TRIBUNBEKASI.COM, KEBON JERUK — Pelaku penipuan modus pembelian motor secara cash on delivery (COD) dari platform Facebook berinisial A dan IL, ternyata telah beraksi selama 17 kali.
Dalam pengungkapan kasus penipuan ini, sebanyak 15 motor curian telah terjual bebas di pasaran, sementara dua lainnya berhasil diamankan jajaran Polres Metro Jakarta Barat, Rabu (18/6/2025) lalu.
Kedok dua pelaku ini terbongkar usai pasangan suami istri bernama Adelia dan Yusuf, melaporkan insiden ini ke polisi. Kala itu, mereka ingin menjual motor seharga Rp 6 juta di Facebook.
Saat melakukan transaksi COD, keduanya mendapat intimidasi dari pelaku penipuan lantaran surat-suratnya tidak lengkap.
Merasa mengetahui kesalahannya, korban pun setuju motornya disita oleh pelaku yang kala itu mengaku sebagai anggota Polri.
Namun, saat keduanya datang ke kantor polisi terdekat yang diminta pelaku, Adelia dan Yusuf justru tak lagi dapat berkontak dengan keduanya.
Baca juga: Penipuan Modus Upgrade KTP: Pegawai Dukcapil Gadungan Tipu PNS Diskominfotik, Kerugian Rp 2,6 Juta
Di titik itulah, mereka sadar telah ditipu dan melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Jakarta Barat.
"Untuk aktivitas dia menipu tersebut sudah hampir 17 motor, korbannya. Jadi yang kami amankan berhasil ini sementara 2. Sisanya itu 15 itu sudah beredar, sudah dijual di beberapa tempat," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).
Menurutnya, motor-motor tersebut dijual dengan harga bervariasi mulai Rp 3 - 6 juta tergantung jenisnya.
Ironisnya, uang hasil curian tersebut digunakan pelaku untuk membeli narkotika.
"Untuk kebutuhan ekonomi maupun kegiatan untuk narkoba tersebut," jelas Twedi
Lebih lanjut, Twedi menyebut jika para pelaku merupakan spesialis penipuan. Kedok sebagai anggora Polri dipakainya agar para korban terperdaya.
Ditambah lagi sebelum menjalankan aksinya, pelaku melakukan profiling terlebih dahulu untuk mengetahui penjual mana yang memasarkan motor tanpa surat-surat lengkap.
"Mereka melakukan intervensi dan mendatangi korban itu. Makanya dari kami sampaikan mereka sudah ditangkap sebagai spesialis untuk penipuan terhadap motor yang mengaku anggota Polri padahal bohong," kata Twedi.
"Jadi waktunya (menipu) itu rata-rata di antara menjelang sore jadi bisa ketemu dan sebagainya. Ada yang malam juga," imbuhnya.