Berita Bekasi
Jangan Sampai Banjir Besar Maret 2025 Terulang Kembali, Pemkot Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat
pola cuaca yang terjadi saat ini berpotensi menimbulkan banjir serupa seperti yang terjadi pada Maret 2025 lalu.
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Penetapan status siaga darurat dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi lebih awal sebagai langkah antisipasi menghadapi musim hujan mendatang.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menilai pola cuaca yang terjadi saat ini berpotensi menimbulkan banjir serupa seperti yang terjadi pada Maret 2025 lalu.
“Maret kemarin kan begitu luar biasa. Nah ini kalau kemudian curah hujannya masih sama berarti kita akan menghadapi situasional yang sama,” ucap Tri saat ditemui di Kantor Pemkot Bekasi, Senin (20/10/2025), seperti dilansir Kompas.com.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, peristiwa banjir pada Maret 2025 melanda 20 titik di tujuh kecamatan, dengan ketinggian air mencapai hingga 300 sentimeter di sejumlah lokasi.
Baca juga: Rumah Panggung Gagasan Pemprov Jabar untuk Korban Banjir Bekasi Dibangun Menarik, Begini Konsepnya
Tri berharap, dengan status siaga darurat yang diberlakukan sejak dini, masyarakat dapat lebih waspada dan pemerintah bisa lebih cepat dalam penanganan darurat jika bencana terjadi.
Tri Adhianto mengungkap alasan penetapan status siaga darurat kebencanaan sejak 3 Oktober 2025 hingga 30 April 2026.
Menurut dia, keputusan ini diambil karena hingga kini belum ada progres pembangunan fisik yang signifikan untuk mencegah potensi banjir di wilayah Kota Bekasi.
“Ini kan kita hari ini menghadapi situasional bahwa Kali Bekasi terutama ini kan belum ada satu progres secara fisik,” ujar Tri.
Tri menjelaskan, kondisi Kali Bekasi yang kerap meluap ketika curah hujan tinggi menjadi salah satu alasan utama dikeluarkannya status siaga darurat.
BERITA VIDEO : KALI BEKASI MELUAP, MARGAHAYU BEKASI TIMUR TERENDAM BANJIR 2 METER
Adapun langkah antisipatif yang telah dilakukan pemerintah sejauh ini adalah pengerukan sungai.
Namun, menurut Tri, upaya tersebut belum cukup optimal karena masih ada risiko abrasi yang menyebabkan pendangkalan sungai kembali terjadi.
“Karena belum ada nih kegiatan-kegiatan yang sifatnya fisik dalam rangka untuk kemudian mengantisipasi, yang ada adalah baru pengerukan,” kata Tri.
“Nah, pengerukan ini kan sangat resisten juga kalau kemudian nanti tingkat longsornya juga tinggi, tingkat abrasinya tinggi itu juga akan mudah naik lagi tuh,” imbuhnya.
(Sumber : Kompas.com)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
| Pemkot Bekasi Gandeng Pengusaha Hingga Pengelola Mal Sediakan Kantong Parkir Wisata Air Kalimalang |
|
|---|
| Bendungan Titik Nol Kali CBL Kabupaten Bekasi Punya Fungsi Ganda, Apa Itu? Ini Penjelasan Kabid PSDA |
|
|---|
| Kabar Gembira, Sky Train Bakal Hadir di Bekasi, Wali Kota Tri Adhianto: Lokasi Stasiun Sudah Ada |
|
|---|
| Reklame Ilegal di Kota Bekasi Marak, Kasatpol PP Akui Kecolongan Retribusi PAD |
|
|---|
| Pipa Gas Bocor di Jembatan 10 Rawalumbu Bekasi Dalam Proses Pebaikan, Diduga Ini Penyebabnya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.