Berita Bekasi

Pilih-pilih Jenis Vaksin, Picu Puluhan Ribu Vaksin Sinovac Kadaluwarsa

Rendahnya minat masyarakat untuk kembali melakukan vaksinasi dosis kedua juga menjadi faktor kadaluwarsanya masa penggunaan vaksin Sinovac.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Ichwan Chasani
Wartakotalive.com/Rizki Amana
Ilustrasi - Tenaga vaksinator sedang memasukan dosis vaksin booster. 

TRIBUNBEKASI.COM — Masih banyak masyarakat di Kabupaten Bekasi yang memilih-milih jenis vaksin Covid-19, menyebabkan puluhan ribu vaksin Covid-19 merk Sinovac menumpuk di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi hingga menjelang masa kadaluwarsa.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Masrikoh mengatakan puluhan ribu vaksin keluaran Cina itu menumpuk hingga menjelang masa kadaluwarsa utamanya saat periode vaksinasi dosis ketiga.

"Iya, memang masih banyak masyarakat yang milih jenis vaksin, terutama saat vaksinasi dosis ketiga," kata Masrikoh saat dikonfirmasi, Selasa (27/7/2022).

Padahal, Masrikoh mengatakan vaksin Sinovac kini bisa digunakan untuk vaksinasi dosis penguat, meski ia mengakui terdapat keterlambatan mengenai informasi tersebut.

"Awalnya Sinovac enggak boleh buat booster, khusus untuk dosis satu dan dua saja. Itu juga jadi salah satu faktor sampai menumpuk di gudang penyimpanan. Tapi sekarang Sinovac sudah boleh buat booster," tuturnya.

Baca juga: Dikabarkan Ingin Pindah Partai Usai Kalah Muscab, Cellica Diberi Karpet Merah Masuk NasDem

Baca juga: Info Cuaca Karawang, Rabu 27 Juli 2022, Prakiraan BMKG: Tidak Ada Hujan, Cerah Berawan Hingga Malam

Persentase efektivitas jadi alasan utama yang menyebabkan masyarakat lebih cenderung memilih vaksin bermerek Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.

Selain itu, rendahnya minat masyarakat untuk kembali melakukan vaksinasi dosis kedua juga menjadi faktor kadaluwarsanya masa penggunaan vaksin Sinovac.

Hingga saat ini, jumlah masyarakat Kabulaten Bekasi yang telah menerima vaksin dosis kedua baru sebanyak 1.795.261 jiwa atau 74,25 persen dari total target 2.417.794 orang.

"Awalnya kami khawatir kekurangan untuk dosis kedua, karena jumlah vaksin dosis kedua yang kami terima harus sama dengan dosis pertama," ujar Masrikoh

Tunggu Dijemput

Sebelumnya diberitakan, puluhan ribu dosis vaksin Covid-19 merek Sinovac yang disimpan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, sebentar lagi memasuki masa kadaluwarsa.

Baca juga: Isak Tangis Pecah Saat Autopsi Ulang Jasad Brigadir J, Ibu Yosua: Mana Tanggungjawabmu Ibu Putri!

Baca juga: Daftar Film Semi Jepang Terbaru 2022, Kisah Menantu dan Mertua Selingkuh yang Paling Laris Ditonton

Kepala UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Bayu Biharussyfa menerangkan puluhan ribu dosis vaksin Covid-19 merek Sinovac yang disimpan pihaknya itu bakal kadaluwarsa beberapa hari lagi.

"Stok vaksin Sinovac masih ada 21.834 dosis, tapi kadaluwarsanya tanggal 1 Agustus," ungkap Bayu Biharussyfa saat dikonfirmasi, Selasa (27/8/2022).

Meski vaksin yang diproduksi oleh negara Cina itu masih tersedia dengan jumlah yang banyak, namun tak akan bisa digunakan oleh masyarakat.

Bayu Biharussyfa mengaku telah berkomunikasi dengan Dinkes Provinsi Jawa Barat untuk melakukan penjemputan vaksin jelang habisnya tenggat penggunaan vaksin tersebut.

Baca juga: Polri Persilahkan Keluarga Pantau Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J Lewat CCTV

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: Perusahaan Bidang Otomotif di Karawang Butuhkan Staf Purchasing

"Vaksin yang habis masa penggunaannya sudah didata, tinggal menunggu dijemput oleh Bio Farma melalui Dinkes Provinsi Jawa Barat," ucapnya.

Vaksin Covid-19 merek lain yang juga akan memasuki masa kadaluwarsa yakni Covovax, dengan batas waktu penggunaan hingga Minggu (31/7/2022) mendatang.

"Kalau Covovax masih ada sekitar 36.820 dosis," tutur Bayu Biharussyfa.

Selain itu, terdapat pula vaksin AstraZeneca berjumlah 3.330 dosis yang tenggat waktu penggunaannya akan habis pada Jumat (12/8/2022) mendatang.

Panel Surya

Sebelumnya diberitakan, sebuah solar panel berukuran raksasa dijadikan salah satu sebagai sumber energi di gudang penyimpanan vaksin Covid-19 di Kabupaten Bekasi.

Baca juga: Rian DMasiv Dukung Realisasi Wacana Karya Lagu Bisa Jadi Agunan Pinjaman ke Bank

Baca juga: Terekam CCTV, Polisi Tangkap Maling Motor KLX di Kontrakan Telukjambe

Instalasi pembangkit tenaga surya ini pun dijadikan sumber listrik di salah satu distributor obat dan alat kesehatan.

Sedikitnya 1.506 panel surya dipasang untuk menghidupi listrik pada kompleks distribusi obat nasional di Cikarang.

Teknologi ini digunakan sebagai upaya untuk pelestarian lingkungan dan menghemat energi.

"Kita semua tahu selama ini penggunaan energi fosil dari batu bara sudah menimbulkan dampak emisi yang tidak baik."

"Maka kami ubah itu secara signifikan, dimulai dari Cikarang ini," kata Presiden Direktur PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), Christophe Piganiol melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/4/2022).

Baca juga: Makin Stylish dan Premium, Galaxy A03 Core dengan Pilihan Warna Baru Tetap Dibanderol Sejutaan

Baca juga: Stagnan, Harga Emas Batangan Antam Rabu Ini Sama Seperti Kemarin, Simak Daftarnya

Ribuan panel ini dipasang pada sebidang lahan di sebelah bangunan utama pusat distribusi.

Ini merupakan salah satu solar panel pertama yang jadi sumber energi di sebuah industri di Kabupaten Bekasi.

Ribuan solar panel itu memiliki kapasitas 813 kWp yang mampu menghasilkan energi lebih dari 1 juta kWh per tahun.

"Berdasarkan hasil kalkulasi kami, energi terbarukan ini bisa mengurangi penggunaan energi listrik kami sebesar 30 persen. Ini cukup signifikan untuk membantu melestarikan lingkungan," ucap Christophe.

Untuk diketahui, APL merupakan pusat distribusi vaksin, obat-obatan dan alat kesehatan.

Baca juga: Rayakan 25 Tahun Berkarya di Tanah Air, Padi Reborn Segera Gelar Konser Perak

Baca juga: Disnakertrans Karawang Ungkap Modus Perusahaan Penyalur 46 CPMI Ilegal Hendak Dikirim ke Arab Saudi

Perusahaan ini bekerja sama dengan berbagai produsen farmasi ternama untuk menyalurkan obat ke seluruh Indonesia.

Perusahaan yang berdiri di atas lahan seluas 39.930 meter persegi itu mendistribusikan obat ke berbagai daerah, mulai dari Banda Aceh hingga Jayapura.

Selanjutnya, ribuan solar panel itu dipasang untuk kebutuhan listrik terutama pendingin pada bagian penyimpanan obat dan vaksin. 

Terdapat ruangan bersuhu 2-8 derajat celcius untuk menyimpan jutaan vaksin, baik Covid-19 maupun vaksin dasar pada anak semisal campak atau DPT. 

Christophe mengatakan, pemasangan panel surya ini menjadi yang pertama di Indonesia.

Baca juga: Penyelundupan 46 Calon Pekerja Migran Digagalkan, Penjaga Ungkap Aktivitas Selama di Penampungan

Baca juga: Usai Digerebek, Rumah Penampungan 46 Calon Pekerja Migran Ilegal di Karawang Terpantau Sepi

Rencananya hal serupa akan dilakukan di tiga negara lainnya yakni Filipina, Thailand dan Singapura. 

"Di Indonesia kami ingin memberi harapan baru tentang energi terbarukan untuk keselamatan lingkungan kita," ucap dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, penggunaan tenaga surya merupakan bagian dari inisiatif dunia usaha yang wajib diapresiasi.

Dunia usaha memiliki inisiatif untuk berinvestasi di bidang sustainability. 

"Di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kami sangat apresiasi pelaku industri dalam kepeduliannya terhadap lingkungan."

"Kami berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi pelaku industri swasta lainnya," ucapnya.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved