Kisah Gen Z Nikah di KUA: Adhisty Sempat Mau Mundur Hingga Dapat Kejutan dari Pasangannya

Tren menikah di KUA mulai menjadi pilihan di kalangan gen Z. Bukan karena keterbatasan, tetapi lebih kepada keinginan pengantin

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Ign Prayoga
Dokumentasi pribadi Adhisty
NIKAH DI KUA - Seorang warga Bekasi, Adhisty, dan pasangannya berfoto seusai menikah di KUA Bekasi Utara, beberapa waktu lalu. Melaksanakan akad nikah di KUA tidak mengurangi hakekat pernikahan. 

TRIBUNBEKASI.COM -- Tren menggelar pernikahan sederhana di Kantor Urusan Agama (KUA) mulai digandrungi muda-mudi Tanah Air. Tanpa pesta di gedung dan berbagai drama yang menyertainya, pernikahan di KUA tak mengurangi hakekat momen sakral tersebut.

Selama bertahun-tahun, pernikahan identik pesta di gedung ataupun tenda yang didirikan di tengah jalan. Resepsi pernikahan di gedung melibatkan banyak vendor, mulai dari make up, dekorasi, catering, sound system, foto dan video, hingga penyanyi dan band pengiring.

Resepsi pernikahan biasanya digelar terpisah dari akad nikah yang mungkin dilaksanakan di rumah atau di lokasi lain. Semuanya menyita waktu, energi, dan tentu saja biaya.

Kini, tren menikah di KUA mulai menjadi pilihan di kalangan gen Z. Bukan karena keterbatasan, tetapi lebih kepada keinginan pengantin untuk menikmati suasana yang lebih intim dan tenang.

Seperti diungkap oleh Adhisty, wanita muda yang memilih melaksanakan akad nikah di KUA Bekasi Utara tanpa diikuti pesta besar. Keputusan ini lahir dari alasan yang tulus dan sederhana.

“Kakak-kakakku semuanya menikah dengan pesta besar,” kata Adhisty kepada Warta Kota, Sabtu (8/11/2025). "Aku tahu betapa melelahkan dan ribetnya persiapannya. Sedangkan aku, tipe orang yang tidak nyaman dengan keramaian," ungkapnya. 

Ketika pilihan menikah di KUA ini disampaikan kepada pihak keluarga, terjadi pro dan kontra, khususnya di pihak keluarga calon pengantin pria. Setelah berdiskusi, akhirnya mereka menyerahkan keputusan kepada sang calon pengantin.

"Aku selalu bilang, jangan menikah dengan rasa keterpaksaan, apapun bentuknya, baik proses maupun pasangannya,” kata Adhisty. “Ketika muncul perbedaan pendapat di keluarga, aku sempat berpikir untuk mundur karena aku tidak ingin pernikahan penuh keribetan,” imbuh dia.

Adhisty menegaskan, alasannya memilih menikah di KUA sangat simpel yaitu karena dia tidak nyaman di tengah keramaian.

Padahal, menggelar pernikahan di gedung juga bisa dilakukan. Adhisty menjelaskan bahwa biaya pernikahan sebenarnya ditanggung sepenuhnya oleh sang suami. Mengadakan pesta besar atau sederhana, sama-sama dimungkinkan.

Namun akhirnya mereka sepakat untuk memilih cara yang lebih sederhana yakni menikah di KUA. "Aku bahkan tidak mengeluarkan biaya sepeser pun karena pernikahannya sederhana,” kata dia.

Justru terjadi hal mengejutkan mendekati hari pernikahan. “Suami memutuskan untuk memperbesar mahar, katanya biar orang tidak menganggap aku dinikahi dengan cara yang seadanya saja," ungkap Adhisty mengenang momen pernikahannya beberapa waktu lalu.

Sepenuhnya Gratis

Pernikahan sederhana dengan opsi akad nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) semakin diminati oleh sejumlah pasangan calon pengantin. Dengan alasan tanpa perlu pesta mewah atau biaya yang melambung tinggi, banyak yang mulai melirik pilihan ini sebagai cara untuk meresmikan ikatan suci pernikahan mereka.

Salah satu contohnya dapat dilihat di KUA Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Dalam tiga tahun terakhir, tren menikah di kantor KUA ini mengalami pasang surut.

Sumber: Wartakota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved