Berita Karawang
Walau Dideportasi, Imigrasi Tidak Cekal WNA Taiwan Alami Down Syndrome yang Dirawat Warga Karawang
Alasan Imigrasi tidak melakukan cekal karena ada keinginan Siti Aisah untuk bisa kembali merawat Siau Huang di Indonesia.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Karawang tidak melakukan upaya cegah tangkal (cekal) terhadap WNA asal Taiwan, Siau Huang (26) yang dirawat Siti Aisah, warga Desa Kamojing, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang.
Cekal tersebut tidak dilakukan walaupun pihak Imigrasi melakukan deportasi WNA yang mengidap disabilitas down syndrome tersebut.
Siau Huang sendiri dipulangkan atau dideportasi ke negara asalnya di Taiwan pada Kamis (6/7/2023).
"Iya ada rasa kemanusiaan sehingga kami tidak cekal ananda WNA asal Taiwan yang diasuh Siti warga Karawang," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Karawang, Barlian Gunawan saat jumpa pers pada Kamis (6/7/2023).
Barlian Gunawanmenjelaskan, alasan tidak melakukan cekal karena ada keinginan Siti Aisah untuk bisa kembali merawat Siau Huang di Indonesia.
BERITA VIDEO: SITI MAU KEMBALIKAN ANAK MAJIKAN KE TAIWAN, TAPI MALAH DAPAT ANCAMAN KELUARGANYA
Bahkan ada keinginan Siti Aisah untuk bisa menjadi orangtua angkatnya.
Walaupun sesuai dengan pasal 78 ayat 3 undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Pada pasal tersebut disebutkan orang asing yang sudah overstay diatas 60 hari dapat dilakukan pemulangan atau pendeportasian, dan juga dilakukan penangkalan atau cekal terhadap WNA tersebut.
Baca juga: Cek Harga Emas Batangan Antam di Bekasi, Kamis Ini Turun Rp 5.000 Per Gram, Ini Detailnya
Baca juga: BREAKING NEWS: Siau Huang, WNA Taiwan yang Dirawat Siti Warga Karawang, Akhirnya Dideportasi
"Namun karena alasan kemanusiaan dan ada harapan Siti untuk dapat kembali ke Indonesia. Maka kami tidak melakukan penangkalan pada saudara Siau Huang," jelas dia.
Terkait Siau Huang kembali ke Indonesia dan dijadikan anak angkat Siti, kata Barlian Gunawan, Imigrasi Karawang juga menunggu hasil dari keputusan keluarga dan sejumlah pihak di Taiwan.
Ia menjelaskan, pendeportasian hari ini sudah sesuai ketentuan dan tetap mengedepankan rasa kemanusian.
Mulai dari atas permintaan sendiri dari keluarga didampingi Taipei Economic and Trade Office (TETO).
Siti Aisah juga ikut mengantarkan ke Taiwan dan selama perjalanan ke Taiwan didampingi perawat dari Rumah Sakit Budha Tzu Chi.
Baca juga: Meresahkan, Aksi Pencurian Kaca Spion Mobil di Kota Bekasi Kini Sasar Kendaraan ke Perumahan
Baca juga: Yoriko Angeline Kesurupan saat Reading Film Kutukan Peti Mati, Sempat Kejang-Kejang
"Ada pihak Kamar Dagang Indonesia (KDI) juga ikut mengawasi, dan Siti juga berada di Taiwan selama 14 hari," katanya.
Viral di Media Sosial
Kisah Siti Aisah, eks tenaga kerja wanita atau TKW asal Karawang membawa pulang anak majikannya viral di media sosial.
Siti Aisah mengaku tidak tega meninggalkan Siau Huang (26) karena anaknya yang mengidap down syndrome dan terlantar di Taiwan.
Karenanya dengan penuh keyakinan dan itupun juga atas permintaan keluarganya. Siti pun rela mengurus dan merawat Siau Huang di Indonesia.
"Jadi bukan saya bawa sendiri, keluarganya kakaknya juga kan ikut antar adiknya ke sini (Karawang)," kata Siti saat ditemui di rumahnya di Cikampek Karawang pada Sabtu (3/6/2023).
Dengan segala keterbatasan yang ada, Siti membuka warung kelontong untuk memenuhi kebutuhan Siau Huang.
