Berita Pendidikan

PresUniv Kukuhkan Prof Chandra Setiawan dan Prof Purwanto sebagai Guru Besar Manajemen Keuangan

Prosesi pengukuhan guru besar itu dilakukan dalam sidang senat terbuka yang dipimpin Ketua Senat dan Rektor Presuniv, Handa S. Abidin SH LLM PhD.

Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
GURU BESAR - Suasana pengukuhan Guru Besar President University (Presuniv) dalam bidang manajemen keuangan, beberapa waktu lalu. Keduanya adalah dosen di Fakultas Bisnis, Presuniv, yakni Prof Dr Drs Chandra Setiawan MM PhD, dan Prof Dr Purwanto ST MT. 

“Di sini, bank-bank bermodal kecil meningkatkan risiko pinjamannya, sehingga menyebabkan pinjaman bermasalah menjadi lebih tinggi di masa mendatang,’ urai Prof Chandra.

Baca juga: Memasuki Puncak Musim Hujan, Pengembang The Arthera Hill Percepat Upaya Mitigasi Banjir

Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Kadis LH Kabupaten Bekasi Belum Diberhentikan, Kenapa?

Hasil Analisa

Hasilnya penelitian itu, ternyata bank-bank konvensional di kawasan Asia memiliki rasio NPL 8,813 persen, sedangkan bank-bank Islam 6,596 persen. 

“Data itu menunjukkan bahwa untuk kawasan Asia, rasio NPL atau kredit bermasalah dari bank-bank Islam lebih rendah ketimbang bank konvensional,” ungkap Prof Chandra. Akan tetapi, lanjutnya,  bank-bank konvensional di Asia ternyata memiliki skor efisiensi biaya 95 persen, lebih tinggi ketimbang bank-bank Islam yang 87,3 persen.

Untuk kawasan Timur Tengah dan Turkey, papar Prof Chandra, gambarannya kurang lebih sama. 

Rasio NPL bank-bank konvensional di Timur Tengah dan Turkey mencapai 8,264 persen, atau lebih tinggi ketimbang bank-bank Islam yang 7,969 persen. Sementara, efisiensi biaya dari bank-bank konvensional, lanjutnya, mencapai 93,7 persen, lebih tinggi dari bank-bank Islam yang 88,4 persen.

Masih ada lagi sejumlah data yang disajikan Prof. Chandra dalam orasi ilmiahnya. Merujuk data tersebut, ia menyimpulkan bahwa bank-bank konvensional di kawasan Asia, Timur Tengah dan Turkey melakukan proses skimping atau penghematan. 

Lalu, untuk hipotesis bad luck, itu tidak terjadi pada bank-bank konvensional di kawasan Asia, Turkey dan Timur Tengah, tetapi terjadi pada bank-bank Islam di kawasan tersebut.

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 17 Maret 2025 ini

Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi, Senin 17 Maret 2025 ini di Dua Lokasi Satpas, Cek Syaratnya

LKMS untuk Lepas dari Jerat Kemiskinan

Sementara, dalam paparannya Prof. Purwanto mengungkapkan bahwa pemerintah menggunakan layanan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), termasuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), sebagai strategi untuk mengurangi kemiskinan. 

“Ini akibat kurangnya akses layanan dari lembaga-lembaga keuangan konvensional,” cetusnya.

Di antara LKMS, riset Prof Purwanto fokus pada Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dan Koperasi Syariah (Kopsyah). 

Menurutnya, segmen pasar BMT dan Kopsyah memang masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. 

“Semakin kecil angsuran pinjaman, layanan BMT dan Kopsyah akan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat miskin,” tegasnya.

Dengan profit margin yang kecil, berkisar 3 persen, menurut Prof. Purwanto, LKMS membutuhkan volume yang besar agar bisa beroperasi dengan efisien. 

Baca juga: SIM Keliling Karawang Senin ini, 17 Maret 2025 Digelar Hingga Pukul 14.00, Perhatikan Syaratnya

Baca juga: Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Kota Bekasi, Senin 17 Maret 2025, Cek Syaratnya

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved