Pemilu 2024

Akui Berikan Privilege kepada Jokowi dan Keluarga, Sekjen PDIP: Banyak Kader Kecewa Ditinggalkan

Hasto Kristiyanto pun mengatakan hingga kini banyak kader hingga simpatisan yang tak percaya perihal kondisi hubungan partai dengan keluarga Jokowi.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat memberikan keterangan di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023). 

TRIBUNBEKASI.COM — Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto kini mengakui bahwa partainya, PDI Perjuangan (PDIP), masih dalam suasana sedih, terluka dan perih menyusul peristiwa majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) mendampingi Prabowo Subianto.

Hasto Kristiyanto pun mengatakan bahwa hingga kini masih banyak kader hingga simpatisan yang tak percaya perihal kondisi hubungan partai dengan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," ucap Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/10/2023).

Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa selama ini PDI Perjuangan telah memberikan keistimewaan atau privilege kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi beserta keluarganya. 

Namun, setelah privilege tersebut diberikan, PDI Perjuangan pun kemudian ditinggalkan Jokowi dan keluarga.

BERITA VIDEO: ADIAN NAPITUPULU UNGKAP ASAL MUASAL PERSOALAN JOKOWI DAN PDIP

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan Konstitusi," kata Hasto Kristiyanto

"Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," sambungnya. 

Menurut Hasto Kristiyanto, seluruh simpatisan, anggota dan kader sepertinya belum selesai rasa lelahnya, setelah berturut-turut bekerja dari lima pilkada dan dua pilpres kepada Jokowi.

Baca juga: Ingin Menang Pilpres 2024 secara Beradab, Anies Baswedan Tegaskan Tak Ingin Nepotisme

Baca juga: Bakal Periksa Anggota BPK Achsanul Qosasi, Jaksa Agung Resmi Surati Presiden Jokowi

Seperti diketahui, Joko Widodo maju menjadi Wali Kota Surakarta melalui PDI Perjuangan, demikian pula dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka

Belum genap lima tahun sebagai Wali Kota Solo periode kedua, Joko Widodo maju ke pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama.

Baru dua tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo maju dalam pencalonan Presiden RI melalui PDI Perjuangan pada tahun 2014 bersama Jusuf Kalla. 

Demikian pula pada pencalonan presiden periode kedua, tahun 2019 lalu, Joko Widodo juga maju melalui PDI Perjuangan pada 2019 lalu bersama Ma'ruf Amin.

"Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Mohamad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dll beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," pungkas Hasto Kristiyanto.

Baca juga: Direktur Magpie, Ibnu Haykal, Raih Penghargaan Senior PR Practitioner of The Year 2023

Baca juga: Empat Kios dan Tiga Kontrakan Ludes Terbakar, Diduga Korsleting Listrik Pemicunya

Minta Tambah Masa Jabatan

Halaman
1234
Sumber: Wartakota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved