Pilgub Jakarta

Pengamat Sebut Demokrasi Jakarta Bakal Rusak Jika Ridwan Kamil Melawan Kotak Kosong di Pilkada 2024

Pengamat Politik Ujang Komarudin pun menilai jika terjadi lawan kotak kosong dalam Pilkada Jakarta 2024, kondisi tersebut akan merusak demokrasi. 

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
(KOMPAS/HANDINING)
Ilustrasi Pilkada 2024(KOMPAS/HANDINING) --- Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin buka suara terkait wacana Ridwan Kamil (RK) yang akan maju di Pilgub Jakarta melawan kotak kosong. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA — Warga Jakarta kemungkinan besar tidak akan punya pilihan alternatif untuk memilih calon pemimpin pada Pilkada Jakarta 2024. 

Kemungkinan ini bakal terjadi jika Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024.

Maka, Pengamat Politik Ujang Komarudin pun menilai jika terjadi lawan kotak kosong dalam Pilkada Jakarta 2024, kondisi tersebut akan merusak demokrasi. 

"Kompetisi yang sehat itu menghadirkan kompetitor, yaitu ada calon lain dan warga Jakarta harus diberikan pilihan," ungkap Ujang, Sabtu (10/8/2024).

BERITA VIDEO : RIDWAN KAMIL INGIN 'TANDING' LAWAN ANIES BASWEDAN DI PILKADA JAKARTA, OGAH LAWAN KOTAK KOSONG

Namun, Pilkada Jakarta akan menjadi tidak sehat, jika warga hanya disodorkan pilihan kotak kosong.

"Yang namanya kotak kosong itu tidak memiliki visi-misi, tidak punya program dan janji-janji. Serta tidak ada gagasan untuk Jakarta lebih baik," jelasnya.

Menurut Ujang, hal itu tidak baik bagi demokrasi lokal Jakarta. Dia menyayangkan hal tersebut terjadi di mana nantinya warga Jakarta hanya akan disuguhkan dengan satu pilihan melawan benda mati. 

Baca juga: Berhembus Skenario KIM Plus Vs Kotak Kosong di Pilkada Jakarta, Pengamat: Tergantung PKS dan Nasdem

Pernyataan tersebut disampaikan Ujang menguatnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus yang dikabarkan akan mengusung RK sebagai calon tunggal.

Ujang mengatakan, jika PKS, NasDem dan PKB nantinya benar-benar bergabung dengan KIM plus. Maka hanya tinggal PDIP sendiri sebagai partai di luar KIM Plus. 

Namun, Ujang mengatakan, situasi sulit tetap tidak bisa diatasi. Karena kursi PDIP tidak cukup untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur sendiri.

"Dengan strategi koalisi gemuk, memborong partai membuktikan bahwa ada dorongan kuat untuk melawan kotak kosong. Karena Anies gagal berlayar," jelas Ujang.

(Sumber : Wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti/m27)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

 

 

 
 
 
 
 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved