Berita Karawang
Jika Demam Tinggi Tak Kunjung Turun, Awas, Bisa Jadi Terserang Penyakit DBD, Segera Bawa ke Faskes
Yayuk menjelaskan, gejala lainnya yang harus diperhatikan ialah tampak lemah dan lesu, timbul bintik-bintik merah
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang meminta masyarakat waspada terhadap wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Jika mengalami sejumlah gejala, khususnya demam tinggi yang tidak turun-turun. Maka segera harus dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) seperri Puskemas maupun rumah sakit.
"Kalau terjadi DBD harus diwaspadai juga gejalanya demam tinggi di kasih obat turun sebentar terus tinggi lagi, itu penanganan segera dikasih minum sebanyak-sebanyaknya dan segera dibawa ke faskes," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, dr Yayuk Sri Rahayu, pada Sabtu (2/7/2022).
Baca juga: Berpotensi Jadi Sumber Penyakit DBD, Dinkes Karawang Ingatkan Warga Perhatikan Talang Air Rumah
Baca juga: Tahun 2022, Kasus DBD di Karawang Melonjak, Ada 743 Kasus, Delapan di Antaranya Meninggal Dunia

Yayuk menjelaskan, gejala lainnya yang harus diperhatikan ialah tampak lemah dan lesu, timbul bintik-bintik merah yang muncul disekitar tumbuh 3-4 hari setelah demam.
Kemudian, rasa nyeri pada otot, persendian dan tulang, sakit kepala hebat dan sakit pada perut seperti mual, muntah dan diare.
"Makanya jika ada gejala-gejala itu khususnya demam tinggi agar dapat penanganan infus, dipantau sehingga tidak akan terjadi terlambat penanganan," ungkapnya.
BERITA VIDEO : BUAH MATOA ASLI PAPUA BISA MENCEGAH PENYAKIT KRONIS
Untuk itu, Yayuk meminta agar masyarakat mewaspadai penyakit DBD dan melakukan upaya pencegahan dan pengendaliannya.
Upaya pencegahan itu melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3M plus.
Yakni, menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang atau mengubur barang-barang bekas.
"Plusnya itu dengan melakukan upaya tambahan seperti memakai kelambu, obat nyamuk. Dan dilakukan fogging sebagai langkag terakhir dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang, kasus DBD Januari hingga Juni 2022 mencapai 743. Sedangkan pada 2021 periode yang sama, kasus DBD hanya 568.
Angka kematian akibat DBD pada 2022 sebanyak delapan warga. Sementara pada 2021 hingga Juni hanya tiga yang meninggal.
Gerakan satu rumah satu jumantik
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang mengencarkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik atau G1R1J.
Inisiatif tersebut dilakukan Dinkes Kabupaten Karawang menyusul meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Karawang, Jawa Barat.
Hingga 2022, kasus DBD di Karawang mencapai 743 kasus. Sedangkan warga meninggal akibat DBD sebanyak 8 orang.
Baca juga: Fogging Bukan Solusi Utama Cegah DBD, Kepala Dinkes Kota Bekasi Imbau Warga Lakukan Langkah Jitu Ini
"Kita ada namanya program G1R1J, artinya gerakan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik) nyamuk DBD," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, dr Yayuk Sri Rahayu, pada Sabtu (2/7/2022).
Dikatakan Yayuk, gerakan itu memang belum seluruhnya berjalan dengan baik. Akan tetapi pihaknya akan terus mengencarkan di masyarakat.
Sehingga harapannya semua rumah di Karawang mulai tingkat RT/ RW dusun, desa hingga kecamatan punya gerakan itu.
"Kita ada formulirnya, nanti itu satu orang di rumah itu jadi tim pemantauan jentik," beber dia.
Yayuk menambahkan, tim jumantik tiap rumah itu wajib memantaunya minimal setiap satu minggu sekali.
Diantaranya talang air rumah, tempat air minum burung ayam, dispenser, kolam ikan hingga tumpukan pakaian dan barang-barang bekas.
"Itu semua jadi potensi sarang nyamuk yang terlupakan," kata Yayuk.
Yayuk juga meminta masyarakat agar melakukan pencegahan dengan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3M plus.
Yakni, menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang atau mengubur barang-barang bekas.
"Plusnya itu dengan melakukan upaya tambahan seperti memakai kelambu, obat nyamuk dan dilakukan fogging sebagai langkag terakhir dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD," katanya.
Perhatikan talang air rumah
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang meminta warga untuk memperhatikan talang air rumah masing-masing karena dapat berpotensi menjadi sumber penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Yayuk mengatakan, banyak sejumlah tempat yang terlupakan masyarakat yang ternyata menjadi sumber berkembang biaknya nyamuk DBD.
"Tempat-tempat potensial menjadi genangan air, misal di talang air rumah, tempat air minum burung ayam, dispenser, itu jadi potensi saranh nyamuk yang terlupakan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, dr Yayuk Sri Rahayu saat dihubungi, pada Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Antisipasi DBD di Kota Bekasi, Dinkes Peringatkan Agar Warga Lakukan Hal InI
Dia juga meminta, masyarakat yang di rumahnya ada kolam agar diisi ikan dan juga jika ada tempat penampungan air yang sulit dijangkau agar diberikan serbuk abate.
"Jangan ada yang menggantung semisal pakaian, juga barang-barang bekas ban, botol jangan sampai menumpuk karena menjadi genangan air sebagai tempat sarang nyamuk," beber dia.
Yayuk meminta agar masyarakat mewaspadai penyakit DBD dengan melakukan upaya pencegahan dan pengendaliannya.
BERITA VIDEO : ANTISIPASI PMK, KADIS KPKP DKI TINJAU KANDANG SAPI
Upaya pencegahan itu melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3M plus.
Yakni, menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang atau mengubur barang-barang bekas.
Waspada angkanya melonjak
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat mencatat kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) melonjak tinggi pada tahun 2022.
Berdasarkan data, kasus DBD Januari hingga Juni 2022 mencapai 743. Sedangkan pada 2021 periode yang sama, kasus DBD hanya 568.
Angka kematian akibat DBD pada 2022 sebanyak delapan warga. Sementara pada 2021 hingga Juni hanya tiga yang meninggal.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kabupaten Karawang, dr Yayuk Sri Rahayu mengatakan telah terjadu peningkatan kasus DBD di Karawang pada tahun 2022.
Sepanjang tahun 2022 Januari hingga Juni terdapat 743 kasus. Dengan rincian Januari ada 105 kasus, Februari 57, Maret 109, April 98, Mei 164, dan Juni 210 kasus.
"Tahun 2021 total keseluruhan 929, kalau sampai data Juni 568 kasus. Lebih tinggi tahun 2022 ini," kata Yayuk, saat dihubungi pada Kamis (30/6/2022).
Yayuk melanjutkan, warga yang meninggal akibat DBD juga mengalami peningkatan pada tahun 2022 ini.
Tercatat pada 2022 hingga Juni, delapan waga meninggal karena DBD. Untuk 2021 warga meninggal hanya tiga.
"Data 2021 hingga Juni itu tiga yang meninggal, kalau sepanjang 2021 itu 9 warga meninggal DBD," ungkap dia.
Untuk itu, Yayuk meminta agar masyarakat mewaspadai penyakit DBD dan melakukan upaya pencegahan dan pengendaliannya.
Upaya pencegahan itu melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3M plus.
Yakni, menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang atau mengubur barang-barang bekas.
"Plusnya itu dengan melakukan upaya tambahan seperti memakai kelambu, obat nyamuk. Dan dilakukan fogging sebagai langkag terakhir dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD," katanya.