Berita Nasional
Menparekraf Beri Pendampingan dan Pelatihan Untuk Tingkatkan Kualitas Desa Wisata Hilisimaetano
Kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno ke Desa Wisata Hilisimaetano tersebut terkait penyelenggaraan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
TRIBUNBEKASI.COM — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Wisata Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara pada Rabu (22/6/2022) sore.
Beragam seni tari khas Hilisimaetano ditampilkan untuk menyambut Menteri Parekraf dan rombongan.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga Uno tampak didampingi Bupati Nias Selatan Dr. Hilarius Duha, dan Kepala Desa Hilisimaetano Formil Dakhi.
Kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno ke lokasi tersebut terkait penyelenggaraan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tahun kedua ini mengangkat tema ’Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit’.
Baca juga: Meriahkan HUT ke-76 Bhayangkara, Polres Karawang Gelar Kejuaraan Tenis Meja Kapolres Cup
Baca juga: Tak bisa Akses Website SBMPTN? Jangan Panik, Berikut 32 Halaman Mirror SBMPTN 2022
Sandiaga mengungkapkan ketakjubannya terhadap keindahan alam hingga kekayaan budaya lokal di Desa Hilisimaetano.
”Saya ucapkan selamat kepada Bapak Bupati yang telah bisa meningkatkan gairah ekonomi dalam tatanan ekonomi baru dengan Desa Wisata Hilisimaetano,” ucap Sandiaga Salahuddin Uno dalam pernyataan resminya.
Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf akan memberikan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan sarana prasarana dan kualitas destinasi wisata tersebut.
”Seperti toilet hanya ada satu. Kita akan tingkatkan homestay. Juga kita ingin jadikan desa wisata ini sebagai tujuan kunjungan wisatawan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Kami juga akan meningkatkan ekonomi kreatifnya sehingga lapangan kerja terbuka dan ekonomi masyarakat meningkat,” beber Sandiaga.
Hilisimaetano terpilih menjadi salah satu dari 50 desa wisata terbaik yang terjaring melalui proses seleksi ketat pada tahun ini.
Baca juga: Beli Tiket Konser Musik Indie Playground Resurrection Pakai Pospay Bisa Dapat Diskon
Baca juga: Susi Pudjiastuti Bagikan Detik-detik Evakuasi Penumpang Pesawatnya, Semuanya Selamat
Seleksi tersebut berdasar tujuh kategori penilaian, yakni; 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.
Untuk diketahui, pada ADWI tahun 2021 terjaring 1.831 desa wisata yang ada di Indonesia dan target di tahun 2022 adalah 3.000 desa wisata yang diharapkan terjaring.
Sehingga, hal itu dapat mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia.
Dalam pengembangan desa wisata, Kemenparekraf berkolaborasi dengan mitra strategis yaitu Astra, BCA, dan BNI.
Hilisimaetano sendiri akan menjadi peserta Desa Sejahtera Astra (DSA).
Baca juga: Pemkab Bekasi Gandeng PDAM Tirta Bhagasasi dan BUMN Bangun Pengolahan Air Bersih di Kedungwaringin
Baca juga: Mahasiswa Desak DPRD Karawang Jelaskan Soal Dugaan Fee 5 Persen Dana Pokir
DSA adalah program pembinaan dan pengembangan desa dari Astra selama satu tahun ke depan.
Hal tersebut selaras dengan tujuan penyelanggaraan ADWI, yakni agar menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
Itu diharapkan dapat membangkitkan ekonomi desa. Kebangkitan ekonomi dari desa-desa untuk membangun Indonesia.
Hilisimaetano terbentang sepanjang sekitar 500 meter. Itu menjadikan permukiman tradisional Desa Hilisimaetanö ini sebagai kampung terpanjang di seluruh kepulauan Nias.
Desa ini juga merupakan salah satu desa adat tertua di Kabupaten Nias Selatan dengan sejumlah peninggalan sejarah, seperti batu megalitik, rumah adat, serta tradisi-tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Baca juga: Sebelum Tewas di depan Kantor RW, Joko Wibowo Sempat Cekcok dengan Tetangganya
Baca juga: Toyota Fortuner Nyungsep ke Kali, Tiga Orang Luka-Luka
Untuk mencapai Desa Wisata Hilisimaetano diperlukan waktu tempuh sekitar 2,5 jam dari Bandara Binaka, dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Bicara potensi, Desa Wisata Hilisimaetano memiliki segudang kekayaan alam dan seni budaya.
Dari sisi keindahan alam, desa tersebut memiliki wilayah seluas 10 hektar yang merupakan dataran dengan beberapa perbukitan. Mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian petani.
Hilisimaetano menjadi salah satu lumbung padi terbesar yang ada di Kepulauan Nias. Di Hilisimaetano juga terdapat hutan, gua, serta air terjun.
Terkait seni dan budaya, Desa Wisata Hilisimaetano kaya akan tarian adat, diantaranya Tarian Maluaya Si'oligo, tarian yang menyiratkan persatuan seluruh masyarakat desa.
Baca juga: Pesawat Susi Air Jatuh di Perairan Papua, Warganet: Syukurlah Semua Penumpang dan Pilot Selamat
Baca juga: Motor Pria yang Tewas Dikeroyok di Depan Kantor RW Raib, Istri Korban: Dia Mau Isi Bensin
Selain itu, ada Tari Fogaele, atau yang lebih dikenal dengan tarian penyambutan di mana para penari wanita membawa Bola Nafo - tas anyaman berisi sirih - untuk diberikan pada tamu kehormatan.
Tarian ini menunjukan kelembutan para wanita. Kemudian, Tari perang - Faluaya - , seperti namanya. Tarian tersebut menunjukan keperkasaan para pejuang.
Desa Wisata Hilisimaetano juga memiliki tradisi Mame Afo. Itu adalah tradisi pemberian sirih untuk para tamu yang di dalamnya terdapat tarian Maluaya Si'oligo dan Fogaele Fahombo, menjadi salah satu atraksi utama.
Ini adalah sebuah tradisi lombat batu dengan tinggi sekitar dua meter.
Di desa ini sejak dini, anak-anak dilatih secara rutin untuk melakukan Fahombo dengan replika batu yang lebih kecil.
Baca juga: Selain Striker Michael Krmencik, The Jakmania Juga Tunggu Kedatangan Dua Gelandang Asing
Baca juga: The Jakmania Harap Kedatangan Michael Krmencik Bisa Naikkan Pamor Persija dan Sepakbola Indonesia
Konon ini merupakan ujian ketangkasan seorang pemuda untuk menjadi ksatria desa.
Ada pula Famadaya Harimao. Itu adalah sebuah ritual kuno yang dulunya diadakan setiap 14 tahun sekali.
Ritual ini dilakukan dengan mengarak patung menyerupai harimau - Lawolo Fatao.
Tujuannnya untuk penyucian dan pembaharuan hukum adat yang berlaku.
Upaca ini dipimpin oleh Ere - imam kuno - dari Hiliamaigila kemudian patung tersebut akhirnya akan dibuang di Sungai Zumali.
Baca juga: Rebound, Harga Emas Antam Hari Kamis Ini Nyaris Tembus Rp 1 Juta Per Gram, Simak Daftarnya
Baca juga: Lady Rocker saat Manggung, Chua Kotak Enjoy jadi Ibu Rumah Tangga Sewaktu Sepi Job
Fakta menariknya, di Nias sendiri sebenarnya tidak pernah ada harimau.
Soal kuliner, Desa Wisata Hilisimaetano memiliki Babae, kofo- kofo, kopi, dan jajanan pasar yang bahan bakunya diambil dari hasil pertanian dan pekebutan desa.
Sedangkan potensi kriya, ada ukiran patung, aksesoris tradisional seperti kalabubu - kalung yang berfungsi penangkal pedang ketika musuh hendak menebas leher -, pedang tradisional, baju zirah, dan kerajinan anyaman.
Di desa ini, wisatawan juga dapat bermalam di homestay sederhana. Tersedia dua unit. Bentuknya unik berupa rumah tradisional dan ada pula rumah yang sudah modern.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/sandiaga-23Juni.jpg)