Rumah Murah

Pemerintah Dongkrak Kuota Penyaluran Rumah Murah Jadi 350 Ribu Unit, BTN Dapat Jatah 220 Ribu Unit

Penulis:
Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEK RUMAH SUBSIDI -- Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meninjau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Eternal Village, Purwasari, Karawang, Jabar, Sabtu (22/3/2025) sore.

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Pemerintah menaikkan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi 350 ribu unit pada tahun anggaran 2025. 

Dari jumlah tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mendapatkan alokasi tambahan menjadi 220 ribu unit.

Artinya, jumlah tersebut naik dari kuota sebelumnya yang hanya 158.301 unit. 

FLPP adalah program pemerintah Indonesia yang memberikan subsidi pembiayaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

Tujuannya adalah agar MBR bisa memiliki rumah layak huni dengan cicilan ringan dan bunga tetap.

Direktur Consumer Banking BTN, Hirwandi Gafar, mengatakan, BTN menyambut baik langkah ini dan menyatakan siap mempercepat penyaluran kredit bersubsidi, baik untuk skema konvensional (160.000 unit) maupun syariah (60.000 unit).

BTN sangat mendukung Program 3 Juta Rumah, khususnya bagi MBR dan Masyarakat Berpenghasilan Tanggung (MBT).

"Kami telah menyiapkan berbagai instrumen pembiayaan dari sisi supply dan demand, termasuk memperkuat digitalisasi layanan agar masyarakat makin mudah mendapatkan akses KPR subsidi,” ujar Hirwandi, dikutip Sabtu (2/8/2025).

Baca juga: Dukung Program 3 Juta Rumah, Mendagri Tito Tekankan Percepatan Penerbitan PBG dan BPHTB

BTN juga terus berinovasi lewat aplikasi digital Bale by BTN yang terintegrasi dengan fitur Bale Properti, sehingga masyarakat dapat mencari hunian, mengajukan KPR konvensional maupun syariah, dan memantau prosesnya secara daring—tanpa harus datang ke kantor cabang.

“Saran kami, jangan menunda membeli rumah. Sekarang lebih mudah dan cepat karena semua layanan BTN bisa diakses secara online,” tambahnya.

Sebelum adanya penyesuaian kuota, alokasi nasional FLPP 2025 adalah 220.000 unit, dengan BTN mendapat porsi 158.301 unit (122.834 unit konvensional dan 35.467 unit syariah).

Namun sejak 23 Juli 2025, kuota nasional dinaikkan menjadi 350.000 unit, dan BTN kini ditargetkan menyalurkan 220.000 unit secara total.

Dalam forum yang sama, Kepala Departemen Pengawasan Bank Pemerintah OJK, Yan Syafri, menegaskan bahwa OJK mendukung pembiayaan sektor perumahan melalui berbagai kebijakan, termasuk POJK No.40/2019 yang mempermudah penilaian kualitas aset untuk kredit hingga Rp5 miliar, termasuk KPR subsidi.

“OJK mendukung program pembiayaan perumahan nasional, tapi tetap mendorong prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaannya,” tegas Yan.

BTN juga mendorong pembangunan hunian vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan, terutama di kota-kota besar. 

Halaman
12