Perang Iran Israel

Gencatan Senjata Iran-Israel Diumumkan, Ada Operasi Senyap untuk Membujuk Pihak yang Berkonflik

Gencatan senjara Iran vs Israel disebut sebagai manuver cepat AS untuk keluar dari konflik bersenjata

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Kolase Foto Jerussalem Post/HO
PEMIMPIN AS DAN IRAN - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Iran Ali Khamenei dan Presiden AS Donald Trump dengan latar belakang bendera dan serangan rudal. 

Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji intervensi Trump, peringatan yang dilontarkan Trump pada Selasa diyakini sebagai sinyal bahwa ada batas dalam dukungan Amerika Serikat.

Diplomasi diam-diam

Meskipun Trump menampilkan diri sebagai aktor utama perdamaian, para analis menyebut gencatan senjata lebih banyak dipengaruhi oleh diplomasi negara-negara Teluk Arab.

"Trump secara vokal menggunakan kekuatan troll-nya untuk mencoba menahan tindakan Israel dan Iran, tetapi itu tidak terlalu penting dibandingkan dengan peran yang terus dimainkan oleh negara-negara ini," ujar Brian Katulis, peneliti senior di Middle East Institute.

Katulis menambahkan, negara-negara seperti Qatar yang memiliki hubungan luas di kawasan menjalankan diplomasi senyap guna meredakan ketegangan.

Katulis, yang pernah bekerja di Timur Tengah pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton mengatakan, pendekatan Trump cenderung membingungkan para pengamat dan pelaku kebijakan global.

“Operasi militer yang bersifat taktis, dikombinasikan dengan banyak komunikasi strategis, membingungkan orang Amerika dan aktor global tentang apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh pemerintahan Trump,” ucapnya.

Meski belum jelas apakah gencatan senjata akan bertahan lama, pengaruhnya terhadap politik domestik AS dinilai cukup signifikan.

“Operasi militer AS yang berkepanjangan bisa berpotensi memecah dukungan terhadap Presiden Trump, bahkan dari basis pendukungnya sendiri,” kata Jonathan Panikoff dari Atlantic Council.

Namun, ia memperkirakan mayoritas pendukung Trump dari kelompok konservatif dan Partai Republik masih akan tetap solid.

Sementara itu, meskipun sebagian besar tokoh Partai Republik mendukung serangan terhadap Iran, kritik juga datang dari sejumlah kalangan, termasuk dari Partai Demokrat.

Annelle Sheline, peneliti di Quincy Institute for Responsible Statecraft yang pernah mengundurkan diri dari Departemen Luar Negeri AS karena menentang kebijakan luar negeri, mengatakan bahwa Trump harus bertanggung jawab menegakkan gencatan senjata secara konsisten.

"Trump menunjukkan bahwa dia dapat mengendalikan Israel ketika dia memilih untuk melakukannya. Sekarang dia harus melakukan hal yang sama untuk bersikeras pada gencatan senjata di Gaza," ujar Sheline.

Sheline juga mengkritik tindakan Israel yang tetap membombardir Lebanon dan Gaza meskipun kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved