Penembakan Kantor MUI

Pelaku Penembakan Kantor MUI, Minta Diakui Wakil Nabi ke Tetangga tapi tak Digubris

Tetangga menceritakan awal mula pelaku penembakan di kantor MUI Jakarta, Mustopa mengaku sebagai utusan nabi.

|
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
Sebelum melakukan penyerangan dengan menembak pintu kaca Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Jalan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, pelaku berinisial M (60) mengirimi surat berisi ancaman sebanyak enam kali. Pada surat kedua, pelaku mengarahkan tujuannya kepada Polda Metro Jaya, dengan judul 'Sumpah yang Kedua'. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ----- Tetangga menceritakan awal mula pelaku penembakan di kantor MUI Jakarta, Mustopa mengaku sebagai utusan nabi.

Dikutip dari Tribun Lampung, salah satu tetangga Mustopa di Way Khilau, Pesawaran, Lampung Gustam mengatakan bahwa tetangga sudah tahu bahwa Mustopa kerap mengaku sebagai utusan nabi.

Hal itu lantaran Mustopa sendiri yang mengumbar-umbar ke tetangga perihal tersebut.

Gustam menjelaskan asal muasal Mustopa meminta pengakuan sebagai nabi lantaran mengaku pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW.

Kata dia, Mustopa menceritakan mimpinya itu, bahwa Mustopa diminta untuk melanjutkan perjuangan risalah kenabian.

"Sejak saat itu memang dia selalu minta diakui bahwa dia itu nabi yang melanjutkan perjuangan Nabi Muhamad SAW," kata dia.

Namun, tetangga tidak ada yang percaya dengan Mustopa.

Bahkan saat Mustopa menyambangi warga secara door to door untuk menggelar hajatan dikediamannya untuk pengangkatan sebagai nabi, tidak ada satupun tetangga yang mau hadir.

Baca juga: Polisi: Ingin Diakui Sebagai Wakil Nabi Jadi Motif Pelaku Penembakan Kantor MUI

Baca juga: Kecam Penembakan Kantor MUI Pusat, MUI Kota Bekasi: Kemungkinan Ada Dalang di Balik Peristiwa Itu

Warga pun sudah menasehati Mustopa usai mengajak warga untuk mengakuinya sebagai nabi.

"Dulu memang pernah dia mendatangi warga door to door mau ngadain hajatan. Tapi ya gak ada yang mau mengakui, bahkan sudah banyak juga dinasehati oleh warga sejak saat itu," kata Gustam tentangga pelaku saat ditemui disekitar rumah Pelaku di Desa Sukajaya Way Khilau Pesawaran , Selasa (2/5/2023).

Meski demikian, kata Gustam, kehidupan sehari-hari Mustopa nampak normal seperti warga pada umumnya.

Dia tetap bekerja sebagai seorang petani dan membuat usaha sebagai penjual minyak eceran.

"Kalo kehidupannya itu normal, dia petani pernah juga jual minyak eceran. Dia punya kebun coklat," kata Gustam.

Baca juga: Jenazah Pelaku Penembakan Kantor MUI Tiba di RS Polri Kramat Jati, Diselimuti Kain Merah Muda

Baca juga: Polisi Masih Cari Motif Pelaku Penembakan Kantor MUI, Identitasnya Pria Lansia asal Lampung

Tak pelak, Gustam mengaku kaget jika Mustopa melakukan penembakan di Kantor MUI Pusat.

"Mangkanya saya juga bener-bener kaget. Orang dia itu biasa sering becanda sering kumpul juga. Cuma memang satu itu dia tetap pingin diakui sebagai nabi," kata dia. (tribunlampung.co.id/kiki adipratama)

Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved