Pembunuhan Berantai

Mengerikan, Ini Peran 3 Tersangka dalam Kasus Pembunuhan Berantai di Bekasi dengan Modus Keracunan

Hasil penyidikan polisi mendapati fakta bahwa ketiganya tewas bukan karena keracunan, namun sengaja dibunuh oleh ketiga tersangka dengan cara diracun.

Editor: Ichwan Chasani
Warta Kota/Ramadhan L Q
Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, mengungkapkan bahwa peristiwa keracunan satu keluarga di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi adalah kasus pembunuhan berencana dan pembunuhan berantai dengan jumlah korban 9 orang. Keterangan foto: Konferensi pers kasus pembunuhan berantai oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, Kamis (19/1/2023) 

"Kami dapatkan 2 alat bukti cukup, kami temukan titik masuk untuk ungkap pelakunya dari digital forensik ternyata skenario pembunuhan berencana," lanjut dia.

Kasus tersebut menyebabkan tiga orang tewas dan dua selamat lalu dirawat di rumah sakit.

Tiga orang tewas itu adalah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20), dan Muhammad Riswandi (16).

Untuk dua orang yang dirawat, yakni Neng Ayu (5) dan M Dede Solehudin.

Namun, Dede justru menjadi salah satu tersangka dalam kasus itu.

"Yang satu minum racun juga ternyata sengaja, ternyata ini juga tersangka," ucapnya.

"Ternyata 1 orang atas nama Dede di RSUD Bantar Gebang, pindah RS Kramat Jati, ternyata tersangka," sambung Hengki.

Selain Dede, tersangka lainnya adalah Wowon Erawan alias Aki dan Solihin alias Duloh.

"Untuk sementara konstruksinya Pasal 340 tentang pembunuhan berencana," tutur dia.

Peran tiga tersangka

Teka-teki kematian satu keluarga yang tewas di Bantar Gebang, Bekasi perlahan terungkap.

Terbaru, tiga orang tewas akibat diracun menggunakan dua jenis racun, yaitu racun pestisida dan racun tikus.

Mereka adalah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20), dan Muhammad Riswandi (16).

"Hasil pemeriksaan di TKP ditemuka bahwa tidak ada tanda kerusakan, pintu depan maupun belakang, tidak terdapat kerusakan di dalam kamar tidur dan area belakang rumah," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, saat konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

"Yang menarik, terdapat lubang galian 1x2 meter dengan kedalaman 2 meter di area belakang rumah. Tadinya tidak ditemukan lubang ini. Tidak terdapat cipratan darah dan tembok di dalam rumah. Patut diduga besar kemungkinan dan olah TKP dengan teknologi deteksi darah memang tidak ada cipratan darah, kemungkinan sebab kematian karena sebab lain, bukan kekerasan," sambungnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved