Polemik Kereta Whoosh

Pakar Kaget Saat Tahu Proyek Whoosh Ternyata Ide Jokowi Sendiri: Saya Sampai Hampir Jatuh dari Kursi

Agus Pambagio ungkap proyek kereta cepat Whoosh murni ide Jokowi, bukan usulan menteri. Ia mengaku kaget saat dengar langsung di Istana Bogor.

Editor: Mohamad Yusuf
Istimewa
POLEMIK WHOOSH - Agus Pambagio ungkap proyek kereta cepat Whoosh murni ide Jokowi, bukan usulan menteri. Ia mengaku kaget saat dengar langsung di Istana Bogor. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Pakar kebijakan publik Agus Pambagio mengungkap fakta mengejutkan di balik lahirnya proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).

Agus menyebut proyek transportasi raksasa itu murni ide Presiden Joko Widodo, bukan hasil usulan menteri atau pejabat lain.

Dalam sebuah perbincangan dengan Jokowi di Istana Bogor, Agus mengaku nyaris jatuh dari kursi saat mendengar langsung pengakuan sang presiden.

“Saya dipanggil, saya tanya, ‘Pak ini ide siapa?’ Jawabnya, ‘Ide saya, Mas.’ Saya hampir jatuh dari kursi. Kaget, saya kira idenya Menteri BUMN atau siapa,” kata Agus, dikutip dari kanal YouTube Abraham Samad, Senin (27/10/2025).
 

Baca juga: Insiden KA Purwojaya Anjlok di Kedungwaringin Bekasi, Seorang Penumpang Terluka

Baca juga: Remaja Eks Tawuran Kini Bertarung Resmi, Wali Kota Jaktim Lepas ‘Petarung Gladiator’ ke Bogor

Baca juga: Buset! Harga Telur di Pasar Gudang Tangerang Tembus Rp 31.000, Pedagang Menjerit Omzet Turun

Agus bercerita, Jokowi menjelaskan alasan dirinya bersemangat membangun proyek Whoosh setelah merasakan langsung kenyamanan naik kereta cepat di China.

“‘Waktu itu saya di Beijing, diajak naik kereta cepat ke Shanghai atau ke mana, cepat sekali dan bagus, enak sekali,’ begitu kata Pak Jokowi. Xi Jinping nanya, ‘Bapak mau?’ Dijawab, ‘Saya mau,’” tutur Agus menirukan Jokowi.

Agus juga menyinggung bagaimana keputusan pembangunan Whoosh beralih dari kerja sama Jepang ke China.

“Pak Jokowi bilang, waktu itu diserahkan ke Menteri Perhubungan, tapi Pak Jonan menolak. Akhirnya diserahkan ke Menteri BUMN, Bu Rini Soemarno, untuk melanjutkan,” ujar Agus.
 
Dalam pandangan Agus, Jepang dan China memiliki pendekatan berbeda dalam proyek besar seperti kereta cepat.

Menurutnya, Jepang sangat teliti dan prosedural sejak awal, namun hasilnya pasti rapi. Sedangkan China terlihat lebih mudah di awal, tapi tantangan muncul di tahap akhir proyek.

“Kalau Jepang, detail banget di depan, ribet tapi selesai seperti MRT. Kalau China kebalikannya, gampang di depan, susah di belakang,” ucap Agus.

Telusuri Dugaan Mark Up

Sebelumnya, mantan Menkopolhukam Mahfud MD ikut menyoroti dugaan mark up anggaran proyek Whoosh yang nilainya diduga mencapai tiga kali lipat dari standar internasional.

Mahfud mengutip data dari ekonom Anthony Budiawan dan Agus Pambagio.

“Biaya per kilometer di Indonesia sekitar 52 juta dolar AS, padahal di China hanya 17 sampai 18 juta dolar. Naik tiga kali lipat,” ungkap Mahfud.

Menanggapi isu tersebut, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan telah menaikkan kasus dugaan penggelembungan anggaran proyek Whoosh ke tahap penyelidikan.

“Saat ini sudah pada tahap penyelidikan,” kata Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News 

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved