Masih di lokasi yang sama, Ferry juga pernah menolong kucing yang terhimpit di tembok. Kejadian tersebut sekitar satu bulan yang lalu (April 2022).
“Waktu itu bulan puasa, lalu ada seorang warga dari Kebon Kacang yang datang ke Pos Damkar Benhil melaporkan ada kucing yang terhimpit di antara dua tembok sempit,” ujar Ferry.
Para warga di derah tersebut selalu gagal saat mengevakuasi kucing tersebut. Hingga akhirnya mereka lapor kepada Ferry yang saat itu berjaga di pos bersama beberapa petugas damkar lainnya.
Baca juga: Usai Lebaran Pencari Kerja Lulusan SMA/SMK di Karawang Meningkat, Tapi Lowongan Pekerjaan Minim
Baca juga: Harta Indra Kenz Tidak Habis-habis, Kali Ini Polisi Bakal Sita Mobil Ferrari yang Ada di Medan
Masih di bulan yang sama, yaitu bulan lalu (April 2022). Ferry menceritakan ada seorang pemuda datang ke Pos Damkar Benhil dengan beberapa orang temannya.
“Saya bingung tiba-tiba pas malam hari ada segerombolan pemuda datang ke pos. Saya pikir ada kebakaran atau apa, ternyata salah satu di antara mereka ada yang kesusahan untuk melepaskan cincin di jarinya. Saya lihat jarinya sudah mulai membengkak gitu,” ujar Ferry.
Mereka mengaku kepada Ferry sudah datang ke rumah sakit, namun pihak rumah sakit merekomendasikan pos damkar tempat Ferry bertugas untuk membantunya.
Dengan alat yang dimiliki oleh para petugas damkar, Ferry membantu melepaskan cincin di jari pemuda tersebut yang sudah mulai membengkak.
Ferry senang dan bangga bisa menjadi bagian dari petugas damkar. Karena menurutnya, petugas damkar adalah pekerjaan yang mulia.
Baca juga: BI Catat Peredaran Uang di Jakarta saat Ramadan hingga Idul Fitri 1443 H Capai Rp 30,02 triliun
Baca juga: DPRD DKI Minta Pemerintah Pusat Serahkan Pengelolaan 13 Sungai Sebelum IKN Dipindah
“Di sini kita tidak hanya bertugas memadamkan api ketika terjadi kebakaran, tapi hampir semua jenis penyelamatan kita lakukan,” ujar Ferry.
Namun di samping rasa senang dan bangga, ada kesedihan yang muncul dalam diri Ferry ketika Lebaran hari pertama tidak bisa berkumpul dengan keluarganya.
Ferry mengatakan, walaupun semua keluarganya tinggal di Jakarta, namun ia selalu sedih ketika tidak bisa merasakan Lebaran hari pertama dengan keluarga.
“Komplain dari orangtua pasti ada. Karena setiap Lebaran pertama kok enggak pernah di rumah gitu. Cara saya lebih dikomunikasikan kepada orangtua, memberi pemahaman kepada mereka. Dan Alhamdulillah mereka memahami,” ujar Ferry.
Ferry senang bekerja sebagai petugas damkar, karena saat berada di lapangan ia selalu berkolaborasi dengan masyarakat.
Baca juga: Lebih Kompetitif, Jakpro Klaim Desain Sirkuit Formula E Ancol Sulit Diikuti Negara lain
Baca juga: Sembilan Pembegal Anggota TNI Diringkus, Tiga Diantaranya Masih di Bawah Umur
Bagi Ferry, kolaborasi seperti itu yang membuat ia semangat saat menjalankan tugasnya sebagai seorang petugas damkar.
Namun, Ferry juga bersedih karena menurutnya petugas damkar saat ini tinggal sedikit.
“Sudah pada pensiun, jadi petugas damkar tinggal sedikit. Yang harusnya satu unit diisi enam orang, sekarang paling cuma empat orang tiap unitnya,” ujar Ferry.
Baginya hal tersebut sangatlah wajar, karena menurut Ferry susah menemukan orang yang memang memiliki passion untuk menjadi seorang petugas damkar.
Ferry yakin, dengan pekerjaan seperti ini, ia dapat membantu banyak orang. Hal itulah yang membuat Ferry bertahan hingga sekarang. (Wartakotalive.com/Rendy Rutama Putra; TribunBekasi.com/Joko Supriyanto)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.