Kecelakaan Rombongan SMK Depok

Kedatangan Jasad Guru Suprayogi di Rumah Duka Disambut Isak Tangis Keluarga dan Ratusan Warga

Warga sekitar yang mengenal sosok Suprayogi baik lelaki maupun perempuan tak kuasa menahan tangis saat datangnya jenazah Suprayogi tersebut.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Ichwan Chasani
Warta Kota/Miftahul Munir
Jenazah guru SMK Lingga Kencana, Suprayogi tiba di rumah duka Jalan Parungbingung RT 05/03, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Minggu siang, 12 Mei 2024 sekira pukul 12.07 WIB. 

TRIBUNBEKASI.COM — Jenazah Suprayogi (65), guru SMK Lingga Kencana yang menjadi korban meninggal dalam kecelakaan maut rombongan bus SMK Lingga Kencana, tiba di rumah duka Jalan Parungbingung RT 05/03, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Minggu siang, 12 Mei 2024 sekira pukul 12.07 WIB.

Jenazah Suprayogi dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulance milik Brimob Polda Jawa Barat.

Setelah parkir, pintu bagasi mobil dibuka dan jenazah Suprayogi yang sudah dibungkus kafan serta di dalam keranda terbalut kain hijau diangkat warga ke rumah duka.

Warga sekitar yang mengenal sosok Suprayogi baik lelaki maupun perempuan tak kuasa menahan tangis saat datangnya jenazah Suprayogi tersebut.

Ratusan orang pun mengantar jenazah Suprayogi hingga masuk ke dalam rumah duka.

Di dalam rumah Suprayogi, sudah dipadati warga sekitar, keluarga, siswa dan orang yang kenal dengan sosok guru tersebut.

BERITA VIDEO: BUS LAKA MAUT DI SUBANG MELAJU KENCANG DALAM KONDISI MESIN MATI, 11 ORANG TUTUP USIA

Jumlah pelayat di rumah Suprayogi terbilang lebih banyak dibanding dengan korban meninggal siswa.

Tak sampai 20 menit bersemayam di rumahnya, jenazah Suprayogi langsung dibawa ke Masjid Nurul Muttaqin yang jaraknya sekira 200 meter dari rumah duka.

Ratusan orang ikut salat jenazah Suprayogi di masjid tersebut dan setelah didoakan keranda itu diangkat untuk dimasukkan ke dalam mobil ambulance Brimob.

"Dimakamim di TPU Parungbingung sebelum masjid Kubah Emas," kata ketua RT 05/03, Munadi, Minggu, 12 Mei 2024.

Warga turut mengantar jenazah Suprayogi ke peristirahatan terakhirnya mengendarai sepeda motor maupun mobil.

Baca juga: Perbaiki Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jasa Marga Minta Pengendara Antisipasi Titiknya

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 13 Mei 2024 Besok

Keluarga Suprayogi berada di dalam ambulance termasuk tiga anak-anaknya ikut ke pemakaman.

Sebelumnya, puluhan siswa SMP Islam YKS mendatangi kediaman gurunya Suprayogi untuk melayat di Jalan Parungbingung RT 05/03, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Minggu, 12 Mei 2024.

Siswa dan siswi itu datang secara bergerombolan dan menunggu kedatangan jenazah Suprayogi dari Subang, Jawa Barat.

Sebagai informasi, pria 62 tahun merupakan salah satu korban meninggal dunia kecelakaan bus maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu malam, 11 2024.

Siswa SMP Islam YKS, Yazid Mugni merasa kehilangan sosok guru yang menyenangkan di sekolahnya.

"Orangnya itu baik, kalau ngajar itu sabar. Dia bikin semua muridnya di kelas bahagia," tuturnya, Minggu. 

Kedatangan jenazah Suprayogi itu ditandai dengan  suara sirine ambulans yang meraung-raung. Suara sirine yang bersahut-sahutan tersebut menarik perhatian warga di sekitar rumah duka.
Kalimat tahlil dari para warga dan keluarga yang telah menunggu jenazah tersebut tiba sejak kemarin menghapus suasana mencekam.
Melintasi gang sempit, sejumlah warga dan keluarga pun mengantarkan jenazah tersebut ke rumah duka untuk didoakan.
Tampak anak-anak dan cucu-cucu dari Suprayogi telah menunggu di kediaman.
Perwakilan keluarga mengajak keluarga dan kerabat yabg hadir di rumah duka untuk mengikhlaskan kepergian ayah dari tiga anak dan kakek dari tiga cucu tersebut.
Shalat jenazah Guru Suprayogi - 12 Mei
Keluarga dan jemaah masjid bersiap menyalatkan jenazah Suprayogi, guru korban kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok, di Masjid Nurul Muttaqin Kelurahan Rangkapan Jaya Baru pada Minggu siang, 12 Mei 2024.
Kalimat tahlil, doa-doa, dan bacaan ayat-ayat suci Quran bercampur suara isak tangis para warga dan keluarga anak pertama dari tujuh bersaudara tersebut.
Kalimat tahlil kemudian mengiringi iring-iringan jenazah Suprayogi ke Masjid Jami Nurul Muttaqin.
Di hadapan mimbar, seorang warga kemudian mengungkapkan sosok Suprayogi semasa hidup.
Baginya, Suprayogi adalah sosok yang banyak berjasa bagi masyarakat.
Suprayogi, kata warga itu, semasa hidupnya kerap mengajak masyarakat untuk membuat kegiatan-kegiatan positif baik di bidang kemasyarakatan, olahraga, hingga kesenian.

Baca juga: Warga Siapkan 6 Lubang Pemakaman Korban Kecelakaan Maut Rombongan Bus SMK Lingga Kencana

Baca juga: Istri Guru Korban Laka Maut SMK Lingga Kencana Juga Luka Berat, Hingga Kini Masih Dirawat di Subang

Tokoh masyarakat itu pun mengajak warga untuk memaafkan apabila ada kesalahan maupun menyelesaikan utang piutang Suprayogi semasa hidup kepada keluarga.
"Tapi setahu saya tidak ada (utang) karena semasa beliau hidup, kalau diminta iuran untuk kegiatan keagamaan atau masjid, beliau selalu ikut," kata tokoh tersebut.
Senada dengan tokoh tersebut humas lingkungan RT 05/03 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Arfan, juga mengungkapkan Suprayogi dikenal sebagai warga yang baik.
Ia mengatakan Suprayogi, salah satunya juga dikenal telah banyak berkontribusi dalam memakmurkan masjid Nurul Muttaqin, tempat dia disalatkan.
Arfan mengatakan Suprayogi merupakan salah satu panitia yang turut merenovasi masjid tersebut.
Sebelumnya, kata dia, masjid tersebut masih berupa musala kecil.

Baca juga: Puluhan PPK dan PPS Bermasalah, KPU Karawang Perketat Rekrutmen untuk Pilkada 2024

Baca juga: Ribuan Warga Datangi Botram Disdukcapil di Cabangbungin Bekasi, Ada Apa?

"Sekarang sudah jadi masjid. Awalnya Musala Nurul Muttaqin, sekarang jadi Masjid Nurul Muttaqin. Beliau lah salah satu panitia pembangunan musala itu. Dari musala itu, ya ibarat kata layak pakai, cuma untuk jadi besar itu berkat jasa beliau," kata Arfan.
Selepas disalatkan, jenazah Suprayogi kemudian dibawa untuk dimakamkan ke TPU Islam Parung Bingung yang berjarak sekira 500 meter dari rumahnya.
Hingga Minggu, 12 Mei 2024 pagi tercatat 11 korban tewas akibat kecelakaan bus pariwisata Trans Putera Fajar.
Dari 11 korban tewas itu, lima di antaranya perempuan dan sisanya laki-laki.
Informasi yang dihimpun, di antara mereka yang tewas dalam kecelakaan tersebut termasuk siswa dan juga guru. (Wartakotalive.com/Miftahul Munir; Tribunnews.com/Gita Irawan)
Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved