Tragedi Kanjuruhan
Kevia Naswa, Korban Selamat dari Insiden Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Mengaku Jengkel dengan Polisi
Kevia Naswa mengaku tragedi Stadion Kanjuruhan membuatnya alami luka-luka di bagian leher, punggung, tangan, kaki, hingga menyebabkan matanya memerah.
Setelah menjadi korban tragedi Kanjuruhan, Kevia Naswa akui tidak merasa trauma saat melihat polisi.
Hanya saja ia merasa jengkel.
Hal itu karena gas air mata yang ditembakkan polisi ketika tragedi Kanjuruhan.
Selain itu hingga kini Kevia Naswa masih merasa ngeri akan adanya keramaian.
"Kalau trauma enggak (melihat polisi) cuma kaya jengkel aja, enggak trauma, sama polisi. Kalau keramaian itu ngeri aja, sampai sekarang," ungkap Kevia Naswa.
Kevia Naswa pun berharap setelah kejadian ini, keadilan bisa ditegakkan.
Polisi juga bisa mengevaluasi cara pengamanan pertandingan sepak bola
Serta tragedi Kanjuruhan ini bisa diusut tuntas.
"Harapannya ya semoga keadilannya bisa ditegakkan dalam mengusut tuntas tragedi ini. Pak Polisi itu dievaluasi cara pengamanan pertandingan sepak bola," pungkasnya.
Geramnya Aremania Dengar Pernyataan Polri soal Gas Air Mata
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Aremania dibuat geram dengan pernyataan yang dilontarkan Kepolisian terkait gas air mata dalam tragedi stadion Kanjuruhan yang menewaskan 132 nyawa.
Diketahui, Polri menyebut ratusan korban yang meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) lalu bukan karena gas air mata, melainkan karena kekurangan oksigen.
Statement disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo itu, mengundang reaksi Aremania, suporter Arema dan juga beberapa pihak.
"Bilangnya bukan karena gas air mata tapi karena kekurangan oksigen, sekarang saya balik, kemarin semua Aremania bisa kekurangan oksigen itu karena apa? kan karena ditembak gas air mata."