Baca juga: Sebanyak 2.223 Guru PPPK 2022 di Karawang Sudah Ada SK, Tinggal Tunggu Dilantik Bupati
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Kamis 6 Juli 2023
Sebab kebutuhan sehari-hari hingga obat, Siti harus merogoh kocek Rp3 juta per bulan.
"Obat rutinnya saja satu bulan sekitar Rp 1,3-1,5 jutaan. Belum kebutuhan lainnya," katanya.
Ia bisa saja meninggalkan Siau Huang saat kontrak kerjanya habis di Taiwan.
Akan tetapi, Siti sudah enam tahun merawat Siau Huang dari awal masih usia SMP.
Dirinya tak tega meninggalkannya karena tak ada pengasuh yang bisa merawat dengan baik.
Apalagi ibu dan kakak Siau Huang sangat tidak memperhatikan dan menyukainya karena kondisinya yang disabilitas.
Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi, Kamis 6 Juli 2023, di Dua Lokasi Satpas, Cek Syaratnya
Baca juga: SIM Keliling Karawang, Kamis 6 Juli 2023, di Mal Cikampek Hingga Pukul 15.00 WIB
"Sempat cari perawat lain setelah saya habis kontrak, tapi engga ada yang bisa dan mau ngasuh. Maka akhir diputuskan dirawat sama saya di Indonesia," beber dia.
Saat ini Siau Huang sudah empat tahun berada di Karawang, Jawa Barat.
Awalnya, keluarganya masih suka mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhannya.
Akan tetapi dua tahun terakhir, atau setelah ayahnya meninggal sudah tidak ada lagi.
"Jadi kalau papahnya sayang bangat, cuman karena usianya sudah tua. Udah 72 tahunan, maka papahnya percaya anaknya dirawat sama saya," katanya.
Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Sincetech Technology Indonesia Buka Rekrutmen HRD Manager
Baca juga: Seorang Pria Terpental hingga Tewas Bersimbah Darah, Saksi Mata: Kayak Pacuan
Lebih Sayang Peliharaan
Diberitakan sebelumnya, sosok Siti mencuri perhatian belakangan ini karena itikad baiknya merawat Sha Wang yang disabilitas.
Kisah Siti sebagai TKW bawa anak majikan membuat geger jagat dunia maya dan viral diTiktok serta YouTube Faisal Soh.
Siti Aisah, seorang TKW bekerja di Taiwan kini memilih pulang ke kampung halaman.
Ia membawa anak majikannya bernama Sha Wang karena adanya ikatan batin selama merawat
Sha Wang yang berusia 26 tahun, sudah diasuh Siti selama enam tahun.
Sejak usia 20, Sha Wang hidup bersama Siti walaupun masih ada orangtua.
Baca juga: Titip ke Tetangga, Motor Vespa PX di Bekasi Malah Dicuri, Rencana Dikirim ke Surabaya Pupus Sudah
Baca juga: Akses Dianggap Erick Thohir Cs Tak Layak, Begini Pembelaan PKS Soal JIS Warisan Anies
Ayah Sha Wang sudah renta untuk merawat anak usia 26 tahun. Sementara kakaknya bak tak peduli.
Sosok Sha Wang harus mendapat penjagaan ketat karena termasuk anak disabilitas.
Karena hal itu Siti berani meminta untuk membawa Sha Wang ke Indonesia.
Tak dipungkiri lagi empati yang dimiliki wanita asal Karawang, Jawa Barat ini cukup berlimpah.
Walaupun punya anak yang harus diurus, Siti tetap mau menerima Sha Wang.
Dari hati kecilnya tertoreh keinginan merawat anak majikannya itu.
Baca juga: Sejarah Jakarta: Gedung Pancasila Berusia Lebih Dua Abad, Bekas Rumah Panglima Perang Belanda
Baca juga: Dishub Harap Pemprov DKI Kembali Lanjutkan Gagasan Bangun Park and Ride di Stasiun Cikarang
Karena hal itu Siti berani meminta untuk membawa Sha Wang ke Indonesia.
Kepada Faisal Soh, Siti menuturkan bahwa ibunda Sha Wang terkesan tak peduli pada anak kandungnya itu.
Bahkan ibu kandung Sha Wang lebih sayang pada anjing peliharannya ketimbang anak kandungnya sendiri.
Dengan segala keterbatasan yang ada, wanita asal Karawang, Jawa Barat itu kini tetap kerja keras untuk merawat Sha Wang.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga obat Sha Wang, Siti harus merogoh kocek Rp3 juta per bulan.
BERITA VIDEO: RASA KEMANUSIAAN ALASAN IMIGRASI TAK DEPORTASI WNA TAIWAN ALAMI DOWN SYNDROME
Satu bulan kamu pengeluaran buat dia berapa sih?" tanya Faisal Soh dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube-nya, Jumat (2/6/2023).
"Rp3 jutaan dah, sama popok, obat, obat kejang, dia kalau enggak konsumsi obat dia down," akui Siti.
"Obat sebulan berapa?" tanya Faisal Soh.
"Kadang Rp1,2 juta, kadang Rp1,3 juta enggak tentu," pungkas Siti.
Baca juga: Hendak Kabur dan Lawan Petugas, Bandar Narkoba Didor Polisi, Barang Bukti 5,3 Kilogram Ganja
Baca juga: KPU Kota Bekasi Temukan 86 Persen dari 846 Bacaleg Tak Memenuhi Syarat
Siti juga memiliki tiga anak untuk dinafkahi
Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, Siti membuka toko kelontong di rumahnya.
Dari penghasilan toko sembako dan jajanan tersebut, Siti mengambil semuanya untuk pengobatan Sha Wang.
"Kakaknya ini buka toko kecil-kecilan di bukan Kota ya di sini. Penghasilannya mungkin ini, harus semua ke dia ya?" tanya Faisal Soh.
"Iya," pungkas Siti.
Posisinya kamu sendiri?" tanya Faisal Soh.
"Ada anak tiga, itu pun dibantu neneknya. Saya aja masih dibantu sama mama," ujar Siti.

Lantaran pendapatan yang dinilainya masih belum cukup, Siti pun kini berencana untuk kembali lagi menjadi TKW di Taiwan.
"Tadinya saya rencananya mau ke Taiwan lagi buat biaya hidup ini (Sha Wang) biar bibi yang jagain dulu. Aku biar sekalian menelusur ke sana, kakaknya (Sha Wang) di mana. Kemarin tanya katanya udah enggak di situ, rumahnya udah enggak ditempati. Kalau dipulangin, berat juga, kasihan," ungkap Siti.
Tapi kalau dia balik ditangani dinas sosial pemerintah Taiwan, mungkin dia bisa dimasukin ke panti jompo dan haknya dia diberikan oleh pemerintah. Cuma sampean?" tanya Faisal Soh.
"Enggak tega, enggak (boleh Sha Wang dibawa ke Taiwan)," ujar Siti sembari menangis.
Terkait kondisi Sha Wang, Faisal yang hafal betul kondisi Taiwan menyebut anak majikan Siti itu harusnya mendapat bantuan dari pemerintahan setempat.
"Anak disabilitas seperti ini semestinya ada bantuan dari pemerintah untuk biaya hidup mereka dan pengobatan mereka, ada subsidi," pungkas Faisal Soh.
"Saudara gue yang di Taiwan itu sudah tua, cacat, dia tergolong kategori cacat berat, sebulan dapat Rp15 juta perbulan dari pemerintah. Nah dia ( Sha Wang) di atas berat, Ji Chong artinya sangat berat, biayanya apakah diberikan kepada dia dari orangtuanya?" tanya Faisal.
"Enggak ada, pertamanya aja datang ke sini. Kan dia harus minum obat, dia kan kejang," kata Siti.
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Karawang
cegah tangkal
WNA asal Taiwan
Siau Huang
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Karawang
Barlian Gunawan
Pemkab Karawang Hadirkan Program Asih Salira, Ajak Warga Gotong-Royong Bersihkan Saluran |
![]() |
---|
Heboh Bendera One Piece, Ketua DPRD Karawang: Bendera Kita Merah Putih, Itu Harga Mati! |
![]() |
---|
Pastikan Bendera Merah Putih Dipasang di Rumah, Bupati Karawang Minta Seluruh ASN Kirim Foto |
![]() |
---|
ASN Karawang Wajib Pasang Bendera Merah Putih di Rumah, Dibuktikan Absensi Swafoto |
![]() |
---|
Terindikasi Jadi TKI Ilegal, Imigrasi Karawang Tolak Ratusan Pemohon Paspor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.