Perang Iran Israel

Jeritan Warga Iran Usai Dibombardir AS, Trump Justru Bangga Militer AS Spektakuler Hancurkan Nuklir

Ia juga menegaskan bahwa tidak akan ada jalan kembali ke jalur diplomasi sampai Iran membalas serangan brutal tersebut. 

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Tangkpan layar akun instagram @aljazeeraenglish
SAMBANGI KERUMUNAN MASSA --- Momen Presiden Iran Masoud Pezeshkian hadir menyambangi kerumunan massa yang kompak mengibarkan bendera Iran serta atribut berisi kecaman untuk Israel, Minggu (22/6/2025) 

TRIBUNBEKASI.COM, ISTANBUL --- Pasca militer Amerika Serikat (AS) menyerang tiga situs nuklir utama Iran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordo pada Minggu (22/6/2025) pagi, masyarakat Iran bergerak melakukan unjuk rasa di Teheran untuk mengutuk serangan Israel.

Dari rekaman video yang diunggah di Instagram @aljazeeraenglish, Senin (23/6/2025), nampak Presiden Iran Masoud Pezeshkian hadir menyambangi kerumunan massa yang kompak mengibarkan bendera Iran serta atribut berisi kecaman untuk Israel.

Ribuan orang tersebut juga mengutuk Israel bersama sekutunya yang sudah menyerang negara Iran

“Death of Israel! (Kematian Israel)” seru warga Iran yang berunjuk rasa berulang kali, Minggu.

“Heydar! Kami adalah pemimpin tentara, kami siap untuk berperang!,” sambungnya. 

Salah seorang perempuan yang mengikuti aksi unjuk rasa di Teheran, menyebut bahwa perbuatan yang dilakukan AS kala membantu Israel sangatlah tidak terlupakan. 

Baca juga: Bahaya Keterlibatan AS dalam Perang Iran-Israel, Pengamat UI: Bisa Picu Perang Dunia lll 

“Apa yang mereka (Amerika) lakukan sungguh tak terlupakan, dan mereka seharusnya tidak berpikir bahwa mereka dapat merugikan negara kita dengan melakukan hal ini. Iran lebih kuat dari yang mereka,” ujar wanita berjilbab hitam tersebut. 

Sementara itu, melansir dari Reuters.com, Iran berjanji untuk mempertahankan diri sehari setelah AS menjatuhkan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon ke gunung di atas situs nuklir Fordow milik Iran. Para pemimpin Amerika juga mendesak agar Teheran mundur.

Teheran sejauh ini belum menindaklanjuti ancaman pembalasan terhadap Amerika Serikat - baik dengan menargetkan pangkalan-pangkalan AS atau mencoba memutus pasokan minyak global.

Namun, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa negaranya akan mempertimbangkan semua kemungkinan tanggapan.

Ia juga menegaskan bahwa tidak akan ada jalan kembali ke jalur diplomasi sampai Iran membalas serangan brutal tersebut. 

"AS menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati hukum internasional. Mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan," katanya di Istanbul, dikutip dari Reuters.com, Senin.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam pidato yang disiarkan televisi, menyebut serangan kepada asset nuklir Iran sebagai "keberhasilan militer yang spektakuler".

Dia bahkan membanggakan bahwa fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah "dihancurkan sepenuhnya."

Bagi Trump, hal itu merupakan Isyarat untuk memberi tahu para pemimpin Iran bahwa mereka sekarang hanya memiliki memiliki dua pilihan, yakni ‘perdamaian’ atau ‘tragedi’.

Sumber: Wartakota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved