Berita Daerah

Penggerudukan Kapel di Cinere, Setara Institute: Bentuk Intoleransi dan Jangan Main Hakim Sendiri!

meskipun kapel tersebut belum memiliki rekomendasi dari Kementerian Agama (Kemenag) maupun FKUB, tak selayaknya warga main hakim sendiri.

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Dedy
Pixabay.com/TribunJabar.id
Ilustrasi intoleransi --- Penggerudukan yang dilakukan massa ke kantor pelayanan (Kapel) Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bukit Cinere, dinilai sebagai bentuk intoleransi. 

TRIBUNBEKASI.COM, CINERE --- Penggerudukan yang dilakukan massa ke kantor pelayanan (Kapel) Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bukit Cinere, dinilai sebagai bentuk intoleransi.

Bentuk intoleran itu disampaikan Direktur Riset Setara Institute, Halili mengenai penggerudukan massa ke Kapel GBI Bukit Cinere.

"Jangan sampai membiarkan kelompok warga main hakim sendiri, itu yang kami tidak bisa benarkan," kata Halili saat dikonfirmasi mengenai penggerudukan massa ke Kapel GBI Bukit Cinere, Jumat (22/9/2023).

Menurut Halili, meskipun kapel tersebut belum memiliki rekomendasi dari Kementerian Agama (Kemenag) maupun FKUB, tak selayaknya warga main hakim sendiri.

BERITA VIDEO : SETARA INSTITUTE PANDANG PEMKOT CILEGON IRONI, GEREJA DITOLAK, DISKOTEK DIBANGUN

"Tapi apapun yang terjadi pada kapel Depok, sebenarnya sebuah bentuk intoleran, cenderung main hakim sendiri," ujarnya lagi.

Menurut Halili, kapel tak ubahnya musala yang dimiliki umat Islam di Indonesia. Banyak musala juga belum memenuhi syarat normatif.

"Kalau syarat normatifnya (musala) sih mesti diurus juga, tapi kan faktanya tidak. Kalau itu fleksibel untuk musala, saya kira fleksibel juga untuk kapel," ujarnya.

Baca juga: Perizinan Pembangunan Gereja di Lahan Fasos Fasum di Desa Cibatu Diminta Rampung Pekan Depan

Kapel digeruduk massa 

Sebelumnya, sekelompok massa mendatangi kapel atau tempat ibadah Jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Jalan Bukit Cinere Raya, RT 12/RW 03 Gandul, Cinere, Kota Depok, Sabtu (16/9/2023) pagi.

Puluhan massa itu mengenakan pakaian muslim dengan penutup kepala datang ke lokasi diduga melakukan aksi penolakan keberadaan kapel tersebut.

Kapolres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady membenarkan massa mendatangi kapel tersebut untuk melakukan aksi penolakan.

"Tujuannya adalah Kepala LPM Gandul dan beberapa masyarakat yg ikut pengajian subuh menolak adanya Kapel tersebut," kata Fuady saat dikonfirmasi.

BERITA VIDEO : INDAHNYA TOLERANSI BERAGAMA, GEREJA KATEDRAL SUMBANG SAPI KURBAN KE MASJID ISTIQLAL

Meski demikian, Fuady memastikan massa tidak bertindak anarkis dan tidak melakukan aksi penyerangan terhadap jemaat kapel tersebut.

Sumber: Tribun depok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved