Berita Nasional

Anggaran Subsidi dan Kompensasi Energi Membengkak Rp 698 Triliun, Sri Mulyani Ungkap Dampak Buruknya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akui tahun ini anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk tahun ini berpotensi membengkak jadi Rp 698 triliun

Editor: Panji Baskhara
Kompas.com
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akui tahun ini anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk tahun ini berpotensi membengkak jadi Rp 698 triliun Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

TRIBUNBEKASI.COM - Kini, anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk tahun ini berpotensi membengkak jadi Rp 698 triliun.

Diketahui, membengkaknya anggaran subsidi dan kompensasi energi ini dibenarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pembengkakan anggaran subsidi dan kompensasi energi ini pun akan membebani APBN 2023.

Saat ini pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502,4 triliun.

Baca juga: Sebut Pensiun PNS Bikin Beban Negara, Anggota Komisi XI DPR Minta Sri Mulyani Tidak Membuat Gaduh

Baca juga: Bantuan Pengalihan Subsidi BBM Dinilai Menkeu Sri Mulyani Bisa Meringankan Beban Masyarakat Miskin

Baca juga: Peluk Gemas Menteri Basuki Hadimujono kepada Hanif Dhakiri di Resepsi Anak Sri Mulyani

Namun, kondisi lonjakan harga minyak mentah, pelemahan kurs rupiah, dan konsumsi Pertalite dan Solar yang melebihi kuota, maka alokasi anggaran itu diperkirakan tidak akan cukup hingga akhir tahun.

Maka itu, pemerintah berpotensi menambah anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 195,6 triliun.

Meski demikian, Sri Mulyani menyebut, jika penambahan ini dilakukan maka nantinya akan dibebankan pula ke alokasi anggaran belanja pada APBN 2023.

"Untuk (anggaran subsidi dan kompensasi) BBM dan listrik diperkirakan akan habis dan bahkan terlampaui hingga mencapai sekitar Rp 698 triliun hingga akhir tahun ini"

"Maka ini akan menjadi tambahan belanja pada tahun 2023 karena sebagian pasti diluncurkan pada tahun depan," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI terkait RUU APBN 2023, yang berlangsung Selasa (30/8/2022).

Berdasarkan prognosa konsumsi Pertalite hingga akhir tahun akan mencapai 28 juta kiloliter (KL), melampaui kuota yang ditetapkan sebanyak 23,05 juta KL.

Sementara konsumsi Solar diperkirakan mencapai 17,2 juta KL, melebihi kuota yang ditetapkan sebesar 14,91 juta KL.

Di sisi lain, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) saat ini masih bertahan di atas 100 dollar AS per barrel.

Sedangkan nilai tukar rupiah melemah menjadi ke level Rp 14.750 per dollar AS.

Sri Mulyani sebut, pada dasarnya anggaran subsidi dan kompensasi energi yang saat ini dipatok Rp 502,4 triliun itu, sudah mengalami peningkatan dari alokasi sebelumnya yang sebesar Rp 152,5 triliun.

Penambahan itu dilakukan untuk menekan kenaikan harga energi di masyarakat di tengah kondisi lonjakan harga komoditas energi global.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved