluarga sudah pindah ke Bekasi. Jadi cuman numpang KTP aja,” sambung Supono.
Sementara itu terkait dengan pemilik rumah yang sekarang, masih mempunyai hubungan kerabat dikarenakan saudara dari almarhum ayahnya.
“Kalau (hubungan) sama pemilik rumah, paman. Jadi (pemilik rumah) kakak bapaknya (DUH),” ujar Supono.
BERITA VIDEO : ADE ARMANDO JADI KORBAN PENGANIAYAAN MASSA PERUSUH
Sementara itu hingga sekarang belum ada Polisi yang mendatangi rumah tersebut. Adapun juga penghuni rumah enggan bicara banyak terkait permasalahan aksi pengeroyokan itu.
“Intinya dia nggak pernah tinggal di sini, cuman alamat memang benar di sini,” ungkap seorang penghuni rumah.
Sebelumnya aktivis Ade Armando dikeroyok oleh sejumlah orang pada saat aksi unjuk yang digelar di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022).
Akibat aksi pengeroyokan tersebut, Ade Armando mengalami babak belur pada bagian wajah dan celana yang dipakai juga sempat dilucuti hingga hanya menyisakan celana dalam saja.
Tujuh polisi luka ringan saat amankan Ade Armando
Ade Armando nyaris tewas diamuk massa aksi non mahasiswa di depan gedung DPR RI, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022) sore.
Ade sudah terkapar tak berdaya sembari memegangi kepalanya, tapi massa semakin membringas terus melalukan pemukulan dan penganiayaan.
Meski Ade dijaga beberapa mahasiswa, tapi jumlahnya kalah banyak dengan pelaku penganiayaan yang menaruh rasa dendam.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran akui, saat anggotanya melakukan penyelamatan, massa terus menyerang dan menyasar aparat kepolisian.
Baca juga: Demo Mahasiswa Berujung Anarkis, Pintu Pagar Kantor DPRD Kota Bekasi Roboh, Polisi Kelimpungan
Baca juga: Antisipasi Pelajar Ikut Demo Mahasiswa, Sejumlah Truk di Jalan Harapan Indah Bekasi Diperiksa Polisi
Alhasil ada tujuh anggota polisi mengalami luka ringan akibat dilempari batu dan pemukulan.
"Ini ada gambar anggota yang melakukan evakuasi menolong Ade Armando," jelasnya.
Beruntung anggota lainnya berhasil mengambil situasi dengan menembakan gas air mata ke massa aksi.
Akhirnya massa mulai terpecah dan aparat kepolisian terus memukul mundur agar massa aksi meninggalkan lokasi.
BERITA VIDEO : PIHAK KEPOLISIAN PERIKSA BARANG BAWAAN PESERTA DEMONSTRASI
"Kami mengimbau mahasiswa segera kembali ke rumah tidak memblokir jalan tol dan tadi pukul 17.00 WIB situasi di depan DPR terkendali lalu lintas bisa berjalan dengan lancar," ucap Fadil.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran pastikan situsi di DKI Jakarta kondusif paska unjuk rasa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Senin (11/4/2022).
Jenderal bintang dua itu mengatakan, pihaknya terpaksa menembakan gas air mata demi menyelamatkan nyawa Ade Armando.
Karena pada saat itu ratusan massa mengepung dan menganiaya dosen Universitas Indonesia tersebut.
"Kami melakukan tindakan-tindakan penembakan gas air mata guna menyelamatkan nyawa saudara Ade Armando," katanya.
(Sumber : Warta Kota/ Junianto Hamonangan/jhs/Miftahul Munir/m26)
