Erupsi Gunung Semeru

Tim Kemenpar dan Ratusan Pendaki yang Terjebak di Gunung Semeru Dievakuasi Hari Ini

Ratusan orang yang terjebak di Gunung Semeru yang sedang erupsi, akan dievakuasi hari Kamis (20/11/2025) ini.

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Kanal YouTube CCTV SEMERU
AWAN PANAS - Awan panas guguran tampak meluncur dari puncak Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025) sore. Erupsi terlihat jelas melalui kamera pemantau dan masih berlangsung saat laporan dirilis. 

TRIBUNBEKASI.COM, LUMAJANG - Sebanyak 178 orang yang terjebak di Gunung Semeru yang sedang erupsi, akan dievakuasi hari Kamis (20/11/2025) ini.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto memastikan, mereka yang terjebak terdiri dari 137 pendaki, 15 porter, 7 anggota PPGST, 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata (Kemenpar), dua saver dan 1 orang petugas.

“Sejak kemarin yang terjebak masih berada di kawasan Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS),” kata Gatot. 

“Mereka dalam kondisi baik. Rencananya pagi ini mereka akan kita bantu turun,” imbuhnya.

Gatot mengatakan, terdapat kendala dalam evakuasi semalam karena jalur yang licin dan juga kondisi yang gelap. Sehingga evakuasi dipilih pada pagi hari.

Sebelumnya, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyatakan, ada 178 orang terjebak di Ranu Kumbolo. Sebagai informasi, Ranu Kumbolo adalah danau alami di jalur pendakian Gunung Semeru, berada pada ketinggian sekitar 2.400 meter. Danau ini terkenal karena pemandangannya yang tenang dikelilingi bukit hijau. Kawasan ini menjadi tempat persinggahan para pedaki Semeru. Setiap tahun, ribuan pendaki singgah di tempat ini untuk beristirahat sebelum menuju Kalimati atau puncak Mahameru. 

Staf TNBTS, Septi Eka Wardhani menjelaskan, 178 pendaki yang terjebak di Rabu Kumbolo terdiri dari 137 pendaki, seorang petugas, dua saver, 15 porter, tujuh Pendamping Pendakian Gunung Semeru Terdaftar (PPGST), dan tim dari Kementerian Pariwisata. "Tadi teman-teman PPGST menyampaikan bahwa evakuasi malam tidak direkomendasikan karena risikonya sama, terutama karena gelap, licin, dan beberapa lokasi jalur rawan longsor," kata Septi dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/11). 

Seperti diberitakan, telah terjadi peningkatan aktivitas awan panas guguran pada Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jatim, sejak Rabu (19/11/2025), pukul 14.13 WIB. 

“Aktivitas terus meningkat hingga pada pukul 17.00 WIB, ditetapkan kenaikan status Tingkat Aktivitas Gunung Semeru dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas),” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

“Awan panas guguran hingga saat ini masih berlangsung, dengan amplitudo maksimum 34 mm dan jarak luncur 14 km dari puncak gunung. Awan panas guguran cenderung mengarah ke Utara,” katanya.

Akibat kondisi ini, jembatan Gladak Perak telah ditutup untuk akses warga.

Jembatan Gladak Perak merupakan salah satu infrastruktur penting yang menghubungkan Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro di Kabupaten Lumajang. Jembatan ini juga menjadi jalur vital antara Lumajang dan Malang.

Jembatan ini menjadi jalur utama mobilitas warga dan distribusi logistik. Jembatan Gladak Perak membentang di atas Sungai Besuk Sat, yang merupakan jalur aliran lahar dan sungai penting di lereng selatan Gunung Semeru

Sebagai informasi, ada dua jembatan Gladak Perak di lokasi tersebut. Jembatan lama dibangun zaman kolonial Belanda, sekitar tahun 1930. Sedangkan jembatan baru dibangun tahun 1998 dengan pondasi beton bertulang. Jembatan lama berstatus cagar budaya dan dulu banyak dipakai masyarakat lokal untuk memancing

Bangunan bersejarah tersebut rusak parah akibat erupsi Gunung Semeru pada Desember 2021. Material vulkanik dan banjir lahar membuat konstruksi jembatan runtuh hingga tak lagi dapat dilalui. Pemerintah kemudian membangun jembatan darurat untuk memastikan akses warga tetap terbuka. 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved